Showing posts with label waktu. Show all posts
Showing posts with label waktu. Show all posts

Wednesday, April 13, 2022

Memanfaatkan Waktu di Bulan Ramadhan

Berkata Al 'Allaamah Ahmad bin Yahya An Najmi rahimahullaah :

《 ‏وينبغي للمسلم أن يغتنم أيَّام رمضان فإنَّها أيَّام الغنائم ، وفيها فضائلُ عظيمةٌ وأجرٌ كبيرٌ ، وهو أجر الصِّيام ، وأجر القيام ، وأجر الصدقة، وأجر التعليم، وأجر الأمر بالمعروف ، والنهي عن المنكر ، ‏وكلُّ هذه من الأمور التي تُضاعَف للعبد في هذا الشهر 》اﻫـ.

"Dan seharusnya bagi setiap muslim untuk memanfaatkan hari-hari di bulan ramadhan karena ia adalah hari-hari ghanimah, di dalamnya terdapat keutamaan yang besar dan pahala yang besar, yaitu pahala puasa, pahala sholat malam (taraweh), pahala sedekah, pahala mengajarkan ilmu, pahala amar ma'ruf dan nahi mungkar, semua ini adalah termasuk perkara-perkara yang pahalanya akan di lipat gandakan bagi seorang hamba di bulan ini".

|[ فضل الصيام ص (٤٦) ]|

Di terjemahkan oleh 

Abu Sufyan Al Makassary..✍️

Wednesday, March 16, 2022

SETIAP MENIT BAGIAN KEHIDUPAN KITA

Telegram
https://t.me/dakwahtauhid_dan_sunnah

Setiap kita sadar bahwasanya kehidupan ini pada hakikatnya adalah menit-menit dan detik-detik waktu yang kita lalui.

Akan tetapi kita sering lupa dan lalai bahwasanya menyia-nyiakan menit-menit yang kita lalui berarti menyia-nyiakan sebagian kehidupan kita

Al-Hasan Al-Bashri pernah berkata :

ابنَ آدَمَ إِنَّمَا أَنْتَ أَيَّامٌ كُلَّمَا ذَهَبَ يومٌ ذَهَب بَعْضُكَ

“Wahai anak Adam, sesungguhnya engkau adalah hari-hari, jika telah pergi sehari berarti telah pergi sebagianmu” (Taarikh Al-Islaam karya Adz-Dzahabi 7/56)

Ustadz DR. Firanda Andirja, MA, حفظه الله تعالى
Silahkan disebarkan, mudah2an anda mendapatkan bagian dari pahalanya ☕
Barakallah fikum.

Tuesday, March 1, 2022

Jangan Sampai Mencela Waktu

Oleh :

Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, MSc  

Sial banget hari ini, kami selalu kalah jika bertanding pas hari Rabu?“, ujar seseorang ketika kalah bertanding futsal. “Bulan Suro, bulan penuh petaka!“, kata seseorang yang sering menaruh sial pada bulan Suro ketika ia dapati berbagai musibah. Bolehkah mencela waktu seperti itu?

Perlu kita ketahui bersama bahwa mencela waktu adalah kebiasaan orang-orang musyrik. Mereka menyatakan bahwa yang membinasakan dan mencelakakan mereka adalah waktu. Allah pun mencela perbuatan mereka ini. Allah Ta’ala berfirman,

وَقَالُوا مَا هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوتُ وَنَحْيَا وَمَا يُهْلِكُنَا إِلَّا الدَّهْرُ وَمَا لَهُمْ بِذَلِكَ مِنْ عِلْمٍ إِنْ هُمْ إِلَّا يَظُنُّونَ

Dan mereka berkata: Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan *tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa (waktu)“,* dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.” (QS. Al Jatsiyah [45] : 24). Jadi, mencela waktu adalah sesuatu yang tidak disenangi oleh Allah. Itulah kebiasan orang musyrik dan hal ini berarti kebiasaan yang jelek.

Begitu juga dalam berbagai hadits disebutkan mengenai larangan mencela waktu.

Dalam shohih Muslim, dibawakan Bab dengan judul ’larangan mencela waktu (ad-dahr)’. Di antaranya terdapat hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يُؤْذِينِى ابْنُ آدَمَ يَسُبُّ الدَّهْرَ وَأَنَا الدَّهْرُ أُقَلِّبُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ

Allah ’Azza wa Jalla berfirman,’Aku disakiti oleh anak Adam. *Dia mencela waktu,* padahal Aku adalah (pengatur) waktu, Akulah yang membolak-balikkan malam dan siang.” (HR. Muslim no. 6000)

Dalam lafadz yang lain, beliau shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يُؤْذِينِى ابْنُ آدَمَ يَقُولُ يَا خَيْبَةَ الدَّهْرِ. فَلاَ يَقُولَنَّ أَحَدُكُمْ يَا خَيْبَةَ الدَّهْرِ. فَإِنِّى أَنَا الدَّهْرُ أُقَلِّبُ لَيْلَهُ وَنَهَارَهُ فَإِذَا شِئْتُ قَبَضْتُهُمَا

Allah ’Azza wa Jalla berfirman,’Aku disakiti oleh anak Adam. Dia mengatakan Ya khoybah dahr’ [ungkapan mencela waktu,pen]. Janganlah seseorang di antara kalian mengatakan Ya khoybah dahr’ (dalam rangka mencela waktu, pen). Karena Aku adalah (pengatur) waktu. Aku-lah yang membalikkan malam dan siang. Jika suka, Aku akan menggenggam keduanya.” (HR. Muslim no. 6001)

An Nawawi rahimahullah dalam Syarh Shohih Muslim (7/419) mengatakan bahwa orang Arab dahulu biasanya mencela masa (waktu) ketika tertimpa berbagai macam musibah seperti kematian, kepikunan, hilang (rusak)-nya harta dan lain sebagainya sehingga mereka mengucapkan ’Ya khoybah dahr’ (ungkapan mencela waktu, pen) dan ucapan celaan lainnya yang ditujukan kepada waktu.

Setelah dikuatkan dengan berbagai dalil di atas, jelaslah bahwa mencela waktu adalah sesuatu yang telarang. Kenapa demikian? Karena Allah sendiri mengatakan bahwa Dia-lah yang mengatur siang dan malam. Apabila seseorang mencela waktu dengan menyatakan bahwa bulan ini adalah bulan sial atau bulan ini selalu membuat celaka, maka sama saja dia mencela Pengatur Waktu, yaitu Allah ’Azza wa Jalla.

Perlu diketahui bahwa mencela waktu bisa membuat kita terjerumus dalam dosa bahkan bisa membuat kita terjerumus dalam syirik akbar (syirik yang mengekuarka pelakunya dari Islam). Perhatikanlah rincian Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rahimahullah dalam Al Qoulul Mufid ’ala Kitabit Tauhid berikut.

MENCELA WAKTU ITU TERBAGI MENJADI TIGA MACAM :

*Pertama;* jika dimaksudkan hanya sekedar berita dan bukanlah celaan, kasus semacam ini diperbolehkan. Misalnya ucapan, ”Kita sangat kelelahan karena hari ini sangat panas” atau semacamnya. Hal ini diperbolehkan karena setiap amalan tergantung pada niatnya. Hal ini juga dapat dilihat pada perkataan Nabi Luth ’alaihis salam,

هَـذَا يَوْمٌ عَصِيبٌ

Ini adalah hari yang amat sulit.” (QS. Hud [11] : 77)

*Kedua;* jika menganggap bahwa waktulah pelaku yaitu yang membolak-balikkan perkara menjadi baik dan buruk, maka ini bisa termasuk syirik akbar. Karena hal ini berarti kita meyakini bahwa ada pencipta bersama Allah yaitu kita menyandarkan berbagai kejadian pada selain Allah. Barangsiapa meyakini ada pencipta selain Allah maka dia kafir. Sebagaimana seseorang meyakini bahwa ada sesembahan selain Allah, maka dia juga kafir.

*Ketiga;* jika mencela waktu karena waktu adalah tempat terjadinya perkara yang dibenci, maka ini adalah haram dan tidak sampai derajat syirik. Tindakan semacam ini termasuk tindakan bodoh (alias ’dungu’) yang menunjukkan kurangnya akal dan agama. Hakikat mencela waktu, sama saja dengan mencela Allah karena Dia-lah yang mengatur waktu, di waktu tersebut Dia menghendaki adanya kebaikan maupun kejelekan. Maka waktu bukanlah pelaku. Tindakan mencela waktu semacam ini bukanlah bentuk kekafiran karena orang yang melakukannya tidaklah mencela Allah secara langsung. –Demikianlah rincian dari beliau rahimahullah yang sengaja kami ringkas-

Maka perhatikanlah saudaraku, mengatakan bahwa waktu tertentu atau bulan tertentu adalah bulan sial atau bulan celaka atau bulan penuh bala bencana, ini sama saja dengan mencela waktu dan ini adalah sesuatu yang terlarang. Mencela waktu bisa jadi haram, bahkan bisa termasuk perbuatan syirik. Hati-hatilah dengan melakukan perbuatan semacam ini. Oleh karena itu, jagalah selalu lisan ini dari banyak mencela. Jagalah hati yang selalu merasa gusar dan tidak tenang ketika bertemu dengan satu waktu atau bulan yang kita anggap membawa malapetaka. Ingatlah di sisi kita selalu ada malaikat yang akan mengawasi tindak-tanduk kita.

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ (16) إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ (17)

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan para malaikat Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.” (QS. Qaaf [50] : 16-17)

Semoga Allah memberi taufik untuk menjaga lisan ini dari murka-Nya.


Artikel www.rumaysho.com

Reposting by :

 https://griyakajiansunnah.blogspot.com

www tujuanmu.com

Sunday, January 23, 2022

Sempatkan Belajar Agama



Allah kasih kita 168 jam perpekan, masa 2 jam aja gak bisa buat belajar ilmu Agama??

Ust Nuzul Dzikri

#introspeksidiri
#pesanbuatsendiri
#ajakbelajaragama


Saturday, March 20, 2021

Waktu yang Telah Berlalu Tak Mungkin Kembali Lagi


Penyesalan terhadap waktu yang telah berlalu adalah penyesalan yang tinggal penyesalan. Ingatlah, waktu yang sudah berlalu tidak mungkin akan kembali lagi.

الوقت أنفاس لا تعود

“Waktu adalah nafas yang tidak mungkin akan kembali.”

Syaikh ‘Abdul Malik Al Qosim berkata, “Waktu yang sedikit adalah harta berharga bagi seorang muslim di dunia ini. Waktu adalah nafas yang terbatas dan hari-hari yang dapat terhitung. Jika waktu yang sedikit itu yang hanya sesaat atau beberapa jam bisa berbuah kebaikan, maka ia sangat beruntung. Sebaliknya jika waktu disia-siakan dan dilalaikan, maka sungguh ia benar-benar merugi. Dan namanya waktu yang berlalu tidak mungkin kembali selamanya.” (Lihat risalah “Al Waqtu Anfas Laa Ta’ud”, hal. 3)

Hendaknya kita sadar bahwa waktu merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi seorang hamba. Sungguh disayangkan jika waktu belalu begitu saja tanpa digunakan untuk melakukan ketaatan dan beribadah kepada Allah Ta’ala yang telah banyak memberikan nikmat kepada kita.


Semoga bermanfaat,

Baca Juga : Artikel Terbaru Kami Disini : 

Rasulullooh Juga Berdagang

Cara Mengatasi Pandemi 

Besarnya Dosa Meninggalkan Sholat

Kunci Bahagia dan Sukses

Belajar Al Qur'an Dengan Metode Ummi (jilid 3 )

Buku-buku Penuh Manfaat dan Hikmah

Kisah Nabi Ismail as dan Telaga Zam-Zam

Manusia - Manusia Lemah

Carilah Sahabat Seperti ini

Hukum Riya'

Sebab Sempit Hati

Wanita Wajib Izin Suami Saat Akan Keluar Rumah

Kisah Nabi Luth as.

Balasan Penyebar Aib

Istighfar/Doa Anak 

Pejuang Sunnah

Pendidikan Agama Anak

Lunasi Hutang Dengan Kesederhanaan

Tiga Kamus Bahasa Tentang Pekerjaan

Perhiasan dalam Tiga Bahasa

Tiga Bahasa Untuk Warna dan Busana

Tiga Bahasa Untuk Perkakas dan Elektronik

Tiga Bahasa Bab Sekolahan

Meskipun Sakit, Pahala Tetap Mengalir

Hak Istri Dalam Rumah Tangga

Perdebatan Nabi Ibrahim dan Raja Namrud

Mendo'akan Orang Tua

Utusan Setan

Bertaubat, Setiap Dosa Akan di Ampuni

Perbanyak Doa Untuk Melunasi Hutang

Ciri Suami Pembawa Rejeki

Tiga Bahasa Tentang Organ Tubuh

Perilaku yang Sesuai Surat Yunus

Tiga Bahasa Tentang Hari dan Bulan

Cara Melindungi Akun Whatsapp

Menghidupkan Sunnah

Infak dan Sedekah

Kandungan Surat Az zumar dan Surat At taubah

Kandungan Surat An nisa dan Al maidah

Lailatul Qadar

Mengatasi Malas Menuntut Ilmu

Sholat Taubat

Sunnah yang Terlupakan

Menyembunyikan Kebaikan

Hakikat Dunia

Hukum memakai Hijab dalam pandangan 4 Mazhab

Panduan Shalat Tahajud

Meminta Izin dan Mengucapkan Salam

Seputar Syirik

Mata Cerminan Hati

Dikagumi Oleh Allaah, Kok Bisa ya ?

Sakit Adalah Ujian, Cobaan, dan Takdir

Islam Telah Sempurna 

Sifat Orang yang Sering Berhutang

Beriman Kepada Nabi Muhammad

Melihat Kebawah Dalam Urusan Dunia

Doa Memohon Anak Yang Shalih

Sakit manghapuskan dosa-dosa kita

Ibu, Ibu, Ibu, Bapak

#griyakajiansunnah

Silahkan di share atau simpan link ini, sehingga  link bisa dibagikan setiap saat

Jazakallah Khairan.

Sunday, January 24, 2021

Meluangkan Waktu

Meluangkan Waktu Untuk QURBAH

Mari kita menyimak kalam dan nasihat Ulama seputar waktu. Semoga menjadi motivasi bagi kita untuk lebih bersemangat dalam memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.

1). Ibnul Jauzi rahimahullah mengatakan : “Sepatutnya seorang hamba mengetahui kemuliaan dan nilai sebuah waktu. Hendaknya ia tidak menyia-nyiakan waktu sedikitpun kecuali ia manfaatkan untuk QURBQAH (mendekatkan diri kepada Allah), dan dengan waktu yang ada ia persembahkan ucapan dan perbuatan paling utama dan utama (kepada Allah Ta’ala).”

2). al-Auza’iy rahimahullah berkata : “Saat-saat yang ada di dunia pasti akan diperlihatkan kepada hamba pada hari kiamat; hari demi hari, saat demi saat. Sesaat yang terlewatkan tanpa ada zikir kepada Allah pasti akan menyebabkan penyesalan mendalam. Lalu bagaimana bila saat demi saat, hari demi hari terus terlewatkan begitu saja?”

3). Muhammad bin Yusuf rahimahullah mengirim pesan untuk Abul-Hasan al-Asyhab rahimahullah yang berisi, “Manfaatkanlah waktumu, jangan sampai engkau lalai. Sebab bila engkau benar-benar memanfaatkannya, engkau akan terus fokus dengannya.”

4). ‘Uraif al-Yamani rahimahullah berkata : “Sesungguhnya di antara tanda berpalingnya Allah dari hamba adalah Allah akan menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang tidak bermanfaat.”

5). Abu Sulaiman ad-Daraniy rahimahullah mengatakan : “Segala hal yang menyibukkan dirimu dari mengingat Allah Azza wa Jalla, baik itu istri, harta atau anak, semua itu akan menjadi kerugian bagimu.”

Rerferensi : 

1. Khulasoh ta’zhim al-‘Ilmi, Soleh al-‘Ushoimiy

2. Hayat as-Salaf bainal Qoul wal-‘Amal, Ahmad at-Thayyar 

Semoga bermanfaat.

Baca Juga : Artikel Terbaru Kami Disini 

Wednesday, February 26, 2020

YANG DISIA SIAKAN

*WAKTU... SESUATU YANG PALING BERHARGA... TAPI PALING DISIA-SIAKAN*
________✒


●) Syeikh Utsaimin -rahimahullah- mengatakan:

Waktu adalah sesuatu yang paling berharga, tapi dia sekarang ini menjadi sesuatu yang paling murah di tengah-tengah kita.

Kita biasa melewati waktu demi waktu *tanpa ada faedah apapun*, bahkan kita biasa menghabiskan waktu demi waktu dalam perkara yang mendatangkan mudhorot.

Dan aku tidak sedang membicarakan satu orang saja, tapi aku sedang membicarakan kaum Muslimin secara umum. 
Sekarang ini -sangat disayangkan sekali- mereka dalam keadaan _lengah, terlena, dan lupa._

Mereka tidak bersungguh-sungguh dalam perkara agama mereka. *Kebanyakan mereka dalam keadaan lengah dan bermewah-mewahan.*

Yang mereka lihat adalah apa yang bisa memanjakan badan mereka, walaupun harus merusak agama mereka.

📚 *[Kitab: Syarah Riyadhus Sholihin, 1/345].*

---------

💡 Untukmu wahai saudaraku yang sedang membaca pesan ini... 
Bila keadaan di atas menimpamu, maka cepatlah berubah, sebelum semuanya tinggal *KENANGAN DAN PENYESALAN...*

●) Ingatlah selalu firman Allah Ta'ala, 

"... >حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ (٩٩)لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (١٠٠)

_“Hingga apabila datang kematian kepada seorang dari mereka, dia berkata,_

*_“Ya Rabbku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku beramal shalih terhadap yang telah aku tinggalkan._*

 _Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan dihadapan mereka ada barzakh sampai hari mereka dibangkitkan.”_ 
*(Qs Al Mukminun: 99-100)*



🖊  Ustadz Musyaffa' ad Dariny Lc, M.A.
_Dewan Pembina Yayasan Risalah Islam_

*Oleh : Mutiara Risalah Islam*

>>>>>>>>🌺🌺<<<<<<<<

Hikmah Berqurban