Jangan terlalu bahagia hingga lupa diri ketika kita telah mendapatkan hidayah untuk menjadi seorang muslim dan mukmin, karena itu saja belum dapat menyelamatkan dan mengantarkan kita ke surga Allah.
Siapa yang menjamin bahwa kita akan tetap istiqamah berada di atas ketaatan sampai meninggal dunia?! Tidak ada.
Padahal penentu itu justru ada pada akhirnya.
Sebuah hadits yang patut kita renungi, dari Sahal bin Sa’d radhiyallahu anhu, ia menceritakan :
_Ada seorang laki-laki Muslim yang gagah berani dalam peperangan ikut serta bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memperhatikan orang itu dan berujar; “Barangsiapa ingin melihat lelaki penghuni neraka, silakan lihat orang ini.” Seorang sahabat akhirnya menguntitnya, dan rupanya lelaki tersebut merupakan orang yang paling ganas terhadap orang-orang musyrik. Hingga akhirnya lelaki tersebut terluka dan dia ingin segera dijemput kematian sebelum waktunya, maka ia ambil ujung pedangnya dan ia letakkan di dadanya kemudian ia hunjamkan hingga tembus diantara kedua bahunya. Sahabat yang menguntit lelaki tersebut pun langsung bergegas menemui Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berujar; ‘Aku bersaksi bahwa engkau utusan Allah.’ ‘Apa itu? ‘ Tanya Nabi. Sahabat itu menjawab; ‘Engkau tadi berkata; ‘Siapa yang ingin melihat penghuni neraka, silakan lihat orang ini,’ Dia merupakan orang yang paling pemberani diantara kami, kaum Muslimin. Lalu aku tahu, ternyata dia mati tidak diatas keislaman, sebab dikala ia mendapat luka, ia tak sabar menanti kematian, lalu bunuh diri.’ Seketika itu pula Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sungguh ada seorang hamba yang melakukan amalan-amalan penghuni neraka, namun berakhir menjadi penghuni surga, dan ada seorang hamba yang mengamalkan amalan-amalan penghuni surga, namun berakhir menjadi penghuni neraka, sungguh amalan itu ditentukan dengan penutupnya.”_ (HR. Bukhari: 6607)
💡Keistiqamahan, itulah hal yang harus kita miliki setelah hidayah Islam dan iman.
Agar kita bisa menutup hidup ini dengan istiqamah di atas ketaatan kepada Allah.
Inilah wasiat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Dari Sufyan bin Abdullah ats-Tsaqafi dia berkata :
قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قُلْ لِي فِي الْإِسْلَامِ قَوْلًا لَا أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا بَعْدَكَ وَفِي حَدِيثِ أَبِي أُسَامَةَ غَيْرَكَ قَالَ قُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ فَاسْتَقِمْ
_Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, katakanlah kepadaku dalam Islam suatu perkataan yang tidak aku tanyakan kepada seorang pun setelahmu -dan dalam riwayat hadits Abu Usamah- selainmu.’ Beliau menjawab : ‘Katakanlah, ‘aku beriman kepada Allah’ lalu beristiqamahlah.”_ (HR. Muslim: 38)
🏷Sampai kematian itu menjelang maka seorang Muslim tidak boleh lengah sedikit pun, jangan ada kata istirahat dari ketaatan. Sebab istirahat yang sesungguhnya itu hanyalah ketika kita berhasil menginjakkan kaki di surga Allah.
Karenanya, ketika Imam Ahmad rahimahullah ditanya, “Kapan seorang hamba mendapatkan lezatannya istirahat?”
Beliau menjawab :
عِنْدَ أَوَّلِ قَدَمٍ يَضَعُهَا فِي الْجَنَّةِ
_“Ketika langkah pertama yang ia cecahkan di surga.”_ (Al-Maqshad Al-Arsyad: 2/398 dinukil dari: Sual Al-Imam Ahmad Mata Yajidu al-‘Abdu Tha’ma ar-Rahah)
🤲Oleh sebab itu, berusaha keraslah untuk istiqamah di atas Islam dan iman.
Jangan pernah merasa aman dari ketergelinciran.
Lakukanlah kiat-kiat istiqamah yang telah dirangkumkan oleh para ulama. Mudah-mudahan Allah memberikan kita husnul khatimah, dan memberikan anugerah kepada kita untuk dapat menginjakkan kaki di surga-Nya.
Aamiin
Baca juga : Kiat Istiqamah
https://maribaraja.com/lima-kiat-istiqamah-dalam-hijrah-khutbah-jumat/
*🔰Semoga bermanfaat.*
Ditulis oleh : _Zahir al-Minangkabawi_
Diterbitkan oleh : _Lajnah Dakwah Yayasan Maribaraja_
Telah diberi izin untuk reposting artikel dari maribaraja.com, bukti izin
https://drive.google.com/file/d/16OyibuWvwndnesjY_R5Orp_BcA4q6aG1/view?usp=drivesdk
*♻Silahkan dishare.*
Comments
Post a Comment
Selalu Berkomentar yang Baik sebab Semua akan dimintai Pertanggung Jawaban di Akhirat Kelak.