Skip to main content

Hikmah Diciptakannya Binatang Berbahaya


Pertanyaan

Apa hikmah Allah menciptakan binatang-binatang seperti ular, kalajengking, tikus dan sejenisnya, karena kita juga tidak boleh memakannya?

Jawaban

Alhamdulillah.

Ada dua bentuk jawaban untuk pertanyaan tersebut, yang bersifat umum dan khusus. Adapun jawaban umumnya, bahwa seorang muslim itu beriman bahwa Allah itu Maha Bijaksana Lagi Maha Mengetahui. Allah tidak akan menciptakan sesuatu tanpa guna. Segala perbuatan Allah itu berasal dari hikmah-Nya. Kalau hikmah Allah tersebut tidak diketahui oleh seorang mukmin, maka ia harus kembali kepada dasar keyakinan tersebut, tidak boleh bersangka buruk terhadap Allah.

Yang bersifat khusus, bahwa hikmah dari diciptakan binatang-binatang tersebut adalah untuk menampakkkan kemapanan ciptakaan Allah terhadap para makhluk tersebut dan pengaturan Allah terhadapnya. Meski demikian banyak ciptaan Allah tersebut, Allah tetap memberikan rezeki kepada mereka semua. Demikian juga, Allah menjadikan mereka semua sebagai cobaan, memberikan pahala kepada orang yang terkena gigitannya, disamping juga akan tampak keberanian orang yang mampu membunuhnya. Allah juga memberikan cobaan dengan binatang-binatang itu kapada para hamba-Nya pada sisi iman dan keyakinan mereka. Orang yang beriman, akan pasrah dan ridha. Adapun orang yang ragu-ragu akan berkata: “Apa yang Allah inginkan dengan makhluk-makhluk semacam ini?”

Dengan semua itu, akan tampak pula kelemahan dan kepicikan manusia ketika ia merasa sakit dan mengeluh karena binatang-binatang tersebut yang secara ciptaan, jauh lebih kecil dari dirinya. Ada seorang ulama pernah ditanya tentang hikmah diciptakannya lalat. Sang ulama menjawab: “Untuk menghinakan hidung-hidung para diktator.” Dengan adanya binatang-binatang berbahaya tersebut akan tampak besarnya karunia Allah dengan diciptakannya pula berbagai hal yang bermanfaat. Sebagaimana kata orang: “Sesuatu itu akan tampak hakikatnya dengan adanya hal yang menjadi lawannya.”

Selain itu melalui penelitian dan ilmu kedokteran juga terbukti banyak dari jamu-jamuan yang manjur ternyata diproses dari racun ular dan sejenisnya. Sungguh Maha Suci Allah yang telah menjadikan berbagai manfaat pada ciptaan yang secara zhahir berbahaya. Kemudian banyak dari hewan-hewan berbahaya itu yang menjadi makanan buat binatang lain yang bermanfaat sehingga menciptakan keseimbangan ciptaan pada alam dan lingkungan yang Allah ciptakan secara permanen. Dengan demikian seorang muslim haruslan yakin bahwa semua perbuatan Allah Ta’ala itu baik dan tidak ada keburukan mutlak pada makhluk ciptaan-Nya. Pasti ada kebaikannya pada sisi lain, meskipun sebagian kebaikan itu tidak tampak bagi sebagian orang, seperti diciptakannya Iblis yang menjadi biang kejahatan. Penciptaan Iblis memiliki banyak hikmah dan kemaslahatan. Di antaranya, dengan Iblis Allah memberi cobaan kepada para hamba-Nya, sehingga terbedakan orang-orang yang taat dengan orang-orang yang berbuat maksiat; antara orang-orang yang bersungguh-sungguh dengan orang yang teledor; demikian juga antara Ahli Surga dengan Ahli Neraka. Kita memohon kepada Allah agar memberikan kepada kita karunia iman dan pandangan hati yang kuat dalam dalam agama. Semoga shalawat dan salam terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Refrensi: Syeikh Muhammad Sholih Al-Munajid

Disalin dari islamqa

 https://almanhaj.or.id/3485-hikmah-diciptakannya-binatang-berbahaya.html


Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.