BILA KEBAIKAN SESEORANG MEMBUAT KITA JATUH CINTA PADANYA, MENGAPA KITA TIDAK JATUH CINTA KEPADA ALLAH YANG KEBAIKAN-NYA TIADA HABISNYA KEPADA KITA
Nikmat dari Allah sungguh tak sanggup untuk dihitung. Jika demikian, maka bentuk syukur kita pun masih terus mengalami kekurangan. Di awal surat An Nahl, disebutkan berbagai nikmat. Di antara nikmat yang disebutkan adalah hewan ternak, turunnya hujan, tumbuhnya berbagai tanaman (zaitun, kurma, dan anggur), beralihnya malam dan siang, adanya laut untuk mencari karunia Allah, adanya gunung-gunung yang dijadikan sebagai pasak agar bumi tidak bergoncang dan adanya bintang sebagai petunjuk arah. Kemudian setelah menyebutkan berbagai nikmat tersebut, Allah Ta’ala berfirman, وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nahl: 18). Bila kebaikan seseorang membuat kita jatuh cinta padanya, mengapa kita tak jatuh cinta kepada Allah yang kebaikan-Nya tiada habisnya kepada kita?