Skip to main content

SEANDAINYA YANG MATI BISA BICARA

Telah diberikan apa yang mencukupi, masih meminta apa yang bisa membuat melampaui batas...

Tidak pernah merasa puas dengan yang sedikit dan tidak merasa kenyang dengan yang banyak...

Maka sungguh aneh orang yang meyakini adanya tempat kebenaran (akhirat) namun dia berusaha untuk tempat penipuan (dunia)...

Alangkah celakanya diri...

Bagaimana mungkin orang yang syahwatnya tidak pernah puas dan keinginannya tidak pernah berakhir bisa beramal untuk akhirat...?

Bagaimana mungkin ia lalai, sedangkan Allah tidak pernah lalai...?

Bagaimana hidup memberi kenyamanan, sedangkan hari yang berat ada di belakangnya...?

Bagaimana mungkin takjub dengan sebuah negeri, sedangkan kegembiraan dan keabadian ada di negeri lain...?

Saat ini, kita belum merasakan mati...

Tapi kedatangannya adalah pasti, meskipun tak seorangpun tahu, kapan maut menghampiri...

Saat ini, belum ada yang disesali, namun boleh jadi ia datang esok hari saat penyesalan tak berguna lagi...

Kematian merupakan akhir dari kehidupan dunia, dan alam kubur merupakan tempat kehidupan akhirat yang pertama kali...

Andai orang yang mati dapat berbicara...

Andai bisa mendengar rintihan mereka...

Hasan al-Bashri rahimahullah berkata :

"Demi Allah, seandainya jenazah yang sedang kalian tangisi bisa berbicara sebentar, lalu menceritakan (pengalaman sakaratul mautnya) pada kalian, niscaya kalian akan melupakan jenazah tersebut, dan mulai menangisi diri kalian sendiri."

Wahai saudaraku...

Mengapa engkau tidak menangis atas sisa-sisa umur dari hidup ini...?

Berapa banyak orang yang diakhir hidupnya tergelincir dengan melakukan amalan buruk ketika ajal menjemputnya...?

Allah Ta'ala berfirman :

"Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka)."

(QS. Al-Hijr [15] : 3)

Sampai kapankah kebaikan-kebaikan terus menghilang dan maksiat-maksiat terus diperbarui...?

Belumkah datang saatnya bagi orang-orang yang tidur untuk bangun...?

Belumkah datang saatnya bagi orang-orang yang lalai untuk sadar...?

Belumkah datang saatnya bagi orang beriman untuk tunduk khusyu' mengingat Allah...?

Kapan akan waspada terhadap satu hari ketika kulit berbicara dan memberikan kesaksian di dalamnya...?

Tidakkah takut ketika ruh dicabut, sementara berada dalam kemaksiatan...?

Dimanakah rasa kesedihan...?

Apakah engkau musafir ataukah mukim...?

Jika seorang musafir, kemanakah akan pergi, Surga ataukah Neraka...?

Jangan tahan air matamu, hingga melihat keuntungan di akhirat...!

Jangan pula bertaubat lalu merasa gembira, sebelum tahu akibat segala urusan di akhirat...!

Mu'min yang akan meninggal dunia tidak menangis karena dunia yang akan ditinggalkan, tapi mereka akan memasuki akhirat dan merasa belum banyak berbekal diri untuknya...

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

لَو كانَ في المسجِدِ مائةُ ألفٍ أو يَزيدون ثمَّ تَنَفَّسَ رجُلٌ مِن أهلِ النَّارِ لأَحْرَقَهُمْ

"Seandainya di masjid ada 100rb orang atau lebih dan di dalamnya juga ada SEORANG penghuni neraka, lalu ia bernafas dan nafasnya mengenai mereka, tentulah nafas itu bisa membakar masjid beserta orang-orang yang ada di dalamnya."

(HR. Abu Ya'la no.6640, lihat Shahiihut Targhiib wat Tarhiib no.3668 dan Hilyatul Auliyaa' no.5772)

Ya Allah selamatkanlah kami dari api neraka...

Ya Allah selamatkanlah kami dari api neraka...

Semoga Allah merahmati seorang hamba yang melakukan dosa, lalu sadar, merasa takut, kemudian mau beramal dengan segera...

Itsnain 8 Dzulqo'dah 1438 H / 31 Juli 2017

Silahkan disebarkan, mudah2an anda mendapatkan bagian dari pahalanya ☕

Barakallah fikum.

Ditulis oleh Ustadz Najmi Umar Bakkar,  حفظه الله تعالى.

http://www.salamdakwah.com/artikel/4425-seandainya-yang-mati-bisa-bicara

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك...

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an...

Lailatul Qodar

Pengertian Lailatul qodar adalah malam kemuliaan yang hanya terdapat pada bulan ramadhan. Keutamaan Lailatul qodar , Allaah telah menerangkan dalam QS. Al-Qadr ayat 1-5 yang artinya : "Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam Qadr. Dan tahukah kamu apa malam kemuliaan itu?. Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar." Waktu / malam Lailatul Qadr berada diantara sepuluh malam terakhir pada bulan ramadhan, dan lebih khusua lagi pada malam-malam yang ganjil. Rasulullaah bersabda, yang artinya : " Carilah Lailatul Qadr pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan." ( HR. Bukhari dan Muslim) Oleh sebab itu pada malam-malam itu kita di anjurkan untuk memperbanyak amal soleh. Tanda-tanda Lailatul Qadr : 1. Pada malam lailatul qadr terasa sejuk, tidak panas, dan tidak dingin. Riwayat dari Jabir bi...