Skip to main content

JENJANG KESABARAN

▪Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah;

Aku mendengar Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata :

• كان صبر يوسف عن مطاوعة امرأة العزيز، أكمل من صبره على إلقاء إخوته له في الجب، وبيعه، وتفريقهم بينه وبين أبيه .

 فإن هذه أمور جرت عليه بغير اختياره،ليس للعبد فيها حيلة غير الصبر, وأما صبره عن المعصية فصبر اختيار ورضا ومحاربة للنفس ...!

Kesabaran Yusuf dikala dibujuk oleh istri bendahara Mesir adalah kesabaran yang lebih sempurna daripada kesabarannya terhadap perbuatan saudaranya ketika membuang ia ke sumur, dan ketika ia di jual, dan ketika saudaranya memisahkan antara ia dan bapaknya,

Karena seluruh perkara ini terjadi tanpa ada sisi pilihan darinya, yaitu tidak ada keluasan bagi seorang hamba kecuali harus sabar, 

Adapun sabarnya terhadap maksiat, maka ia bersifat pilihan, keridhaan, dan perang dengan jiwa...
___
📕 Madarijus Salikin (2/152).

⏩ Penjelasan :

Ketika seorang ditimpa ujian berupa musibah maka itu adalah ketentuan dari Allah yang tidak bisa tertolak, artinya jika ia bersabar maka musibah itu telah tertimpa padanya, jika ia tidak bersabarpun maka musibah itu juga sudah tertimpa padanya, maka tentu lebih mudah baginya bersabar.
Contoh; Seandainya Nabi Yusuf tidak bersabar maka dia memang telah di buang di sumur, seandainya ia bersabar maka tetap pula ia telah di buang disumur, maka lebih baik baginya bersabar.

Berbeda dengan kesabaran terhadap maksiat, maka bentuknya adalah pilihan, contoh;

Nabi Yusuf dibujuk istri bendahara Mesir, ia diberikan pilihan, seandainya ia tidak bersabar maka ia akan dapatkan (kenikmatan sementara) namun terjerumus dalam dosa, seandainya ia bersabar maka ia tidak akan dapatkan (kenikmatan sementara itu), nah, tentu hal seperti ini lebih berat dilakukan, maka kesabaran dalam bentuk ini lebih sempurna.
Wallahu a'lam.
=========================
✍ Ustadz Fauzan Abu Muhammad Al Kutawy Hafizhahullah
┅┅══✿❀🌕❀✿══┅┅


_____

______
📱 Silsilah Durus Linnisa' 📚

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.