Diam Bukan Berarti Diam

Kok bisa?

Ya, ada yang diam karena merasa sejalan, sepaham, senang bahkan mendukung dan membela sang juragan dan membasmi siapapun yang berbeda dengan sang juragan pelaku kemaksiatan.

Namun ada yang diam karena merasa tidak mampu, atau takut namun di hatinya berkobar rasa benci dan amarah atas kemungkaran dan pelakunya. Hati dan lisannya selalu memanjatkan doa agar kemaksiatan yang merajalela segera sirna.

Rasulullah shallallahu shallallahi alaihi wa sallam bersabda: 

إنَّهُ يُسْتَعْمَلُ عَلَيْكُمْ أُمَرَاءُ فَتَعرِفُونَ وتُنْكِرُونَ، فَمَنْ كَرِهَ فَقَدْ بَرِئَ، وَمَنْ أنْكَرَ فَقَدْ سَلِمَ، وَلَكِنْ مَنْ رَضِيَ وَتَابَعَ» قَالوا: يَا رَسُول اللهِ، ألا نُقَاتِلهم؟ قَالَ: «لا، مَا أَقَامُوا فِيكُمُ الصَّلاَةَ»

​"Sesungguh ya akan ada amir amir yang memimpin kalian, sebagian perbuatan mereka baik sehingga kalian menyutujuinya dan sebagian perbuatan mereka menyimpang sehingga kalianpun membencinya".​

Siapapun yang membenci kemungkaran mereka maka ia selamat.

Siapapun yang mengingkarinya maka ia selamat.

Namun yang celaka adalah orang yang ridho dan membeo dengan pelaku kemungkaran.

Spontan para sahabat bertanya: wahai Rasulullah, tidakkah lebih baik kita memerangi para amir amir tersebut?

Beliau menjawab: Jangan kalian memerangi mereka, selama mereka masih menegakkan shalat. ( HR Muslim )

Jadi ada 3 kelompok rakyat, selanjutnya berpulang kepada anda untuk menentukan pilihan dan siap memikul akibatnya.

Mau selamat maka minimal bencilah kemungkaran dan pelakunya.

Bila anda memilih jadi bumper yang selalu sigap pasang badan setiap kali ada yang mengingkari kemungkaran juragan, maka silahkan pikul dosa dunia hingga akhirat.

Perbuatan, sikap dan nurani anda akan menjadi saksi dan fasih menggambarkan siapa jati diri anda.

Semoga Allah Ta’ala meneguhkan iman kita hingga akhir hayat, Aamiin. 

Ditulis oleh,

​Ustadz DR. Muhammad Arifin Badri MA, حفظه الله تعالى 

Artikel Islam Lainnya Klik Disini