Skip to main content

Cara Terhindar dari Futur


Pengertian Futur adalah satu penyakit yang sering kali menyerang sebagian ahli ibadah, para da’i, dan penuntut ilmu, sehingga seseorang menjadi malas, enggan dan lamban. Bahkan terkadang berhenti sama sekali dari melakukan aktivitas kebaikan, dimana sebelumnya ia sangat rajin, bersungguh-sungguh dan penuh semangat.*

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّ لِكُلِّ عملٍ شِرَّةً ، ولِكُلِّ شِرَّةٍ فترةٌ ، فمنْ كان فترتُهُ إلى سنتي فقدِ اهتدى ، ومَنْ كانَتْ إِلى غيرِ ذَلِكَ فقدْ هَلَكَ

"Sesungguhnya setiap amal itu mempunyai masa semangat, dan setiap masa semangat mempunyai masa jenuh. Maka barangsiapa masa jenuhnya kepada "SUNNAHKU" maka sungguh ia telah mendapat petunjuk, dan barangsiapa masa jenuhnya kepada yang selain itu (BID'AH), maka sungguh ia telah binasa" (HR. Ahmad no. 6764, Ibnu Khuzaimah no. 2105 dan Ibnu Hibban no. 11, hadits dari Abdullah bin 'Amr, Shahiihul Jaami' no. 2152)

إِنَّ لِكُلِّ عَمَلٍ شِرَّةً ثُمَّ فَتْرَةً فَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى بِدْعَةٍ فَقَدْ ضَلَّ وَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى سُنَّةٍ فَقَدِ اهْتَدَى

"Sesungguhnya setiap amal itu mempunyai masa semangat dan masa jenuhnya. Maka barangsiapa yang masa jenuhnya kepada "BID'AH", maka sungguh ia telah tersesat, dan barangsiapa yang masa jenuhnya kepada "SUNNAH" (ajaran Rasul), maka sungguh ia telah mendapat petunjuk" (HR. Ahmad V/409, lihat Ashlu Shifatish Sholaah II/524)

Insya Allah agar tidak mudah futur, maka hendaknya melakukan berbagai macam cara agar seseorang mampu menguatkan iman dan memotivasi semangat beramal, yaitu : 

(01). Selalu berusaha mengikhlaskan niat

(02). Selalu beramal shalih yang syar'i

(03). Selalu menuntut ilmu yang bermanfaat

(04). Dunia di tangan dan akhirat di hati

(05). Meninggalkan dosa dan maksiat

(06). Rumah tinggal di lingkungan yang baik

(07). Membaca siroh Nabi & salafush shalih

(08). Bersabar menjalankan sunnah (syariat)

(09). Tidak menyendiri (tidak mau berjama’ah)

(10). Sering melihat tanda kekuasaan Allah

(11). Sering mengingat adzab Allah yang pedih

(12). Berteman dengan orang-orang yang shalih, bertaqwa dan terlihat sekali pada diri mereka rasa takut yang tinggi kepada Allah, karena teman sangat berpengaruh terhadap agama, akhlak dan ibadah seseorang

(13). Berusaha memiliki pasangan hidup yang shalih atau shalihah, yang akan membantu dan mengingatkan kepada Allah Ta'ala

(14). Mencari guru yang nasihatnya selalu membekas, dan memberikan sentuhan rasa takut kepada Allah, serta ingat akan akhirat

(15). Sering mendatangi majelis ta'lim yang khusus membahas tentang tazkiyatun nafs, yang diharapkan dapat menggugah dan menggetarkan jiwa

(16). Sering membaca kisah-kisah akhir hayat dan siksa kubur dari pelaku dosa dan maksiat serta penghuni Neraka

(17). Sering ziarah kubur untuk mengingat kematian, melihat orang sakit yang sedang sakaratul maut, tertimpa musibah dll

(18). Selalu memanfaatkan waktu untuk perkara yang bermanfaat, dan tidak melihat atau mendatangi sesuatu yang bisa menyebabkan iman tergoda.

(19). Banyak berdoa agar istiqamah, membaca istighfar dan dzikir, serta berlindung kepada Allah dari gangguan syaitan

(20). Beristirahat beberapa saat dengan tetap terus menjaga diri dari kemaksiatan. Misalnya refreshing untuk mengembalikan semangat, berwisata bersama keluarga dll

Dzun Nun rahimahullah (w 246 H) berkata : 

سقم الجسد في الاوجاع و سقم القلوب في الذنوب ، فكما لا يجد الجسد لذَّةَ الطعام عند سقمه ، كذلك لا يجد القلبُ حلاوةَ العبادة مع الذنوب

"Jasad sakit karena penyakit, dan hati sakit karena dosa. Maka sebagaimana jasad tidak akan bisa merasakan lezatnya makan ketika sakit, begitu pula dengan hati, ia tidak mampu mengecap nikmatnya ibadah karena berbagai dosa" (Shifatus Shafwah IV/316) 

Ustadz Najmi Umar Bakkar

Sunnah

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك...

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an...

Lailatul Qodar

Pengertian Lailatul qodar adalah malam kemuliaan yang hanya terdapat pada bulan ramadhan. Keutamaan Lailatul qodar , Allaah telah menerangkan dalam QS. Al-Qadr ayat 1-5 yang artinya : "Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam Qadr. Dan tahukah kamu apa malam kemuliaan itu?. Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar." Waktu / malam Lailatul Qadr berada diantara sepuluh malam terakhir pada bulan ramadhan, dan lebih khusua lagi pada malam-malam yang ganjil. Rasulullaah bersabda, yang artinya : " Carilah Lailatul Qadr pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan." ( HR. Bukhari dan Muslim) Oleh sebab itu pada malam-malam itu kita di anjurkan untuk memperbanyak amal soleh. Tanda-tanda Lailatul Qadr : 1. Pada malam lailatul qadr terasa sejuk, tidak panas, dan tidak dingin. Riwayat dari Jabir bi...