Skip to main content

BILA SERING DIGANGGU JIN


بسم الله الرحمن الرحيم 

🏷 Pertanyaan :

Saya memiliki teman yang mau menikah dengan seorang Akhwat dan juga sudah kenal Sunnah. Hanya saja dahulu orang tuanya pernah melakukan perjanjian dengan jin dan sekarang sering mengganggu Akhwatnya dan menghalanginya untuk menikah. Jin itu meminta agar Akhwat dan teman saya menyembelih ayam dan datang ke kuburan kalau mau, agar supaya tidak diganggu lagi. Kalau tidak katanya Akhwat tersebut akan jadi tumbal. 
Dan baru-baru ini keluarga Akhwat sudah menyembelih ayam, tapi jin itu juga meminta agar Akhwat dan teman saya juga melakukannya.. 

Jawab :

Ini jin diikuti, dari ucapannya.!! Jin itu kalau dia ada dibacakan ayat kursi aja kabur terbirit-birit. 
Tidak usah dipedulikan ucapannya terlalu banyak.. 
Ini saya sering katakan bahwa kalau ada yang diganggu jin, dia banyak bicara dengan jin, konsultasi nanti hasilnya seperti ini..! 

Jin itu, kalau seseorang diruqyah jinnya bicara biarkan saja dia bicara. Ngomel sana sini biarkan saja, bacakan terus Al-Qur'an. 
Mau dia menganggap dirinya mati, mampus sebagainya itu urusan dia. Jelas ya..,.! Dia bicara bacakan saja Al-Qur'an, suruh dia taubat, masuk Islam, keluar. 
Sudah begitu saja, ringkas...! 

Jangan dia diajak diskusi! Kamu siapa,..! Dari mana...! Dimana kamu tinggal...! Kenapa kamu mengganggu...! Kayak wartawan saja. 
Ini dari kesalahan-kesalahan dalam meruqyah.

Saya pernah dengar sudah lama ya, sudah belasan tahun. 
Ada seorang Ustadz dia mengajar Sunnah juga. Sering diskusi dengan jin, ada rekamannya. 
Disela-sela pembicaraannya itu dia tidak sadar jatuh didalam kesyirikan, dia tidak sadar jatuh didalam kesyirikan. 
Itu diantara bentuk apa, BAHAYA..! Karena itu, jangan buka pintu kejelekan untuk diri sendiri. 

Kalau sudah belajar Sunnah, orang belajar Sunnah itu tidak memperhatikan hal-hal yang seperti ini lagi. Kalau ada gangguan jin, dia sabar saja, dia ruqyah terus sampai selesai. 
Tawakkal kepada Allah, 
in syaa Allah akan baik urusannya. 


👤 Dijawabkan oleh :
*Al Ustadz Dzulqarnain M Sunusi hafizhahullah ta'ala*

Simak penjelasannya di Channel 
https://youtu.be/2qEpBHMEzSs


➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
📫 https://telegram.me/markazarrisalahkendari
📬 https://www.instagram.com/p/BW4v5NVD-nL/

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.