Showing posts with label Arsy'. Show all posts
Showing posts with label Arsy'. Show all posts

Monday, January 10, 2022

Benarkah Allah Ada di atas ‘Arsy


Pertanyaan dasar mengenai ketuhanan dimulai dengan apa dan dimanakah tuhan berada. Dalam Islam Pemahaman mengenai konsep ketuhanan terdapat ilmu aqidah/kalam. Dalam tulisan ini dibahas mengenai pemahaman bahwa Allah subhanahu wa ta’ala berada di ‘arsy lalu bagaimanakah sebenarnya pemahaman ini?

Sebelum kami jelaskan masalah yang anda tanyakan, kami kutipkan terlebih dahulu ayat-ayat yang menyatakan bahwa Allah bersemayam diatas ‘Arsy dan ayat-ayat yang menyatakan bahwa Allah adalah sangat dekat dengan kita:

إِنَّ رَبَّكُمُ اللهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ …

“Sesungguhnya Tuhan kami ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam diatas ‘Arsy…” (al-A’raf (7): 54).

Ayat-ayat yang menyebutkan bahwa Allah bersemayam di atas ‘Arsy diulang sebanyak 8 kali, pada surat Yunus (10): 3, ar-Ra’d (13):2, Thaha (20):5, al-Furqan (25):59, al-Qasas (28):14, as-Sajdah (32): 4, Fushilat (41): 11, an-Najm (53): 6 dan al-Hadid (57): 4

Ayat-ayat tersebut semuanya menjelaskan bahwa Allah bersemayam diatas ‘Arsy.

Adapun ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Allah adalah dekat disebutkan dalam al-Qur’an sebanyak 5 kali, antara lain ialah:

….وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيد….

“ … dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya…” (Qaf (50): 16). Kemudian disebutkan pada: surat al-Baqarah (2): 186, Hud (11): 61, Saba’ (34): 50 dan al-Waqi’ah (56): 85.

Ayat-ayat tesebut memberikan pengertian bahwa Allah sangat dekat kepada kita. Jika dilihat secara sepintas, seakan-akan ayat-ayat tersebut bertentangan, anatara ayat yang menyatakan bahwa Allah adalah jauh, dan ayat yang menyatakan bahwa Allah adalah dekat. Sebenarnya ayat-ayat tersebut tidaklah bertentangan, sebab dapat dikompromikan antara satu ayat dengan ayat lainnya.

Pengertian ‘Arsy

‘Arsy, para ahli bahasa mengartikan ‘Arsy sebagai singgasana, bangunan, istana atau tahta. Kata tersebut berasal dari ‘arasya – ya’rusyu, yang berarti membangun.

Para ulama berbeda pendapat mengenai makna ‘Arsy; Rasyid Ridha dalam tafsirnya menjelaskan bahwa ‘Arsy adalah pusat pengendalian segala  persoalan semua makhluk Allah subhanahu wa ta’ala di alam semesta, sebagaiman dijelaskan firman Allah pada surat Yunus (10): 3…ثم استوى على العرش … “Kemudian Dia bersemayam dia tas ‘Arsy”

Gambaran fisik ‘Arsy, merupakan hal gaib yang tiada seorangpun dapat mengetahuinya, kecuali Allah, di mana letaknya dan berapa besarnya. Masalah ‘Arsy telah lama menjadi topik pembicaraan yang kontroversial, apakah ‘Arsy itu bersifat material ataukah bersifat immaterial.

Hal ini terjadi karena tidak ada penjelasan rinci baik dalam al-Qur’an maupun dalam al-Hadits. Al-Qur’an hanya menjelaskan bahwa al-’Arsy adalah singgasana. Maka kami berpendapat bahwa kita wajib menyakini keberadaannya, yang hakikatnya hanya diketahui Allah Subhanahu wa ta’ala, kita tidak perlu mencari-cari seberapa besarnya dan seberapa jauhnya atau tingginya.

Dalam ayat-ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah beristiwa’ atau bersemayam di atas ‘Arsy, dan kita wajib beriman kepada-Nya dengan tidak perlu bertanya-tanya bagaimana dan dimana.

Adapun yang dimaksud dengan qarib, (dekat) ialah: Bahwa Allah mengetahui segala sesuatu, Dia mendengar perkataan manusia, dan melihat segala macam perbuatannya, tidak ada hijab antara Allah dan manusia, tiada perantara atau wali yang menyampaikan doa’a mereka kepada Allah, tiada yang membantu-Nya dalam mengabulkan permohonan manusia kepada-Nya, Allah akan mengabulkan do’a manusia tanpa perantara seorangpun, apabila sesorang berdo’a kepada-Nya, sebab Allah-lah yang menciptakannya, Dia Maha Mengetahui segala apa yang ada dalam hati setiap orang. Demikianlah yang dimaksud dengan “aqrabu ilaihi min hablil warid”. (lebih dekat kepadanya daripada urat leher) yang disebutkan dalam surat Qaf (50): 16.

Maka jelaslah, bahwa ayat-ayat tersebut tidak bertentangan antara ayat yang menyatakan bahwa Allah bersemayam di atas ‘Arsy, dengan ayat yang menyatakan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala sangat dekat dengan kita.

Sumber: Majalah Suara Muhammadiyah, No. 3, 2003

Sunday, November 28, 2021

MENGINGKARI AYAT ALLAH DI ATAS 'ARSY

 👇👇👇

*TIDAK LAYAK DIJADIKAN GURU : SIAPAPUN YANG MENGINGKARI AYAT ALLAH DI ATAS 'ARSY DAN MENAKWILNYA DNG MAKNA YG BATHIL, WALAU KETIKA BERDO'A, TANGAN DAN WAJAHNYA MENGHADAP KE ATAS*

Allah 'Azza Wa Jalla berfirman,

وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا ۖ وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ ۚ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

"Hanya milik Allah nama-nama yang Maha baik, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama-Nya itu. Dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan."

[ QS. Al-A'raf : 180 ]

Di dalam ayat yang mulia ini Allah 'Azza Wa Jalla memerintahkan untuk meninggalkan orang-orang yang menyimpang di dalam nama-nama-Nya, dan diantara bentuk penyimpangan adalah tidak mengimani sifat yang terkandung di dalam nama Allah tersebut.

Sebagai contoh, Allah bernama Al-'Aliy, Yang Maha Tinggi, diantara maknanya adalah Allah maha tinggi di atas segala sesuatu, di atas langit yang ke tujuh, di atas 'Arsy.

Dan aqidah ini juga berdasarkan dalil Al-Qur'an, As-Sunnah dan ijma' Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Dan inilah aqidah Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam dan para sahabat radhiyallaahu'anhum.

Maka siapa yang menyelisihi aqidah ini, ia termasuk golongan yang menyimpang, tidak layak dijadikan guru.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِى عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً كُلُّهُمْ فِى النَّارِ إِلاَّ مِلَّةً وَاحِدَةً مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِى

“Dan akan berpecah umatku menjadi 73 kelompok, semuanya di neraka kecuali satu, yaitu yang mengikuti aku dan para sahabatku.”

[HR. At-Tirmidzi dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallahu’anhuma, Shohihul Jami: 9474]

KESEPAKATAN IMAM EMPAT MAZHAB BAHWA ALLAH ISTIWA DI ATAS 'ARSY DI ATAS LANGIT*

1. Al-Imam Abu Hanifah rahimahullah berkata,

إن الله سبحانه وتعالى في السماء دون الأرض, فقال له رجل: أرأيت قول الله تعالى: وَهُوَ مَعَكُمْ (الحديد: آية 4)، قال : هو كما تكتب للرجل إني معك وأنت غائب عنه

"Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala di atas langit bukan di bumi. Maka seseorang bertanya kepada beliau : Bagaimana dengan firman Allah Ta'ala, "Dia (Allah) selalu bersama kalian."*

( QS. Al-Hadid : 4 )

Maka Beliau menjawab: Makna ayat tersebut sama dengan engkau menulis surat kepada sahabatmu: "Sungguh aku selalu bersamamu."

Padahal dia jauh darimu."* *[Al-Asma' was Shifaat, hal. 429]

2. Al-Imam Malik rahimahullah berkata,

الله في السماء وعلمه في كل مكان

"Allah di atas langit, dan ilmu-Nya di setiap tempat."* [At-Tamhid, 7/13]

3. Al-Imam Asy-Syafi'i rahimahullah berkata,

القول في السُّنة التي أنا عليها ورأيت أصحابنا عليها أهل الحديث الذين رأيتهم وأخذت عنهم مثل سفيان ومالك وغيرهما الإقرار بشهادة أن لا إله إلا الله , وأن محمداً رسول الله وأن الله تعالى على عرشه في سمائه يَقرُب من خلقه كيف شاء وأن الله تعالى ينزل إلى السماء الدنيا كيف شاء

"Pendapat yang sesuai Sunnah yang aku ikuti dan aku melihat sahabat-sahabat kami ahli hadits yang aku temui dan belajar dari mereka seperti Sufyan Ats-Tsauri, Malik dan selain mereka berdua juga beriman terhadap Syahadat Laa ilaaha illallaah dan Muhammad Rasulullah, dan bahwa Allah maha tinggi di atas 'Arsy-Nya yang ada di atas langit-Nya, maha dekat kepada makhluk-Nya dengan cara yang sesuai kehendak-Nya, dan bahwa Allah turun ke langit dunia (di sepertiga malam yang terakhir) dengan cara yang sesuai kehendak-Nya."* *[Al-'Uluw, hal. 120]

4. Dikatakan kepada Al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah,

الله عز و جل فوق السماء السابعة على عرشه بائن من خلقه وقدرته وعلمه في كل مكان؟ قال: نعم على العرش وعلمه لا يخلو منه مكان.

"Benarkah Allah 'Azza Wa Jalla di atas langit yang ketujuh, di atas 'Arsy-NYA, terpisah dengan makhluk-Nya, namun qudrah-Nya dan ilmu-Nya di setiap tempat ? Beliau menjawab : Ya benar, Allah di atas 'arsy-Nya, dan ilmu-Nya di setiap tempat."* *[As-sunnah karya Abdullah bin Al-Imam Ahmad, 1/280]

NUKILAN KESEPAKATAN SELURUH ULAMA AHLUS SUNNAH WAL JAMA'AH :

Al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata,

هذه مذاهب أهل العلم وأصحاب الأثر وأهل السنة المتمسكين بعروقها المعروفين بها المقتدي بهم فيها من لدن أصحاب النَّبِيّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - إلى يومنا هذا وأدركت من أدركت من علماء أهل الحجاز والشام وغيرهم عليها فمن خالف شيئًا من هذه المذاهب أو طعن فيها أو عاب قائلها فهو مبتدع خارج من الجماعة زائل عَنْ منهج السنة وسبيل الحق.

"Inilah pendapat-pendapat ulama, ahli hadits dan ahlus sunnah yang berpegang teguh dengan semua sunnah, yang dikenal sebagai ulama sunnah, yang dijadikan panutan umat, sejak masa para Sahabat Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wasallam sampai zaman kita ini, serta semua ulama Ahlus Sunnah yang pernah aku temui dari kalangan ulama Hijaz ( Makkah, Madinah dan sekitarnya ), Syam dan selain mereka, semua sepakat atas aqidah ini.

Barangsiapa yang menyelisihi salah satu pendapat-pendapat yang telah disepakati ini, atau mencelanya, atau menyalahkan orang yang mengikutinya, maka ia adalah ahlul bid'ah, keluar dari al-jama'ah, menyimpang dari manhaj sunnah dan jalan yang benar..."

Kemudian beliau menyebutkan diantara yang disepakati ulama Ahlus Sunnah wal Jama'ah,

اللَّه تعالى عَلَى العرش فوق السماء السابعة العليا ويعلم ذلك كله وهو بائن من خلقه لا يخلو من علمه مكان.

"Allah Ta'ala di atas 'Arsy, di atas langit yang ketujuh yang tertinggi, dan Allah maha mengetahui segala sesuatu, dan Allah terpisah dari makhluk-Nya, serta ilmu-Nya meliputi semua tempat."

[Thabaqot Hanabilah, 1/29]

By : Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray Hafidzahullah