Skip to main content

JIN AHLUS SUNNAH PUN MEMBENCI AHLI BID'AH

 JIN JUGA ADA YANG  BERAQIDAH

Al-'Allamah Al-Muhaddits Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i rahimahullah berkata dalam nasehat beliau kepada Ahlus Sunnah dari kalangan jin : 

“Di antara mereka ada yang kafir, jahat, dan rusak, ada yang bodoh, ada yang Ahlus Sunnah, ada yang Syi’ah, dan juga ada yang Shufi. Seorang jin pernah datang kepada Al-A’masy (TABI'IN) rahimahullah maka beliau mengizinkannya untuk makan. Kemudian Al-A’masy bertanya kepada jin tersebut : “Apakah di kalangan kalian ada yang ikut kelompok-kelompok sesat yang ada ini?” Maksud beliau adalah para pengekor hawa nafsu. Jin tersebut menjawab : “Ya, dan kami jumpai yang terburuk dari mereka adalah Rafidhah (-Syi'ah-) ”

Al-Imam Ibnu Baththah Al-Akbury (Wafat 387 H) rahimahullah menyebutkan dalam Al-Ibaanah Al-Kubraa (VI/118) dengan membawakan sanadnya dari Harun bin Abdillah As-Simsar rahimahullah, dia bercerita :

“Ahmad bin Nashr bin Hamzah Al-Khuza’iy rahimahullah yang beliau terbunuh (pada bulan Sya’ban tahun 231 H, lihat: Siyar A’laamin Nubalaa' X/312 dan XI/168 –pent) karena membela aqidah bahwa Al-Qur'an adalah Kalam Allah, beliau melewati toko saya di daerah Baabut Thaaq pada tengah hari. Lalu beliau duduk untuk beristirahat. Tiba-tiba ada seorang laki-laki kesurupan. Maka beliau pun bangkit lalu menutup kepala orang itu untuk beliau ruqyah. Tiba-tiba ada seorang jin wanita berbicara melalui suara orang yang kesurupan itu : “Wahai Abu Abdillah, biarkan aku, karena orang ini mengatakan bahwa Al-Qur'an adalah makhluk!” Maka beliau pun menjawab : “Cekiklah dia wahai Sunniyyah (Wanita Jin Ahlus Sunnah), cekiklah dia wahai Sunniyyah!. Kisah ini juga dikeluarkan oleh Al-Imam Adz-Dzahaby rahimahullah di dalam Al-Mu’jam Al-Kabir hal. 415 dengan sanadnya yang sampai kepada Ahmad bin Nashr, beliau berkata : “Saya pernah melewati seorang laki-laki yang kesurupan, maka saya mendatanginya untuk meruqyahnya. Tiba-tiba dari mulutnya keluar suara : “Biarkanlah aku membunuhnya, karena orang ini mengatakan bahwa Al-Qur'an adalah makhluk!” Setelah itu Al-Imam Adz-Dzahaby mengomentari : “Sanad ini tsabit (shahih).”

Samahatusy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah pernah ditanya : “Dalam kitab Thabaqaat Al-Hanaabilah pada biografi Ahmad bin Nashr Al-Khuza’iy disebutkan bahwa beliau melewati pasar dan di sana ada seorang laki-laki yang kesurupan jin. Lalu beliau pun meruqyahnya, namun tiba-tiba ada seorang jin wanita berkata : *“Wahai Imam, jangan membaca Al-Qur'an karena saya tidak akan keluar, karena orang ini mengatakan bahwa Al-Qur'an adalah makhluk, kalau dia bertaubat maka saya akan keluar!”Pertanyaannya wahai Syaikh...

Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz menyela : 

“Siapa yang mengatakan demikian tadi?”

Penanya : 

“Seorang jin wanita yang mengatakannya.”

Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz : 

“Jin wanita tersebut adalah seorang Ahlus Sunnah.”

Beliau tersenyum dan tertawa diikuti oleh hadirin.

Penanya : 

“Semoga Allah membalasnya dengan kebaikan. Pertanyaannya wahai Syaikh, seandainya seseorang diketahui suka melakukan kerusakan dan dipastikan dia kesurupan setelah diruqyah, apakah dia ditinggalkan saja tanpa diruqyah?”

Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz : “Tidak boleh, dia tidak boleh dibiarkan tanpa diruqyah, tetapi didakwahi.

Asy-Syaikh Ibnu Jibrin rahimahullah menyela : “Mudah-mudahan dia bertaubat.”

Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz : “Mudah-mudahan dia bertaubat. Ahmad bin Nashr dibunuh oleh Al-Watsiq (Harun bin Muhammad bin Harun Ar-Rasyid) pada fitnah ketika muncul keyakinan yang menyatakan bahwa Al-Qur'an adalah makhluk. Dan setelah membunuh beliau, Al-Watsiq tidak pernah merasa tenang lagi hidupnya, tidak pernah merasa tenang lagi hidupnya.

(Al-Watsiq meninggal sekitar 16 bulan setelah membunuh Ahmad bin Nashar, yaitu pada 23 atau 24 Dzul Hijjah 232 H, lihat: Siyar A’laamin Nubalaa' X/314 –pent). Kita memohon keselamatan kepada Allah.”

(Dari kaset yang berjudul “Silsilah Liqaa' ma’a Ikhwah Fillah” kaset ke-4 side B di bagian awal)

(Semoga Bermanfaat! Baarakallahu fiykum)

SELALU SEMANGAT & OPTIMIS DI ATAS SUNNAH !

 📚Sumber artikel :

حتى الجن من أهل السنة هم يبغضون أهل البدع - المنبر الإسلامي

حتى الجن من أهل السنة هم يبغضون أهل البدع - شارك فى المنبر الإسلامي: الحمد لله والصلاة...

*-Sebarkan FAiDaH*

      *-Niatkan IbadaH*

             *-Raihlah Jannah*

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.