Skip to main content

TAWAKAL

*M A R I B A R A J A .COM*
*══════ ◎•❀•◎﷽◎•❀•◎ ══════*

*BAPAK TUA DAN ANGKOT TUANYA*


✒ Ternyata pelajaran hidup itu tak selalu bersama papan tulis, buku dan pena. 
Banyak guru-guru di luar sana, bahkan di antara mereka mungkin adalah orang -orang yang tidak pernah kita sangka sebelumnya.

🚐💨 Dalam perjalanan pulang dari terminal Kampung Rambutan, menumpangi sebuah angkot tua yang sepi penumpang. Hanya dua orang dan saya adalah orang ketiga. 
Ketika hendak duduk di depan di sebelah sopir, pada saat saya menoleh untuk membuka pintu, ternyata sopirnya jauh lebih tua dari angkotnya. 
Umurnya sudah 68 tahun dan telah menjajaki kaki untuk beradu nasib di tengah kerasnya kehidupan ibukota semenjak tahun 1994 yang lalu.

👤 Beberapa saat setelah angkot tua itu keluar dari pintu tol Jatiwarna, bapak tua tiba-tiba mencairkan suasana. 
Sambil tertawa kecil ia bergumam : _“Sepi penumpangnya ya, uang tol aja udah Rp. 9.500, tapi kita kan tetap usaha ya….”_

💸 Saya paham maksudnya. Terbayang, ongkos angkot yang hanya Rp. 6.000 perorangnya harus dikurangi dulu dengan biaya tol. Sedangkan, penumpangnya tidak lebih dari hitungan jari sebelah tangan. 
Belum lagi untuk bensin dan setorannya. 
Dimana bagian buat si ”bapak”??

🔖 Tapi, bapak tua itu tak terlalu resah dengan semuanya. 
Ia yakin rezekinya telah ditetapkan oleh yang Maha Kuasa, ia hanya bisa berusaha.

✅ Inilah yang membuat saya merasa salut dengannya. 
Ia tetap bekerja meski sudah tua, disaat banyak anak-anak muda hanya menghabiskan waktu di atas kasurnya. 
Ia tetap berusaha meski hasil yang diperoleh tak semanis yang didamba.

DAN TERNYATA … …

Penasaran❓
🔍 Simak artikel selengkapnya, *klik;*

*Belajar Dari Burung*

📝 Kita perlu belajar dari makhluk Allah yang lain. Sebab, terkadang ada banyak hal yang tidak ada pada diri kita tapi ada pada mereka. 
Burung, satu di antara sekian banyak makhluk Allah yang patut kita tiru. 
Terutama dalam masalah hati. 
Sebab Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengatakan :

يَدْخُلُ الْجَنَّةَ أَقْوَامٌ أَفْئِدَتُهُمْ مِثْلُ أَفْئِدَةِ الطَّيْرِ

_“Beberapa kaum masuk surga, hati mereka seperti hati burung.”_ (HR. Muslim: 2840)

💖 Ada apa dengan burung?? 
Ternyata mereka adalah lambang sifat tawakkal. 
Hati mereka lembut dan penuh dengan keyakinan terhadap kasih sayang Allah. 
Maka manusia perlu belajar dari mereka, karena banyak yang merasa ragu dengan rezeki yang telah Allah janjikan buat mereka.

🌈 Yakin dan tawakkal, mengantarkan burung hidup bahagia. 
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : _“Andai saja kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenarnya, niscaya kalian diberi rezeki seperti rizkinya burung, pergi dengan perut kosong di pagi hari dan pulang di sore hari dengan perut terisi penuh.”_ (HR. Tirmidzi: 2433)

♻ Coba lihat, burung keluar dari sarangnya hanya berbekal tawakkal kepada Allah. 
Keyakinan yang benar-benar terhadap janji-Nya. 
Ia tidak tahu tempat apa yang akan ia tuju untuk mendapatkan rezeki. Kemana ia harus pergi dan dimana ia harus mulai. Namun, karena sifat tawakkal itulah ia mendapatkan rezeki tanpa susah payah.

👥👥 Bandingkan dengan manusia, seorang guru sudah tahu sekolah yang akan ia tuju. Seorang pedagang; pasar, petani; sawah dan ladang, nelayan; laut yang luas dan kaya, karyawan; kantor dan pabrik, dst. 
Akan tetapi, mereka masih khawatir karena kurangnya sifat tawakkal.

💡Maka oleh sebab itu, belajarlah dari burung, jadikanlah hati kita seperti hatinya burung; penuh dengan sifat tawakkal kepada Allah, kemudian berusaha dan mencari sebab-sebab rezeki. 
Dengan begitu kita tidak akan takut, sedih dan gelisah dengan apa yang telah dijanjikan Allah. 
Seperti burung dan seperti bapak tua dan angkot tuanya itu.

🔍 Artikel ini hanyalah ringkasan, baca selengkapnya... *Klik;*

*🔰Semoga bermanfaat.*

Ditulis oleh : _Zahir al-Minangkabawi_
Diterbitkan oleh : _Lajnah Dakwah Yayasan Maribaraja_

Telah diberi izin untuk reposting artikel dari maribaraja.com, bukti izin
https://drive.google.com/file/d/16OyibuWvwndnesjY_R5Orp_BcA4q6aG1/view?usp=drivesdk

*♻Silahkan dishare.*

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.