Skip to main content

GOLONGAN MANAKAH ANDA ???

*KEHIDUPAN MANAKAH YANG ANDA PIKIRKAN?*
________✒


Pagi pada hari (Selasa, 27/5/2014)
Secara tidak sengaja, kulihat dosen pembimbing tesisku dulu
kulihat dia sudah terlihat sangat tua, tidak ada satupun rambut hitam di wajahnya, jalannya sudah sedikit sempoyongan

Dia bawa amplop lebar yang berisikan kertas, ingin sekali aku membantu beliau untuk membawanya, tapi aku urungkan, karena aku yakin beliau akan menolak tawaranku. 

Bersamaan dengan itu, terbesit dalam pikiranku bahwa nanti aku juga akan seperti dia

Bila Allah memanjangkan umurku, aku akan menjadi tua, renta, kriput, sempoyongan, tidak bisa melakukan banyak hal yang ada dipikiranku. 

▶  *Mungkin sebagian orang berpikir*
Kalau begitu aku akan gunakan waktu yang ada sebaik-baiknya untuk *MENCARI SELURUH KENIKMATAN DUNIA* dan mencicipinya sebelum tuaku, karena hidup ini hanya sekali. 

▶ *Dan mungkin sebagian lain berpikir* 
Akan kugunakan waktuku sebaik-baiknya untuk *MENCARI BEKAL DI KEHIDUPAN SETELAHNYA* yang kekal selamanya. 

Dan tidak akan kulewatkan setiap detik hidupku untuk beramal dan berdzikir, karena di dunia hanya sementara, semua akan sirna, yang akan kekal adalah _pahala amalan kita._

●) *Perhatikanlah dua orang ini*
keduanya sadar akan berharganya sebuah waktu, tapi yang satu menggunakannya untuk meraih dunia, sedangkan yang lain menggunakannya untuk meraih kehidupan akherat.

*GOLONGAN MANAKAH ANDA?*

Jangan lupa pula Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

_“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara :_ 

_(1) Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu_

_(2) waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,_ 

_(3) masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,_

_(4) masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,_ 

_(5) hidupmu sebelum datang kematianmu.”_ 

📚 *(HR. Al-Hakim dalam al-Mustadrak nya. Syaikh al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih dalam Shahih at-Targhib wa at-Tarhib, no.3355)*




🖊  Ustadz Musyaffa' ad Dariny Lc, M.A.
_Dewan Pembina Yayasan Risalah Islam_

*Oleh : Mutiara Risalah Islam*

>>>>>>>>🌺🌺<<<<<<<<

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.