Showing posts with label mencela waktu. Show all posts
Showing posts with label mencela waktu. Show all posts

Tuesday, March 1, 2022

Jangan Sampai Mencela Waktu

Oleh :

Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, MSc  

Sial banget hari ini, kami selalu kalah jika bertanding pas hari Rabu?“, ujar seseorang ketika kalah bertanding futsal. “Bulan Suro, bulan penuh petaka!“, kata seseorang yang sering menaruh sial pada bulan Suro ketika ia dapati berbagai musibah. Bolehkah mencela waktu seperti itu?

Perlu kita ketahui bersama bahwa mencela waktu adalah kebiasaan orang-orang musyrik. Mereka menyatakan bahwa yang membinasakan dan mencelakakan mereka adalah waktu. Allah pun mencela perbuatan mereka ini. Allah Ta’ala berfirman,

وَقَالُوا مَا هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوتُ وَنَحْيَا وَمَا يُهْلِكُنَا إِلَّا الدَّهْرُ وَمَا لَهُمْ بِذَلِكَ مِنْ عِلْمٍ إِنْ هُمْ إِلَّا يَظُنُّونَ

Dan mereka berkata: Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan *tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa (waktu)“,* dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.” (QS. Al Jatsiyah [45] : 24). Jadi, mencela waktu adalah sesuatu yang tidak disenangi oleh Allah. Itulah kebiasan orang musyrik dan hal ini berarti kebiasaan yang jelek.

Begitu juga dalam berbagai hadits disebutkan mengenai larangan mencela waktu.

Dalam shohih Muslim, dibawakan Bab dengan judul ’larangan mencela waktu (ad-dahr)’. Di antaranya terdapat hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يُؤْذِينِى ابْنُ آدَمَ يَسُبُّ الدَّهْرَ وَأَنَا الدَّهْرُ أُقَلِّبُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ

Allah ’Azza wa Jalla berfirman,’Aku disakiti oleh anak Adam. *Dia mencela waktu,* padahal Aku adalah (pengatur) waktu, Akulah yang membolak-balikkan malam dan siang.” (HR. Muslim no. 6000)

Dalam lafadz yang lain, beliau shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يُؤْذِينِى ابْنُ آدَمَ يَقُولُ يَا خَيْبَةَ الدَّهْرِ. فَلاَ يَقُولَنَّ أَحَدُكُمْ يَا خَيْبَةَ الدَّهْرِ. فَإِنِّى أَنَا الدَّهْرُ أُقَلِّبُ لَيْلَهُ وَنَهَارَهُ فَإِذَا شِئْتُ قَبَضْتُهُمَا

Allah ’Azza wa Jalla berfirman,’Aku disakiti oleh anak Adam. Dia mengatakan Ya khoybah dahr’ [ungkapan mencela waktu,pen]. Janganlah seseorang di antara kalian mengatakan Ya khoybah dahr’ (dalam rangka mencela waktu, pen). Karena Aku adalah (pengatur) waktu. Aku-lah yang membalikkan malam dan siang. Jika suka, Aku akan menggenggam keduanya.” (HR. Muslim no. 6001)

An Nawawi rahimahullah dalam Syarh Shohih Muslim (7/419) mengatakan bahwa orang Arab dahulu biasanya mencela masa (waktu) ketika tertimpa berbagai macam musibah seperti kematian, kepikunan, hilang (rusak)-nya harta dan lain sebagainya sehingga mereka mengucapkan ’Ya khoybah dahr’ (ungkapan mencela waktu, pen) dan ucapan celaan lainnya yang ditujukan kepada waktu.

Setelah dikuatkan dengan berbagai dalil di atas, jelaslah bahwa mencela waktu adalah sesuatu yang telarang. Kenapa demikian? Karena Allah sendiri mengatakan bahwa Dia-lah yang mengatur siang dan malam. Apabila seseorang mencela waktu dengan menyatakan bahwa bulan ini adalah bulan sial atau bulan ini selalu membuat celaka, maka sama saja dia mencela Pengatur Waktu, yaitu Allah ’Azza wa Jalla.

Perlu diketahui bahwa mencela waktu bisa membuat kita terjerumus dalam dosa bahkan bisa membuat kita terjerumus dalam syirik akbar (syirik yang mengekuarka pelakunya dari Islam). Perhatikanlah rincian Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rahimahullah dalam Al Qoulul Mufid ’ala Kitabit Tauhid berikut.

MENCELA WAKTU ITU TERBAGI MENJADI TIGA MACAM :

*Pertama;* jika dimaksudkan hanya sekedar berita dan bukanlah celaan, kasus semacam ini diperbolehkan. Misalnya ucapan, ”Kita sangat kelelahan karena hari ini sangat panas” atau semacamnya. Hal ini diperbolehkan karena setiap amalan tergantung pada niatnya. Hal ini juga dapat dilihat pada perkataan Nabi Luth ’alaihis salam,

هَـذَا يَوْمٌ عَصِيبٌ

Ini adalah hari yang amat sulit.” (QS. Hud [11] : 77)

*Kedua;* jika menganggap bahwa waktulah pelaku yaitu yang membolak-balikkan perkara menjadi baik dan buruk, maka ini bisa termasuk syirik akbar. Karena hal ini berarti kita meyakini bahwa ada pencipta bersama Allah yaitu kita menyandarkan berbagai kejadian pada selain Allah. Barangsiapa meyakini ada pencipta selain Allah maka dia kafir. Sebagaimana seseorang meyakini bahwa ada sesembahan selain Allah, maka dia juga kafir.

*Ketiga;* jika mencela waktu karena waktu adalah tempat terjadinya perkara yang dibenci, maka ini adalah haram dan tidak sampai derajat syirik. Tindakan semacam ini termasuk tindakan bodoh (alias ’dungu’) yang menunjukkan kurangnya akal dan agama. Hakikat mencela waktu, sama saja dengan mencela Allah karena Dia-lah yang mengatur waktu, di waktu tersebut Dia menghendaki adanya kebaikan maupun kejelekan. Maka waktu bukanlah pelaku. Tindakan mencela waktu semacam ini bukanlah bentuk kekafiran karena orang yang melakukannya tidaklah mencela Allah secara langsung. –Demikianlah rincian dari beliau rahimahullah yang sengaja kami ringkas-

Maka perhatikanlah saudaraku, mengatakan bahwa waktu tertentu atau bulan tertentu adalah bulan sial atau bulan celaka atau bulan penuh bala bencana, ini sama saja dengan mencela waktu dan ini adalah sesuatu yang terlarang. Mencela waktu bisa jadi haram, bahkan bisa termasuk perbuatan syirik. Hati-hatilah dengan melakukan perbuatan semacam ini. Oleh karena itu, jagalah selalu lisan ini dari banyak mencela. Jagalah hati yang selalu merasa gusar dan tidak tenang ketika bertemu dengan satu waktu atau bulan yang kita anggap membawa malapetaka. Ingatlah di sisi kita selalu ada malaikat yang akan mengawasi tindak-tanduk kita.

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ (16) إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ (17)

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan para malaikat Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.” (QS. Qaaf [50] : 16-17)

Semoga Allah memberi taufik untuk menjaga lisan ini dari murka-Nya.


Artikel www.rumaysho.com

Reposting by :

 https://griyakajiansunnah.blogspot.com

www tujuanmu.com

Thursday, February 10, 2022

MENCELA MASA ATAU WAKTU


Di antara contoh syirik kecil  yang sering terjadi adalah: 

• Mencela Masa atau Waktu

Sering kita dapati beberapa orang mencela waktu, mencela bulan, mencela tahun, mencela hari. 

Misalkan:

Mereka menganggap sial bulan Syura atau menganggap sial Jum'at Kliwon. Mereka menganggap tahun ini tahun sial (misalkan). Ini tidak diperkenankan karena berarti kita mencela Allāh Subhānahu wa Ta'āla. 

Karena Allāh Subhānahu wa Ta'āla yang menciptakan langit, menciptakan bulan, menciptakan hari menciptakan waktu. Bahkan saking pentingnya waktu, Allāh Subhānahu wa Ta'āla bersumpah dengannya di dalam Al Qur'ān 

وَٱلۡعَصۡرِ 

"Demi waktu."

(QS. Al 'Ashr: 1)

Dalam hadīts qudsi Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengabarkan bahwa Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman: 

يُؤذِيني ابنُ آدَمَ يسُبُّ الدَّهرَ وأنا الدَّهرُ أقلب اللَّيلَ والنَّهارَ

"Ibnu Adam telah menyakiti Aku, dia telah mencela waktu, padahal Aku adalah waktu. Akulah yang membolak balik malam dan siang."

Dalam riwayat lain Nabi bersabda: 

لا تسبُّوا الدهر، فإنَّ الله هو الدهر

"Janganlah kalian mencela waktu karena sesungguhnya Allāh adalah pencipta waktu."

Dari dua hadīts ini dapat kita ambil faedah bahwa siapa yang mencela waktu pada hakikatnya dia telah menyakiti Allāh Subhānahu wa Ta'āla, karena yang mengatur dan menciptakan waktu adalah Allāh Subhānahu wa Ta'āla. 

Ketika kita mencela waktu berarti kita telah mencela pencipta dan pengaturnya, yaitu Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Makanya tadi disebutkan, "Menyakiti Aku, anak Adam. Mereka mencela waktu. Padahal Aku yang menciptakan waktu, yang membolak balik waktu." Segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini adalah dengan takdir Allāh Subhānahu wa Ta'āla. 

وَمَآ أَصَـٰبَكُم مِّن مُّصِيبَةٍۢ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُوا۟ عَن كَثِيرٍۢ

"Dan apa saja musibah yang menimpa kamu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allāh memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)."

(QS. Asy Syura: 30)

Semuanya dengan takdir Allāh Subhānahu wa Ta'āla, maka jangan kita mencela waktu. Hindari lafazh-lafazh atau ucapan-ucapan seperti itu. Demikian juga tidak boleh kita mencela angin, mencela hujan.

Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda: 

لاَ تَسُبُّوْا الرِّيْحَ، وَإِذَا رَأَيْتُمْ مَا تَكْرَهُوْنَ فَقُوْلُوْا

Janganlah kalian mencela angin, kalau kalian mendapati apa yang kalian benci (mungkin angin yang membahayakan atau seram) maka katakanlah:

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ هَذِهِ الرِّيْحِ، وَخَيْرِ مَا فِيْهَا، وَخَيْرِ مَا أُمِرَتْ، وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هَذِهِ الرِّيْحِ، وَشَرِّ مَا فِيْهَا، وَشَرِّ مَا أُمِرَتْ بِهِ

"Ya Allāh, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu kebaikan angin ini, dan kebaikan apa yang ada di dalamnya, dan kebaikan yang untuknya Kau perintahkan ia, dan kami berlindung kepada-Mu dari keburukan angin ini, dan keburukan yang ada di dalamnya, dan keburukan yang untuknya Kau perintahkan ia."

(Hadīts shahīh riwayat At Tirmidzi)

Jadi mencela waktu dan angin tidak diperkenankan karena pada dasarnya siapa yang mencela waktu, mencela angin dan mencela hewan berarti mencela Allāh Subhānahu wa Ta'āla. 

Demikian juga mereka tidak pantas untuk dicela, sebab mereka adalah makhluk Allāh yang tunduk dan patuh kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Maka seorang muslim menjaga lisannya berhati-hati kita yakin bahwa segala sesuatu adalah dengan takdir Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Jangan salahkan waktu, jangan salahkan makhluk-makhluk lain. Seharusnya kita introspeksi diri apabila ada musibah yang menimpa kita bisa jadi itu karena dosa-dosa kita sendiri.

Semoga bermanfaat bagi kita semua dan menjadi pelajaran penting bagi kita untuk mengevaluasi diri menjadi lebih baik lagi.

و صلى الله و سلم على نبينا محمّد وعلى آله وصحبه أجمعين 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Hikmah Berqurban