Skip to main content

PRINSIP PERSATUAN KAUM MUSLIMIN

Persatuan kaum Muslimin adalah perkara yang sangat dibutuhkan di tengah-tengah banyaknya golongan-golongan di dalam ummat Muhammad.

Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memberikan solusi bagi perpecahan yang terjadi di tengah ummat ini, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an :

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

"Dan berpegang teguhlah kamu semuanya dengan tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepada kalian, ketika kalian dahulu bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hati kalian, lalu menjadilah kalian orang-orang yang bersaudara  karena nikmat Allah; padahal kalian telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kalian dari neraka. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk" (QS. Ali Imran: 103)

PENJELASAN AYAT :

1. Allah memerintahkan kita untuk berpegang teguh dengan tali Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan tali Allah adalah Al-Qur'an dan Hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Siapa yang berpegang teguh dengan 

Al-Qur'an dan Hadits Rasulullah, maka orang tersebut akan selamat dari perpecahan.

2. Perpecahan terjadi ketika seseorang meninggalkan Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Orang yang meninggalkan Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam akan terseret ke tepi jurang neraka, dia akan masuk ke dalamnya jika ia tetap enggan tidak mau mengikuti dan berpegang teguh dengan syariat Allah Subhanahu wa Ta'ala.

3. Ayat ini menjelaskan betapa berpegangan teguh dengan syariat Allah akan memunculkan persatuan, persaudaraan, saling mencintai, saling nasehat-menasehati, dan saling menjaga di antara kaum Muslimin.

4. Inilah rahasia persatuan kaum Muslimin, sebagaimana Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah mempersatukan suku Aus dan suku Khazraj yang ada di Madinah dimana mereka telah berperang selama tiga ratusan tahun. Dan dengan ketaatan mereka kepada Rasulullah dan berpegangnya mereka dengan Al-Qur'an maka Allah Subhanahu wa Ta'ala mempersatukan hati mereka serta menjadikan mereka bersaudara.



Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.