Inilah kondisi wanita pada bangsa yunani kuno, namun pada masa-masa akhir mereka, kondisi wanita ini sedikit lebih baik, dimana mereka memperoleh sebagian hak, dan diperbolehkan menjalin hubungan dengan kaum laki-laki, tapi hanya saja dengan hal tersebutpun wanita yunani kuno tidak menjadi bersih baik. Kebebasan ini nyaris tidak mereka nikmati pada sebagian waktu, sehingga bintang peradaban yunani menghilang dan mataharinya terbenam.
Sedangkan wanita pada bangsa romawi tidaklah bernasib lebih baik daripada wanita pada bangsa yunani. Struktur keluarga patrilineal pada bangsa romawi sangat menindas kaum wanita dan kaum lelaki sekaligus. Kekuasaan terhadap keluarga seluruhnya berada ditangan bapak semata-mata, tanpa seorangpun yang menyertainya. Ia merupakan kekuasaan mutlak, akan tetapi seorang anak laki-laki dengan cepat terlepas dari kekuasaan ini dengan kematian bapaknya. Kemudian ia menjadi kepala rumah tangga baru yang merangkul anak laki-lakinya, anak perempuannya dan cucunya. adapaun wanita maka ia tetap tertahan oleh kezaliman ini selama-lamanya. karena wanita jika bapaknya meninggal dunia,, kekuasaan terhadapnya beralih dari bapaknya kesaudara laki-lakinya, atau kepada suaminya, jika ia kawin. Dengan demikian ia tetap menjadi tawanan yang hak-haknya menjadi mangsa sepanjang hidupnya.
Comments
Post a Comment
Selalu Berkomentar yang Baik sebab Semua akan dimintai Pertanggung Jawaban di Akhirat Kelak.