Skip to main content

BIASAKANLAH MENYEBUTKAN DALIL SAAT MENDIDIK ANAK

Syeikh Utsaimin -rahimahullah- mengatakan : 

_Sebaiknya anak-anak diberikan pengetahuan tentang hukum-hukum sesuatu beserta dalil-dalilnya…_

*Misalnya :* 

(•)  ketika kamu mengatakan kepada anakmu : 

*_"Bacalah basmalah saat akan makan, dan bacalah hamdalah saat kamu selesai makan!",_* 

Jika kamu mengatakan itu, maka maksud perintahnya sudah tercapai. 

(●) Tapi bila kamu mengatakan : 

_"Bacalah basmalah saat akan makan, dan bacalah hamdalah saat kamu selesai makan, *KARENA Nabi -Shallallahu 'alaihi wa sallam- menyuruh (kita) agar membaca basmalah sebelum makan, beliau juga mengatakan : 'Sungguh Allah meridhoi seorang hamba yang memakan sesuap makanan dan dia membaca hamdalah karenanya*, dan (seorang hamba) yang meminum seteguk minuman dan dia membaca hamdalah karenanya!"_

☞Jika kamu melakukan hal ini, *kamu akan mendapatkan 2 manfaat :*

●  *Pertama :* 

Kamu membiasakan anakmu untuk mengikuti dalil.

●  *Kedua :* 

Kamu mendidik anakmu untuk mencintai Rasul -Shallallahu 'alaihi wa sallam-, dan bahwa Rasul -Shallallahu 'alaihi wa sallam- adalah _*seorang Imam/pemimpin panutan yang wajib diikuti arahan-arahannya.*_

Dan hakekat ini banyak dilalaikan..

Kebanyakan orang mengarahkan anaknya kepada hukum-hukumnya saja, namun dia tidak mengaitkan arahan itu dengan *sumbernya*, _yaitu: Alkitab dan Assunnah._

📚  *[Kitab: Al-Qoulul Mufid ala Kitabit Tauhid: 2/423].*

----------

Ada *MANFAAT KETIGA* yang bisa ditambahkan di sini : 

bahwa *ORANG TUA JUGA AKAN BELAJAR* mengetahui dalil-dalil tersebut, dan menyampaikannya kepada anaknya.. 
Sehingga akan berkumpul banyak dalil padanya dan dia dapat menghapalnya dengan  mudah karena dibarengi dengan praktek, _wallahu a'lam_



🖊  👤  *Penulis :* Ustadz Dr. Musyaffa' ad Dariny Lc, M.A.
_Dewan Pembina Yayasan Risalah Islam_

*Oleh : Mutiara Risalah Islam*

>>>>>💠💠<<<<<

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك...

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an...

Lailatul Qodar

Pengertian Lailatul qodar adalah malam kemuliaan yang hanya terdapat pada bulan ramadhan. Keutamaan Lailatul qodar , Allaah telah menerangkan dalam QS. Al-Qadr ayat 1-5 yang artinya : "Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam Qadr. Dan tahukah kamu apa malam kemuliaan itu?. Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar." Waktu / malam Lailatul Qadr berada diantara sepuluh malam terakhir pada bulan ramadhan, dan lebih khusua lagi pada malam-malam yang ganjil. Rasulullaah bersabda, yang artinya : " Carilah Lailatul Qadr pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan." ( HR. Bukhari dan Muslim) Oleh sebab itu pada malam-malam itu kita di anjurkan untuk memperbanyak amal soleh. Tanda-tanda Lailatul Qadr : 1. Pada malam lailatul qadr terasa sejuk, tidak panas, dan tidak dingin. Riwayat dari Jabir bi...