Skip to main content

Pengertian Ibadah dan Jenisnya

Pengertian ibadah adalah segala ucapan atau perbuatan, baik lahir maupun batin yang dicintai dan diridhai Allaah.Jenis ibadah meliputi : ibadah hati, lisan, dan anggota badan. Rasa takut (khauf), mengharap, cinta, dan ketergantungan (tawakal), termasuk ibadah qalbiyah (ibadah hati). Membaca Al Qur'an, berdzikir, dan berkata jujur termasuk ibadah lisaniyah (ibadah lisan). Sedangkan shalat, zakat, haji, dan jihad adalah ibadah badaniyah qalbiyah (badan dan hati). Dan masih banyak lagi jenis ibadah yang berkaitan dengan hati, lisan, dan badan. Ibadahlah yang menjadi tujuan penciptaan manusia.

Allaah berfirman dalam QS Adz-Dzariyat : 56 yang artinya :

" Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku"

Pada ayat tersebut Allaah memberitahukan bahwa hikmah penciptaan jin dan manusia adalah agar mereka melaksanakan ibadah kepada Allaah. Ibadah tersebut untuk kepentingan manusia itu sendiri. Allaah maha kaya, tidak membutuhkan ibadan mereka, namun Allaah membalas amal ibadah mereka dengan pahala dan kebaiakan didunia dan akhirat. Ibadah merupakan kebutuhan manusia, sebab hidup dan mati manusia tergantung kepada Allaah. Manusia menyembah Allaah sesuai dengan aturan(syariat) Allaah. Siapa yang menolak beribadah kepada Allaah, berarti dia sombong. Siapa yang menyembah Allaah sudah seharusnyalah menaati syari'at Allaah. Ibadah hanya ditujukan kepada Allaah dan harus sesuai dengan aturan/syariat-Nya.

Macam-macam Ibadah :

1. Ibadah Lisan

Seperti dzikir, tasbih, tahlil, dan membaca Al Qur'an. Dzikir adalah mengingat Allaah. Tasbih adalah mengucapkan SubkhanAllaah. Tahlil adalah mengucapkan Laa ilaah illallaah.

2. Ibadah anggota badan

Seperti : shalat,zakat,puasa,haji,jihad, amar ma'ruf nahi mungkar, berbuat baik kepada keluarga, anak yatim, orang miskin, dan berbuat baik kepada orang yang sedang bepergian. Untuk macam-macam ibadah tersebut kalian bisa mengetahui penjelasannya dalam pelajaran fiqih dan Al-Adab Al-Islam.

3. Ibadah hati

Seperti : cinta kepada Allaah dan Rasul-Nya, takut kepada Allaah, bertobat, ikhlas, sabar terhadap hukum-Nya, ridha dengan ketetapan-Nya, tawakal (ketergantungan), mengharap nikmat, dan takut dari siksa-Nya. Ibadah mencakup seluruh tingkat laku seorang mukmin yang dicintai dan di ridhai oleh Allaah. Bahkan, berbagai kebiasaan yang kita lakukan seperti tidur, makan, minum, jual-beli, bekerja mencari nafkah, menikah, dan sebagainya, jika dilaksanakan dengan niat ikhlas dan untuk memperlancar ibadah kepada Allaah, maka akan bernilai ibadah dan berhak mendapat pahala.

Semoga bermanfaat

Baca juga Kajian Terbaru kami  Disini


Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.