Friday, July 2, 2021

Perawan Tua

AMBIL SEMUA IJAZAHKU INI, BERI AKU SEORANG SUAMI

Mengejar karier "berandil" besar menjadikan banyak wanita perawan tua. 

Sebuah Survei yang dilakukan oleh surat kabar Arab Saudi, al-Bilad, terhadap 200 orang perawat perempuan. Hasilnya, 62% berstatus perawan tua.

Padahal jika para wanita itu jujur niscaya mereka akan membenarkan ucapan orang yang mengatakan bahwa kebahagiaan seorang wanita itu adalah saat ia berhasil membina rumah tangga. Menjadi istri terbaik bagi suaminya serta ibu yang dicintai oleh anak-anaknya.

Salah seorang staf pengajar perempuan di salah satu perguruan tinggi berpesan kepada para mahasiswinya seusai menyampaikan materi kuliah:

“Inilah aku, perempuan umur empat puluh tahun. 

Di usia seperti ini, aku telah meraih titel dan puncak kesuksesan. 

Tahun demi tahun, usiaku terus bertambah. 

Masyarakat melihatku sebagai orang sukses, karena dapat menggapai karier yang cemerlang. 

Tetapi, apakah aku merasakan kebahagiaan setelah mendapatkan semuanya? 

Sama sekali tidak. 

Tugas utama perempuan sesungguhnya adalah menikah dan membentuk sebuah keluarga. Kerja keras apalagi yang harus dilakukannya setelah itu apabila hasilnya sama sekali tidak bermanfaat bagi kehidupan pribadinya.”

Sebagian kaum perempuan menzalimi diri mereka sendiri dengan menghalangi dirinya untuk menikah dengan alasan studi atau karier. 

Ketika orang tuanya berusaha mencukupinya untuk menikah, ia malah menolak dan lebih memilih untuk menyelesaikan studinya.

Seiring berlalunya waktu, ia tidak menyadari bahwa dirinya telah “Ketinggalan kereta”. 

Para lelaki yang berhasrat meminangnya pun sudah tidak berkenan lagi dan berpaling kepada yang lain. Akhirnya, tinggallah dia sebagai seorang yang terkukung di rumah orang tuanya.

Setelah itu, silahkan ia banggakan ijazahnya yang tidak bisa menghadirkan seorang bocah pun untuknya. Anak yang bisa mengisi hatinya dengan keceriaan dan kebahagiaan ketika ia mendengarnya memanggil-manggil: “Ibu! Ibu!”

Betapa banyak perempuan yang menyesal karenanya.

Sampai-sampai, salah seorang dokter perempuan berkata: 

“Ambil semua ijazahku ini dan beri aku seorang suami!” (Disarikan dari Zhulmul Mar’ah karya Muhammad bin Abdullah al-Habdan, diterjemahkan dengan judul Melawan Kezholiman Terhadap Wanita)

Oleh karenanya, mari mengubah cara pandang itu. 

Jangan sampai hanyut dalam arus pemikiran-pemikiran yang seolah air segar tapi hakikatnya adalah racun yang mematikan. 

Jangan terpengaruh dengan pandangan orang, karena kita tidak hidup untuk mereka. 

Apa gunanya karier yang tinggi sedangkan kita tidak mendapati kebahagian dalam diri kita sendiri.

Ingatlah bahwa kita hidup untuk mencari kebahagiaan diri, baik kebahagiaan dunia maupun kebahagian akhirat. 

Bukan mencari decak kagum manusia. 

Tidak ada salahnya kita merenungkan kembali sebuah nasehat lama: 

“Kita tidak perlu menggapai seluruh catatan hebat menurut manusia sedunia. Kita hanya perlu merengkuh rasa damai dalam hati kita sendiri.”

Seorang wanita akan merasa sempurna jika telah menjadi istri. 

Seorang istri akan merasa sempurna jika ia telah menjadi seorang ibu. 

Dan seorang ibu akan merasa lebih bahagia jika ia dapat melayani suaminya, merawat, mendidik serta melihat tumbuh kembang anaknya sendiri. 

Semua itu bisa dilakukan jika wanita itu menjadi ibu rumah tangga.

No comments:

Post a Comment

Selalu Berkomentar yang Baik sebab Semua akan dimintai Pertanggung Jawaban di Akhirat Kelak.

Hikmah Berqurban