Skip to main content

SIAPA YANG AKAN MENYOLATKANMU KELAK


Bismillaah.

Sahabat Fillaahku.

Sudahkan engkau memilih orang-orang yang akan berdiri kelak mengisi shaf-shafmu, dibelakang jenazahmu ketika kamu disholatkan ?

Pertanyaan yang aneh, dan barangkali malah membingungkan. Apa mungkin kita memilih orang-orang yang menyolatkan jenazah kita ? Apa mungkin kita memilih orang-orang yang mendoakan kita ?

Adalah hal yang lazim, bahwa biasanya yang menyolatkan seseorang adalah orang yang mencintainya, teman-teman dekatnya, karib kerabat dan orang-orang yang mengenalnya. Merekalah yang lazimnya berdiri kelak di shaf, dibelakang jenazahnya ketika di sholatkan.

Sudahkah anda berfikir ? 

Siapakah kelak yang menangis disisi anda, ketika anda meregang nyawa, menghembuskan nafas terakhir dan mentalqinkan anda "Laa illaha ilallahu" ?

Sudahkah anda berfikir ?

Siapakah kelak yang akan memandikan jasad anda dan mengkafankan tubuh anda ?

Sudahkah anda berfikir ?

Siapakah kelak yang akan menyolatkan anda, mengantarkan ke kuburan, bahkan menurunkan ke liang lahat ?

Lalu siapa pula yang berdiri dan berdoa kepada Allah Subhana wa Ta'ala, agar engkau diberi keteguhan, saat ditanya malaikat di alam barzah.

Sekarang cobalah lihat ketika jenazah diantar ke kuburan ? Cobalah lihat, siapa yang mengantar ke kuburan?

Bukankah orang-orang yang sama seperti yang diantar ? Bukankah orang-orang yang sama, yang dekat, yang ketika di dunia saling mengenal dan mencintai ?

Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam bersabda : 

"Jangan kamu bersahabat, melainkan dengan orang mukmin, dan jangan berikan makan, kecuali kepada orang yang bertakwa." [HR. Abu Daud dan At-Tirmizi]

Bukankah perumpamaan teman yang baik seperti penjual wangi-wangian ?

Sedangkan perumpamaan teman yang buruk, seperti pandai besi ?

Saudaraku...

Inilah realita didunia, lebih baik kita menelan pil pahit di dunia, daripada kita menelan pil pahit di yaumil qiyamah kelak.

Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda :

"Tidaklah seorang muslim meninggal dunia lantas dishalatkan (shalat jenazah) oleh 40 orang yang tidak berbuat syirik kepada Allah sedikitpun, melainkan Allah akan memperkenankan syafa'at (do'a) mereka untuknya." [HR. Muslim No. 948].

Tidakkah kita ingin orang-orang sholeh, mendoakan disamping kita, ketika kita wafat ? Lalu mentalqinkan kita, lalu memandikan kita, mengkafankan kita, menyolatkan kita, mengantarkan dan menurunkan jenazah kita ke liang lahat sesuai sunnah Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam ?

Kemudian setelah itu mereka menengadahkan kedua tangan, berdoa kepada Allah Subhana wa Ta'ala, memintakan ampunan untuk kita. Tidak pernahkah engkau membayangkan, betapa indahnya ini ?

Ketahuilah, ketika anda wafat, orang yang bersedih adalah orang-orang yang mengenal anda. Ketahuilah, ketika anda wafat, orang yang menangis adalah orang yang mengenal anda.

Maka dari sekarang, wahai saudaraku...

Pilihlah orang-orang yang akan menyolatkanmu kelak dan yang mendoakammu kelak. Apakah engkau akan memilih orang-orang sholeh atau orang-orang yang bermaksiat ?

Apakah engkau mengira, bahwa kelak yang akan mendo'akan dan menyolatkanmu adalah orang-orang yang mengajakmu ke majelis ilmu (taman-taman surga) atau orang yang mengajakmu bermain bola ? Yang mengajakmu hura-hura, yang mengajakmu menonton sinetron atau drama ?

Apakah engkau ingin yang menyolatkanmu kelak adalah orang-orang yang rajin membaca Al-Qur'an dan ketika berbicara mengatakan “Qalallahu atau Qala Rosulullahu Shalallahu 'Alaihi Wasallam ?” Ataukah orang yang selalu berkata kasar, kotor, keji dan menyampaikan berita-berita yang tidak baik kepada anda ?

Siapa yang anda inginkan menyolatkan anda kelak ?

Apakah yang anda pilih orang-orang yang berdiri shaf-shaf sholat lima waktu dimasjid masjid kaum muslimin ? Ataukah orang yang tidak sholat, sibuk bermain gitar, domino dsb ?

Pilih saudaraku...

Oleh karena itu, jangan berteman kecuali dengan orang-orang Sholeh, jangan bersahabat, kecuali dengan orang yang bertaqwa dan berusahalah untuk bersahabat dengan orang-orang mukmin yang bertauhid dan tidak menyekutukan Allah dengan suatu apapun.

Mudah-mudahan kelak mereka yang akan mendo'akanmu dan mereka yang akan menyolatkanmu, sehingga mereka yang menjadi syafaatmu di yaumil akhir kelak. Aamiin...

🌐 Sumber : bbg-alilmu.com

☕ Silahkan disebarkan, mudah2an anda mendapatkan bagian dari pahalanya ☕

Barakallah fikum.                                   

Ditulis oleh Ustadz Abu Zubair Hawaary, Lc حفظه الله تعالى

#Muhasabahdiri #Berbagi_Kebaikan #LuruskanNiat #JemputHidayah #TerusBelajar #Menjadilebihbaik #DiatasManhajSalaf #AlwaysILMU

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك...

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an...

Lailatul Qodar

Pengertian Lailatul qodar adalah malam kemuliaan yang hanya terdapat pada bulan ramadhan. Keutamaan Lailatul qodar , Allaah telah menerangkan dalam QS. Al-Qadr ayat 1-5 yang artinya : "Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam Qadr. Dan tahukah kamu apa malam kemuliaan itu?. Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar." Waktu / malam Lailatul Qadr berada diantara sepuluh malam terakhir pada bulan ramadhan, dan lebih khusua lagi pada malam-malam yang ganjil. Rasulullaah bersabda, yang artinya : " Carilah Lailatul Qadr pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan." ( HR. Bukhari dan Muslim) Oleh sebab itu pada malam-malam itu kita di anjurkan untuk memperbanyak amal soleh. Tanda-tanda Lailatul Qadr : 1. Pada malam lailatul qadr terasa sejuk, tidak panas, dan tidak dingin. Riwayat dari Jabir bi...