"Ya Rabb, izinkanlah aku melihat bagaimana keadilan-Mu bekerja," pinta Nabi Musa.
"Hai Musa, engkau tak akan punya kesabaran untuk melihat keadilan-Ku," firman Allah kepadanya.
"Aku akan berusaha untuk bersabar,"
"Jika demikian, datanglah engkau pada sebuah mata air, dan perhatikan saja apa yang terjadi di sana."
Maka sesuai perintah Allah, pergilah Nabi Musa ke mata air yang ditunjuk dan ia mengamati dari kejauhan. Kemudian datang seorang penunggang kuda dan kantong uangnya terjatuh di sekitar mata air.
Lalu datang lagi seorang anak kecil, melihat kantong uang tergeletak di sana, anak itu lantas mengambilnya.
Berikutnya datang seorang lelaki buta ke tempat tersebut, dan secara kebetulan penunggang kuda yang tadi kembali pada waktu yang sama. Tentu saja ia menuduh bahwa lelaki buta itu yang mengambil kantong uangnya. Maka lelaki buta dibunuh olehnya.
Kini tertinggal Nabi Musa yang terheran-heran menyaksikan semua kejadian itu. Maka Allah mengutus malaikat Jibril untuk menerangkan segalanya.
Bahwa dahulu si penunggang kuda ternyata memiliki utang kepada ayahnya si anak, maka Allah mengatur agar kantung uangnya berpindah ke tangan anak itu dengan jumlah yang tepat sesuai utangnya.
Bahwa dahulu ayah si anak itu ternyata pernah dizalimi oleh lelaki buta hingga meninggal dunia. Maka Allah mengatur agar lelaki buta itu kemudian berakhir hidupnya seperti perbuatannya sendiri. Inilah keadilan Allah.
Sepenggal fragmen dalam kehidupan Nabi Musa di atas menerangkan pada kita bahwa keadilan Allah pasti berlaku di muka bumi ini, dengan waktu yang paling tepat di sisi-Nya. Oleh karena itu bersikaplah baik selalu pada semua orang. Hindari perbuatan zalim.
وَأَقْسِطُواْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ
"Dan berlakulah adil. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil."
(Surat Al-Hujurat: 9)
Perhatikan bagaimana rezim Fir'aun yang kekuasaannya sangat kuat, dan rakyat jelata dibuatnya begitu lemah. Atas kehendak Allah, rakyat tak berdaya di bawah pimpinan Nabi Musa kemudian diizinkan mampu membuat Fir'aun dan bala tentaranya tenggelam tak berkutik.
Padahal yang dilakukan Nabi Musa hanya menghunuskan tongkat ke tanah. Bagaimana bisa? Karena sesungguhnya keadilan Allah sedang bekerja. Ada saatnya yang kuat menjadi lemah, dan sebaliknya.
Hal ini adalah bukti bahwa Allah Maha Adil. Jadi, tak perlu khawatir dengan perbuatan orang lain kepada kita. Kezaliman, kecurangan, dan lain-lain, semua akan berjalan mengikuti kehendak-Nya.
Janganlah pula ragu. Bila saat ini kita merasa tidak memperoleh keadilan, sesungguhnya yang kita perlukan hanya kesabaran. Akan datang saatnya Allah membalas setiap manusia dengan seadil-adilnya.
Comments
Post a Comment
Selalu Berkomentar yang Baik sebab Semua akan dimintai Pertanggung Jawaban di Akhirat Kelak.