Showing posts with label Orang kaya. Show all posts
Showing posts with label Orang kaya. Show all posts

Thursday, March 10, 2022

Orang Yang Paling Kaya

Telegram:

https://t.me/menebar_cahayasunnah

Siapakah orang yang paling kaya di dunia saat ini?

“Yang punya perusahaan Microsoft; Bill Gates!” Mungkin inilah jawaban yang terlontar, andaikan salah seorang dari kita dihadapkan pada pertanyaan di atas. Atau bisa jadi jawabannya, “Pemain bola anu!” atau “Artis itu!”

Berbagai jawaban di atas barangkali akan sangat dianggap wajar karena barometer kekayaan di benak kebanyakan orang saat ini diukur dengan kekayaan harta duniawi. Padahal, jika menggunakan barometer syariat, bukan merupakan hal yang mustahil bahwa kita pun amat berpeluang untuk menjadi kandidat orang paling “kaya”!

Orang paling kaya di mata syariat

Orang paling kaya, jika diukur dengan timbangan syariat, adalah: orang yang paling qana'ah.

Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan,

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ

“Kekayaan tidaklah diukur dengan banyaknya harta, namun kekayaan yang hakiki adalah kekayaan hati.” (HR. Bukhari dan Muslim; dari Abu Hurairah)

Kaya hati, atau sering diistilahkan dengan “qana’ah“, artinya adalah ‘nrimo (menerima) dan rela dengan berapa pun yang diberikan oleh Allah Ta’ala.

Berapa pun rezeki yang didapatkan, dia tidak mengeluh. Mendapat rezeki banyak, bersyukur; mendapat rezeki sedikit, bersabar dan tidak mengumpat.

Andaikan kita telah bisa mengamalkan hal di atas, saat itulah kita bisa memiliki kans besar untuk menjadi orang terkaya di dunia. Ujung-ujungnya, keberuntunganlah yang menanti kita, sebagaimana janji Sang Musthafa shallallahu ‘alaihi wa sallam,

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ

“Beruntunglah orang yang berislam, dikaruniai rezeki yang cukup, dan dia dijadikan menerima apa pun yang dikaruniakan Allah (kepadanya).” (HR. Muslim; dari Abdullah bin ‘Amr)

Berdasarkan barometer di atas, bisa jadi orang yang berpenghasilan dua puluh ribu sehari dikategorikan orang kaya, sedangkan orang yang berpenghasilan dua puluh juta sehari dikategorikan orang miskin. Pasalnya, orang pertama merasa cukup dengan uang sedikit yang didapatkannya. Adapun orang kedua, dia terus merasa kurang walaupun uang yang didapatkannya sangat banyak.

Bagaimana mungkin orang yang berpenghasilan dua puluh ribu dianggap berkecukupan, padahal ia harus menafkahi istri dan anak-anaknya?

Ya, selain karena keberkahan yang Allah limpahkan dalam hartanya, juga karena ukuran kecukupan menurut Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sebagai berikut,

مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ، مُعَافًى فِي جَسَدِهِ، عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ، فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا

“Barangsiapa yang melewati harinya dengan perasaan aman dalam rumahnya, sehat badannya, dan memiliki makanan untuk hari itu, maka seakan-akan ia telah memiliki dunia seisinya.” (HR. Tirmidzi; dinilai hasan oleh Al-Albani)

Demikian sejatinya orang yg paling kaya, dan Semoga kita termasuk diantara orang yang paling kaya didunia ini, yaitu orang yang senantiasa dapat bersyukur dan selalu bersikap qana'ah.

Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc., MA.

Monday, March 9, 2020

ORANG KAYA YANG SESUNGGUHNYA

*M A R I B A R A J A .COM*
https://wp.me/pa7ASR-H
*══════ ◎•❀•◎﷽◎•❀•◎ ══════*

*ORANG KAYA YANG SESUNGGUHNYA*


👑 Menjadi orang kaya sejati, sebenarnya tidak ada kaitannya dengan jumlah uang yang kita miliki.
Karena kaya yang sesungguhnya bukanlah kaya harta, tetapi kaya hati.
Rasulullah ﷺ dalam sebuah sabdanya mengatakan :

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ

_“Kaya itu bukanlah dengan banyaknya harta benda. Akan tetapi kaya yang sesungguhnya adalah kaya hati.”_ (HR. Bukhari: 6081)

💖 Oleh sebab itu, barang siapa yang hatinya penuh dengan sifat qana’ah sehingga ia mampu senantiasa bersyukur dan ridha terhadap nikmat Allah, harta dapat membantu dirinya berjalan menuju Allah, melaksanakan ketaatan, maka dialah orang kaya yang sesungguhnya. Rasulullah ﷺ bersabda :

اتَّقِ الْمَحَارِمَ تَكُنْ أَعْبَدَ النَّاسِ ، وَارْضَ بِمَا قَسَمَ اللهُ لَكَ تَكُنْ أَغْنَى النَّاسِ

_“Jauhilah segala sesuatu yang haram maka engkau akan menjadi manusia yang paling ahli ibadah. Dan ridhalah terhadap pembagian Allah untuk dirimu maka engkau akan menjadi manusia yang paling kaya.”_ (HR. Tirmidzi: 2305, ash-Shahihah: 2/637)

💎 Dengan demikian, seberapa besar sifat qana’ah dalam hati maka sebesar itu pula kekayaan yang kita miliki.
Sebaliknya jika sifat qana’ah tidak ada, selalu merasa kurang, harta malah membuat kita tidak mampu bersyukur.
Ibadah berantakan, silaturrahmi putus, semakin hari semakin disibukkan oleh harta hingga lupa siapa dan untuk apa kita diciptakan.

💰 Uang dan segala harta tidak mampu membuat kita mendekat kepada Allah, masjid semakin terasa jauh, menuntut ilmu agama sudah tidak ada lagi dalam kamus perencanaan kita.

🏬🏛🚗
Jika demikan, maka meskipun kita mempunyai harta benda berlimpah, rumah mewah, penghasilan besar, ketahuilah bahwa kita-lah orang miskin yang sebenarnya.
Kitalah yang patut dikasihani.
Karena kita sedang dipasung oleh dunia, tapi kita tidak sadar.

🔍 *Baca juga artikel :*

https://maribaraja.com/cara-agar-senantiasa-mensyukuri-nikmat-allah/

https://maribaraja.com/dunia-tidak-ada-habisnya/

*🔰Semoga bermanfaat.*

Ditulis oleh : _Zahir al-Minangkabawi_
Diterbitkan oleh : _Lajnah Dakwah Yayasan Maribaraja_


*♻Silahkan dishare.*

Telah diberi izin untuk reposting artikel dari maribaraja.com, bukti izin
https://drive.google.com/file/d/16OyibuWvwndnesjY_R5Orp_BcA4q6aG1/view?usp=drivesdk

Hikmah Berqurban