Dikeluarkan Imam Al Bukhari dalam Shahih-nya: عَنِ الْمِقْدَامِ رَضِي اللَّهم عَنْه عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ((مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ وَإِنَّ نَبِيَّ اللَّهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَام كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ)) رواه البخاري. Dari al-Miqdam radhiallahu ‘anhu, bhwasanya Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidaklah seorang (hamba) memakan makanan yang lebih baik dari apa yang ia makan, yang berasal dari hasil usaha tangannya (sendiri). Dan sungguh Nabi Dawud ‘alaihissalam makan dari hasil usaha tangannya (sendiri).” [HSR al-Bukhari (no. 1966)] Hadis yang agung ini menunjukkan keutamaan bekerja mencari nafkah yang halal, dan berusaha memenuhi kebutuhan diri dan keluarga dengan usaha sendiri. Bahkan ini termasuk sifat-sifat yang dimiliki oleh para nabi ‘alaihimussalam dan orang-orang yang saleh. Dalam hadis lain Rasulullah ﷺ bersabda: “Nabi Zakariya ‘alaihissalam adalah seorang tukang kayu.” [HSR Musl