Skip to main content

KISAH WANITA YANG MATANYA BERKAH, TANGANNYA BERKAH,HATINYA BERKAH

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Al-Habib Ahmad bin Hasan Al-Attos :

Sebagian Wanita Itu, Kadang-Kadang Matanya Berkah, Tangannya Berkah, Hatinya Berkah...

Ada kisah menarik yang pernah disampaikan Salaf kita terdahulu berkaitan dengan soal "Barokah".

Diceritakan dahulu ada seorang wanita yang disuruh memilih antara gandum dan harta... 

Kemudian wanita itu pun mengatakan, "Saya lebih memilih gandum ini ketimbang harta.."

Maka wanita tersebut memilih gandum itu, lalu mengambilnya dan menjadikannya sebagai adonan roti.

Ketika adonan roti itu telah menjadi roti yang siap dimakan,

Maka wanita itu pun membagikannya kepada suaminya, anaknya dan tentu untuk dirinya sendiri.

Setelah roti itu dibagikan kepada keluarganya, ternyata roti itu masih tersisa.

Maka wanita itu membagikannya lagi kepada tetangga sekitar rumahnya.

Namun, roti itu masih juga tersisa.

Lalu wanita itu pun membagi-bagikan roti tersebut kepada seluruh orang yang ada di kampungnya hingga mereka semua kenyang dengan roti tersebut.

Qul, "Masya Allah" 

Disini Al-Habib Ahmad bin Hasan Al-Attos mengomentari terkait kisah di atas... 

Beliau mengatakan: 

"Sebagian wanita itu kadang-kadang matanya berkah, tangannya berkah, hatinya berkah... 

Tetapi sebagian wanita juga ada matanya tajam (berbahaya), tangannya kecil (tidak mau berbagi kepada orang lain atau pelit).."

Dari kisah ini paling tidak ada dua faedah yang bisa kita petik hikmahnya :

1. Keberkahan itu tidak ternilai harganya.. 

Bahkan sejatinya keberkahan tidak bisa disejajarkan dengan harta sekalipun.

Terkadang kita sering mendengar orang mengatakan, "yang penting barokah"

Artinya, meskipun sedikit tapi hal itu bisa mencukupi.

Dan inilah pula ciri-ciri barokah, yakni dari yang sedikit tapi bisa mencukupi semua...

2. Dalam diri wanita itu banyak tersimpan barokah.

Tetapi banyak pula tersimpan fitnah atau aib.

Seperti mata dan tangan, apabila kedua hal tersebut digunakan dengan tujuan yang baik, maka mata dan tangan wanita menjadi barokah.

Tetapi juga sebaliknya, apabila tidak digunakan dengan baik, maka barokah pun hilang.

Justru menjadi aib dan fitnah

Astagfirullah..

Semoga bermanfaat.

Baca Juga : Artikel Terbaru Kami Disini

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.