Showing posts with label malas. Show all posts
Showing posts with label malas. Show all posts

Sunday, December 5, 2021

Cara Terhindar dari Futur


Pengertian Futur adalah satu penyakit yang sering kali menyerang sebagian ahli ibadah, para da’i, dan penuntut ilmu, sehingga seseorang menjadi malas, enggan dan lamban. Bahkan terkadang berhenti sama sekali dari melakukan aktivitas kebaikan, dimana sebelumnya ia sangat rajin, bersungguh-sungguh dan penuh semangat.*

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّ لِكُلِّ عملٍ شِرَّةً ، ولِكُلِّ شِرَّةٍ فترةٌ ، فمنْ كان فترتُهُ إلى سنتي فقدِ اهتدى ، ومَنْ كانَتْ إِلى غيرِ ذَلِكَ فقدْ هَلَكَ

"Sesungguhnya setiap amal itu mempunyai masa semangat, dan setiap masa semangat mempunyai masa jenuh. Maka barangsiapa masa jenuhnya kepada "SUNNAHKU" maka sungguh ia telah mendapat petunjuk, dan barangsiapa masa jenuhnya kepada yang selain itu (BID'AH), maka sungguh ia telah binasa" (HR. Ahmad no. 6764, Ibnu Khuzaimah no. 2105 dan Ibnu Hibban no. 11, hadits dari Abdullah bin 'Amr, Shahiihul Jaami' no. 2152)

إِنَّ لِكُلِّ عَمَلٍ شِرَّةً ثُمَّ فَتْرَةً فَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى بِدْعَةٍ فَقَدْ ضَلَّ وَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى سُنَّةٍ فَقَدِ اهْتَدَى

"Sesungguhnya setiap amal itu mempunyai masa semangat dan masa jenuhnya. Maka barangsiapa yang masa jenuhnya kepada "BID'AH", maka sungguh ia telah tersesat, dan barangsiapa yang masa jenuhnya kepada "SUNNAH" (ajaran Rasul), maka sungguh ia telah mendapat petunjuk" (HR. Ahmad V/409, lihat Ashlu Shifatish Sholaah II/524)

Insya Allah agar tidak mudah futur, maka hendaknya melakukan berbagai macam cara agar seseorang mampu menguatkan iman dan memotivasi semangat beramal, yaitu : 

(01). Selalu berusaha mengikhlaskan niat

(02). Selalu beramal shalih yang syar'i

(03). Selalu menuntut ilmu yang bermanfaat

(04). Dunia di tangan dan akhirat di hati

(05). Meninggalkan dosa dan maksiat

(06). Rumah tinggal di lingkungan yang baik

(07). Membaca siroh Nabi & salafush shalih

(08). Bersabar menjalankan sunnah (syariat)

(09). Tidak menyendiri (tidak mau berjama’ah)

(10). Sering melihat tanda kekuasaan Allah

(11). Sering mengingat adzab Allah yang pedih

(12). Berteman dengan orang-orang yang shalih, bertaqwa dan terlihat sekali pada diri mereka rasa takut yang tinggi kepada Allah, karena teman sangat berpengaruh terhadap agama, akhlak dan ibadah seseorang

(13). Berusaha memiliki pasangan hidup yang shalih atau shalihah, yang akan membantu dan mengingatkan kepada Allah Ta'ala

(14). Mencari guru yang nasihatnya selalu membekas, dan memberikan sentuhan rasa takut kepada Allah, serta ingat akan akhirat

(15). Sering mendatangi majelis ta'lim yang khusus membahas tentang tazkiyatun nafs, yang diharapkan dapat menggugah dan menggetarkan jiwa

(16). Sering membaca kisah-kisah akhir hayat dan siksa kubur dari pelaku dosa dan maksiat serta penghuni Neraka

(17). Sering ziarah kubur untuk mengingat kematian, melihat orang sakit yang sedang sakaratul maut, tertimpa musibah dll

(18). Selalu memanfaatkan waktu untuk perkara yang bermanfaat, dan tidak melihat atau mendatangi sesuatu yang bisa menyebabkan iman tergoda.

(19). Banyak berdoa agar istiqamah, membaca istighfar dan dzikir, serta berlindung kepada Allah dari gangguan syaitan

(20). Beristirahat beberapa saat dengan tetap terus menjaga diri dari kemaksiatan. Misalnya refreshing untuk mengembalikan semangat, berwisata bersama keluarga dll

Dzun Nun rahimahullah (w 246 H) berkata : 

سقم الجسد في الاوجاع و سقم القلوب في الذنوب ، فكما لا يجد الجسد لذَّةَ الطعام عند سقمه ، كذلك لا يجد القلبُ حلاوةَ العبادة مع الذنوب

"Jasad sakit karena penyakit, dan hati sakit karena dosa. Maka sebagaimana jasad tidak akan bisa merasakan lezatnya makan ketika sakit, begitu pula dengan hati, ia tidak mampu mengecap nikmatnya ibadah karena berbagai dosa" (Shifatus Shafwah IV/316) 

Ustadz Najmi Umar Bakkar

Sunnah

Wednesday, January 27, 2021

CARA MEMGOBATI FUTUR DAN MALAS MENUNTUT ILMU AGAMA


Tekad yang lemah dalam menuntut ilmu agama adalah salah satu musibah yang besar. Untuk mengatasi ini ada beberapa hal:

1. Mengikhlaskan niat hanya untuk Allah ‘Azza Wa Jalla dalam menuntut ilmu

Jika seseorang ikhlas dalam menuntut ilmu, ia akan memahami bahwa amalan menuntut ilmu yang ia lakukan itu akan diganjar pahala. Dan ia juga akan memahami bahwa ia akan termasuk dalam tiga derajat manusia dari umat ini*), lalu dengan itu semangatnya pun akan bangkit.

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ

“Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid” (QS. An Nisa: 69)

2. Selalu bersama dengan teman-teman yang semangat dalam menuntut ilmu

Dan teman-teman yang dapat membantunya dalam berdiskusi dan meneliti masalah agama. Jangan condong untuk meninggalkan kebersamaan bersama mereka selama mereka senantiasa membantu dalam menuntut ilmu.

3. Bersabar, yaitu ketika jiwa mengajak untuk berpaling dari ilmu

Allah Ta’ala berfirman kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا

“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini” (QS. Al Kahfi: 28)

Maka bersabarlah! Jika seseorang mampu bersabar lalu senantiasa kembali untuk menuntut ilmu maka lama-kelamaan menuntut ilmu akan menjadi kebiasaan baginya. Sehingga hari ketika ia terlewat dari menuntut ilmu akan terasa hari yang menyedihkan baginya.

Adapun ketika jiwa menginginkan ‘rasa bebas’ sebentar dari menuntut ilmu, maka jangan biarkan. Karena jiwa itu mengajak kepada keburukan. Dan setan itu senantiasa menghasung orang untuk malas dan tidak mau ta’lim (menuntut ilmu).

Sumber: Kitabul ‘Ilmi, Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, hal 97, cetakan Darul Imam

 maksud Syaikh, orang yang berilmu lah yang bisa menapaki jalan yang lurus yaitu shiratal mustaqim, dan akan bersama dengan orang-orang menjalani jalan tersebut. Sedangkan siapa saja orang yang menapaki shiratal mustaqim dijelaskan dalam surat An Nisa ayat 69 yang beliau sebutkan. 

Wallahu a’lam.

Semoga bermanfaat.

Baca Juga : Artikel Terbaru Kami Disini : 

Rasulullooh Juga Berdagang

Kisah Nabi Ismail as dan Telaga Zam-Zam

Kisah Nabi Luth as.

Lunasi Hutang Dengan Kesederhanaan

Tiga Kamus Bahasa Tentang Pekerjaan

Perhiasan dalam Tiga Bahasa

Tiga Bahasa Untuk Warna dan Busana

Tiga Bahasa Untuk Perkakas dan Elektronik

Tiga Bahasa Bab Sekolahan

Hak Istri Dalam Rumah Tangga

Perdebatan Nabi Ibrahim dan Raja Namrud

Mendo'akan Orang Tua

Bertaubat, Setiap Dosa Akan di Ampuni

Perbanyak Doa Untuk Melunasi Hutang

Ciri Suami Pembawa Rejeki

Tiga Bahasa Tentang Organ Tubuh

Perilaku yang Sesuai Surat Yunus

Tiga Bahasa Tentang Hari dan Bulan

Cara Melindungi Akun Whatsapp

Menghidupkan Sunnah

Infak dan Sedekah

Kandungan Surat Az zumar dan Surat At taubah

Kandungan Surat An nisa dan Al maidah

Lailatul Qadar

Mengatasi Malas Menuntut Ilmu

Sholat Taubat

Menyembunyikan Kebaikan

Seputar Syirik

Beriman Kepada Nabi Muhammad

Melihat Kebawah Dalam Urusan Dunia

#griyakajiansunnah




Hikmah Berqurban