Showing posts with label Tawakal. Show all posts
Showing posts with label Tawakal. Show all posts

Tuesday, June 11, 2024

Terus Tawakkal Dan Berusaha Semaksimal Mungkin

Kita harus punya sifat optimis dengan selalu bertawakkal (menyandarkan hati pada Allah) dan tetap berusaha untuk menggapai impian yang kita cita-citakan.

Ingatlah bahwa siapa saja yang bertakwa dan bertawakkal pada Allah Ta’ala dengan sebenar-benarnya, maka pasti Allah Ta’ala akan memberikan ia jalan keluar dan akan memberikan ia selalu kecukupan. Allah Ta’ala berfirman yang artinya,

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath Tholaq 2-3).

Perlu diperhatikan bahwa impian bukan sekedar angan-angan yang tidak ada realisasinya. Jika impian ingin dicapai, tentu harus ada usaha semaksimal mungkin. 

Cobalah kita saksikan contoh gampangnya adalah seekor burung ketika ia ingin menggapai impiannya untuk memperoleh makanan di hari itu, dia pun pergi ke luar sarangnya untuk mencari hajat yang ia butuhkan. 

Ketika pulang pun ia dalam keadaan tenang. Inilah yang diisyaratkan dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya,

“Seandainya kalian betul-betul bertawakkal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rizki sebagaimana burung mendapatkan rizki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang.” 

(HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban dari Umar bin Al Khottob;derajat hasan). 

Lihatlah bagaimana seekor burung saja mewujudkan impiannya dengan mencari rizki, dengan berusaha semaksimal mungkin. 

Bagaimanakah lagi kita selaku insan yang diberi anugerah akal oleh Sang Kholiq ?

Silahkan dishare untuk menyebarkan ilmu agama dan kebaikan. Jazakumullahu khairan.

Sunday, October 30, 2022

Antara Tawakal dan Ikhtiar


Semoga Video Ini Bermanfaat, Silahkan Share jika dirasa bermanfaat dan semoga mendapatkan pahala jariyahnya.

Masukan dan Saran Serta Kritik Membangun sangat diharapkan ke email : tujuanmucom@gmail.com
Simak Juga Artikel Kami Lainnya di Channel Youtube :

Monday, September 5, 2022

Rahasia Orang yang Bertawakal


Semoga Video Ini Bermanfaat, Silahkan Share jika dirasa bermanfaat dan semoga mendapatkan pahala jariyahnya. Masukan dan Saran Serta Kritik Membangun sangat diharapkan ke email : tujuanmucom@gmail.com Simak Juga Artikel Kami Lainnya di Channel Youtube : https://www.youtube.com/c/TopChannelOne Play List Kajian Sunnah di Youtube : https://www.youtube.com/playlist?list=PLIJQYJ-Cz_XkX6L_nhAGqOAX9FX9MDKQQ
Tag :
Lampu Islam, Islam populer, Religione, shift media, Taffakuh video, abdul somad official,Al-bahjah,Khalid Basalamah Official, Redaksi Islam,Hannan attaki,Adi hidayat official,Tujuanmu.Com, iman kepada takdir Allah,zuhud, zuhud terhadap dunia, zuhud adalah, zuhud gus baha, zuhud official, zuhud ustadz abdul hakim, zuhud abdullah, zuhud artinya adalah, zuhud dan wara, zuhud oemar mita,dakwah nabi muhammad saw di mekah, dakwah nabi muhammad, dakwah nabi muhammad saw di madinah, dakwah nabi, dakwah nabi nuh, dakwah nabi muhammad saw, dakwah nabi ibrahim, dakwah nabi ke thaif, dakwah nabi di madinah, dakwah nabi secara terang terangan,kajian semangat hidup, kajian semangat menuntut ilmu, kajian semangat kerja, kajian semangat ibadah, kajian semangat pagi, kajian semangat ramadhan,perindu surga, perindu surga terbaru, perindu surga channel, perindu surga official, perindu surga wanita perindu surga, perindu surga renungan, perindu surga trans7, perindu surga syekh ali jaber, perindu surga shorts, wanita perindu surga terbaru, menjadi hamba allah, menjadi hamba allah yang bertaqwa, menjadi hamba allah yang berakhlak, menjadi hamba allah yang terbaik, cara menjadi hamba allah yang taat, cara menjadi hamba allah yang bertakwa, menjadi hamba yang allah mau, menjadi hamba yang dicintai allah, menjadi hamba yang diridhoi allah,Hudud tv anak,yufid tv,yufid,yufid anak,yufid tv lotion graphic,yufid tv animasi anak,yufid store,yufid tv anak huruf Hijaiyah,yufid tv kisah nabi,yufid tv anak murotal,Taman Surga, chairunisa,tauhid tv,manhaj salaf, manhaj salaf adi hidayat, manhaj salaf abdul somad, manhaj salaf khalid basalamah, manhaj salaf adalah, manhaj salaf jalanku, manhaj salaf ustadz syafiq, manhaj salaf ustadz yazid abdul qadir jawas, manhaj salafi, manhaj salafus shalih,channel populer, populer channel, channel islam populer, channel daftar populer, channel dj populer, channel film populer, channel musik populer, chanel santri populer santri indonesia, channel video populer, chanel pvc populer,
Hannan attaki,Adi hidayat official

Monday, February 28, 2022

Syukur Di Kala Meraih Sukses

Di kala impian belum terwujud, kita selalu banyak memohon dan terus bersabar menantinya. Namun, di kala impian tercapai, kadang kita melupakan Allah yang telah memberikan berbagai kenikmatan. Oleh karenanya, apa kiat kita ketika setelah mencapai hasil yang diidam-idamkan?

Akui Setiap Nikmat Berasal dari-Nya

Inilah yang harus diakui oleh setiap orang yang mendapatkan nikmat. Nikmat adalah segala apa yang diinginkan dan dicari-cari. Nikmat ini harus diakui bahwa semuanya berasal dari Allah Ta’ala dan jangan berlaku angkuh dengan menyatakan ini berasal dari usahanya semata atau ia memang pantas mendapatkannya. Coba kita renungkan firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan.” (QS. Fushshilat: 49).

Inilah tabiat manusia, yang selalu tidak sabar jika ditimpa kebaikan atau kejelekan. Ia akan selalu berdoa pada Allah agar diberikan kekayaan, harta, anak keturunan, dan hal dunia lainnya yang ia cari-cari. Dirinya tidak bisa merasa puas dengan yang sedikit. Atau jika sudah diberi lebih pun, dirinya akan selalu menambah lebih. Ketika ia ditimpa malapetaka (sakit dan kefakiran), ia pun putus asa. Namun, lihatlah bagaimana jika ia mendapatkan nikmat setelah itu? Bagaimana jika ia diberi kekayaan dan kesehatan setelah itu? Ia pun lalai bersyukur kepada Allah, bahkan ia pun melampaui batas sampai menyatakan semua rahmat (sehat dan kekayaan) itu didapat karena ia memang pantas memperolehnya. Inilah yang diisyaratkan dalam firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Dan jika Kami merasakan kepadanya sesuatu rahmat dari Kami sesudah dia ditimpa kesusahan, pastilah dia berkat, ‘Ini adalah hakku.’”(QS. Fushshilat: 50).

Sifat orang beriman jika diberi suatu nikmat dan kesuksesan yang diidam-idamkan, ia pun bersyukur kepada Allah. Bahkan, ia pun khawatir jangan-jangan ini adalah istidraj (cobaan yang akan membuat ia semakin larut dalam kemaksiatan yang ia lakukan). Sedangkan, jika hamba tersebut tertimpa musibah pada harta dan anak keturunannya, ia pun bersabar dan berharap karunia Allah agar lepas dari kesulitan serta ia tidak berputus asa (lihat Taysir Al-Karimir Rahman, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di, hal. 752, Muassasah Ar-Risalah, cetakan pertama, tahun 1420 H dan Tafsir Al-Jalalain, hal. 482, Maktabah Ash-Shafaa).

Ucapkanlah Tahmid

Inilah realisasi berikutnya dari syukur, yaitu menampakkan nikmat tersebut dengan ucapan tahmid (alhamdulillah) melalui lisan. Ini adalah sesuatu yang diperintahkan sebagaimana firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).” (QS. Adh-Dhuha: 11).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Membicarakan nikmat Allah termasuk syukur, sedangkan meninggalkannya merupakan perbuatan kufur.” (HR. Ahmad, 4/278. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan sebagaimana dalam Shahih Al-Jaami’, no. 3014). Para ulama salaf ketika mereka merasakan nikmat Allah berupa kesehatan dan lainnya, lalu mereka ditanyakan, “Bagaimanakah keadaanmu di pagi ini?” Mereka pun menjawab, “Alhamdulillah (segala puji hanyalah bagi Allah).” (Lihat Mukhtashar Minhajil Qashidin, Ibnu Qudamah Al-Maqdisi, hal. 262, Darul Aqidah, cetakan pertama, tahun 1426 H).

Oleh karenanya, hendaklah seseorang memuji Allah dengan tahmid atas nikmat yang diberikan tersebut. Ia menyebut-nyebut nikmat ini karena memang terdapat masalahat dan bukan karena ingin berbangga diri atau sombong. Jika ia melakukannya dengan sombong, maka ini adalah hal yang tercela (Lihat Tafsir Juz ‘Amma, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin, hal. 202, Darul Kutub Al-‘Ilmiyah, cetakan tahun 1424 H).

Memanfaatkan Nikmat dalam Amal Ketaatan

Yang namanya syukur bukan hanya berhenti pada dua hal tersebut, namun hendaklah ditambah dengan memanfaatkan kenikmatan tersebut dalam ketaaatan pada Allah dan menjauhi maksiat. Contohnya adalah jika Allah memberi nikmat dua mata. Hendaklah nikmat tersebut dimanfaatkan untuk membaca dan mentadaburi Al-Quran, jangan sampai digunakan untuk mencari-cari aib orang lain dan disebar di tengah-tengah kaum muslimin. Begitu pula nikmat kedua telinga. Hendaklah nikmat tersebut dimanfaatkan untuk mendengarkan lantunan ayat suci, jangan sampai digunakan untuk mendengar lantunan yang sia-sia.

Begitu pula jika seseorang diberi kesehatan badan, maka hendaklah ia memanfaatkannya untuk menjaga shalat lima waktu, bukan malah meninggalkannya. Jadi, jika nikmat yang diperoleh malah dimanfaatkan untuk maksiat, maka ini bukan dinyatakan sebagai syukur. Intinya, seseorang dinamakan bersyukur ketika ia memenuhi tiga rukun syukur: [1]  mengakui nikmat tersebut secara batin (dalam hati), [2] membicarakan nikmat tersebut secara zhahir (dalam lisan), dan [3] menggunakan nikmat tersebut di jalan yang diridhai Allah (dengan anggota badan). Abul ‘Abbas Ibnu Taimiyah mengatakan, “Syukur haruslah dijalani dengan mengakui nikmat dalam hati, dalam lisan dan menggunakan nikmat tersebut dalam anggota badan.” (Majmu’ Al-Fatawa, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, 11/135, Darul Wafa’, cetakan ketiga, 1426 H).

Merasa Puas dengan Rezeki yang Allah Beri

Karakter asal manusia adalah tidak puas dengan harta. Hal ini telah diisyaratkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam berbagai haditsnya. Ibnu Az-Zubair pernah berkhutab di Makkah, lalu ia mengatakan, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya manusia diberi lembah penuh dengan emas, maka ia masih menginginkan lembah yang kedua semisal itu. Jika diberi lembah kedua, ia pun masih menginginkan lembah ketiga. Perut manusia tidaklah akan penuh melainkan dengan tanah. Allah tentu menerima taubat bagi siapa saja yang bertaubat.” (HR. Bukhari no. 6438).

Inilah watak asal manusia. Sikap seorang hamba yang benar adalah selalu bersyukur dengan nikmat dan rezeki yang Allah beri walaupun sedikit. Karena, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak.” (HR. Ahmad, 4/278. Syaikh Al-Albani mengatakan, bahwa hadits ini hasan sebagaimana dalam As-Silsilah Ash-Shahihah, no. 667).

Dan juga mesti kita yakini bahwa rezeki yang Allah beri adalah yang terbaik bagi kita. Seandainya Allah melebihkan atau mengurangi dari yang kita butuh, pasti kita akan melampaui batas dan bertindak kufur. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan jikalau Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” (QS. Asy-Syuraa: 27).

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, “Seandainya Allah memberi hamba tersebut rezeki lebih dari yang mereka butuh, tentu mereka akan melampaui batas, berlaku kurang ajar satu dan lainnya, serta akan bertingkah sombong.” Selanjutnya Ibnu Katsir menjelaskan, “Akan tetapi Allah memberi rezeki pada mereka sesuai dengan pilihan-Nya dan Allah selalu melihat manakah yang masalahat untuk mereka. Allah tentu yang lebih mengetahui manakah yang terbaik untuk mereka. Allah-lah yang memberikan kekayaan bagi mereka yang Dia nilai pantas menerimanya. Dan Allah-lah yang memberikan kefakiran bagi mereka yang Dia nilai pantas menerimanya.” (Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, Ibnu Katsir, 12/278, Muassasah Qurthubah).

Patut diingat pula, bahwa nikmat itu adalah segala apa yang diinginkan seseorang. Namun, apakah nikmat dunia berupa harta dan lainnya adalah nikmat yang hakiki? Para ulama katakan, tidak demikian. Nikmat hakiki adalah kebahagiaan di negeri akhirat kelak. Tentu saja hal ini diperoleh dengan beramal sholih di dunia. Sedangkan nikmat dunia yang kita rasakan saat ini hanyalah nikmat sampingan semata. Semoga kita bisa benar-benar merenungkan hal ini (lihat Mukhtashar Minhajil Qashidin, hal. 266).

Jadilah Hamba yang Rajin Bersyukur

Pandai-pandailah mensyukuri nikmat Allah apa pun itu. Karena keutamaan orang yang bersyukur amat luar biasa. “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.’” (QS. Ibrahim: 7)

Ya Allah, anugerahkanlah kami sebagai hamba -Mu yang pandai bersyukur pada-Mu dan selalu merasa cukup dengan segala apa yang engkau beri. Wallahu a’alam bisshawab.

Penulis: Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, S.T

https://pengusahamuslim.com/2041-syukur-di-kala-meraih-sukses.html

Thursday, December 16, 2021

Keutamaan Tawakal


𝗣𝗲𝗿𝘁𝗮𝗺𝗮,

Orang yang bertawakal hidupnya akan dicukupi oleh Allah 

 "Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya."

𝗞𝗲𝗱𝘂𝗮, 

Allah mencintai orang yang bertawakal 

"Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal."

(QS. Ali-'Imran 3: Ayat 159)"

𝗞𝗲𝘁𝗶𝗴𝗮, 

Mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat. Selain di dunia, Allah menjanjikan pahala yang sangat besar di akhirat kelak jika kita bertawakal kepada Allah

"Dan orang yang berhijrah karena Allah setelah mereka dizalimi, pasti Kami akan memberikan tempat yang baik kepada mereka di dunia. Dan pahala di akhirat pasti lebih besar, sekiranya mereka mengetahui,

(yaitu) orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal."

(QS. An-Nahl 16: Ayat 41-42)

𝗞𝗲𝗲𝗺𝗽𝗮𝘁,

Orang yang bertawakal, tidak akan mampu dikuasai setan, karena pada saat itu ia berada sangat dekat dengan Allah,

"Sungguh, setan itu tidak akan berpengaruh terhadap orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhan."

(QS. An-Nahl 16: Ayat 99)

Thursday, October 15, 2020

Hak-hak Istimewa Allaah

 Bahwasanya semua ibadah adalah hak istimewa Allaah saja. Seperti shalat,puasa,zakat,dan doa. Ibadah-ibadah tersebut hanya boleh ditujukan kepada Allaah saja.

1. Berkurban

Berkorban adalah menyembelih binatang (onta,sapi, atau kambing) pada hari raya idul adha dan pada hari-hari tasyrik (tanggal 11,12,13 dzulhijjah) dengan tujuan melaksanakan perintah Allaah dan mencari ridha-Nya. Dan setiap menyembelih hewan harus memulainya dengan mengucapkan "Bismillaahi wallaahu akbar"

2. Nadzar

Nadzar atau janji pada diri sendiri untuk melaksanakan satu jenis ibadah. Seperti orang yang berjanji akan puasa pada hari senin jika lulus ujian. Janji itu harus dia penuhi karena Allaah. Dan bila tidak dipenuhi maka dia berdosa. Dan nadzarnya jika bukan karena Allaah atau untuk selain Allaah maka dosanya lebih besar, karena merupakan perbuatan syirik.

3. Sumpah

Jika bersumpah harus dengan nama Allaah seperti "demi Allaah" , "demi Tuhanku" dan sebagainya. Tidak boleh bersumpah dengan selain Allaah karena jika selain Allaah adalah itu merupakan mahluk yang tidak mampu menjadi saksi yang sesungguhnya, dan tidak mampu memberi pahala. Tidak boleh bersumpah demi bapak, demi ibu, demi jin, demi nabi Muhammad ,demi ka'bah dan lain lain.

4. Bertawakal

Tawakal artinya : menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allaah setelah berikhtiar sekuat tenaga. Kita wajib menyerahkan diri kepada Allaah karena hanya Allaahlah yang maha Kuasa. Kita sesama mahluk tidak memiliki kemampuan dannkekuasaan apapun, hanya kepada Allaah semua mahluk harus bertawakal setelah berusaha sekuat kemampuan. Seperti nabi Ibrahim pada waktu dibakar oleh raja namrud, beliau berdoa : 

KhasbunAllaah wani'malwakiilu " cukuplah Allaah yang menjadi penolong "(HR. Al-Bukahri)

5. Cinta dan Takut

Cinta dan takut yang paling tinggi wajib kita tujukan hanya kepada Allaah, sebab yang memiliki balasan surga dan neraka adalah Allaah. Cinta kita kepada selain Allaah adalah karena diperintah oleh Allaah juga. Seperti cinta kepada Rasulullaah,kepada kedua orang tua, famili dan saudara serta umat islam seluruhnya. Cinta kepada mereka tidak boleh melebihi kecintaan kita kepada Allaah.

Begitu pula dengan takut. Kita tidak boleh takut kecuali kepada Allaah saja. Yaitu takut berbuat dosa, kita tidak boleh takut berhadapan dengan musuh di medan perang, karena sedang melaksanakan perintah Allaah.

6. Istighatsah ( memohon keselamatan )

Istighatsah wajib ditujukan kepada Allaah saja. Istighatsah dilakukan pada perbuatan-perbuatan diluar kemampuan manusia, seperti menurunkan hujan. Begitu pula minta perlindungan (istiadzah) dan memohon pertolongan (istiaanah) hanya ditujukan kepada Allaah saja.

7. Memohon petunjuk

Memohon petunjuk ditujukan kepada Allaah saja, karena hak memberi petunjuk hanyalah hak Allaah.

8. Mengetahui urusan Ghaib

Tentang hal-hal ghaib hanya Allaah saja yang tahu. Tidak pantas dan tidak boleh satu mahlukpun mengetahui hal-hal ghaib.

9. Mencari Berkah

Berkah artinya kebaikan yang terus - menerus. Mencari berkah hanya boleh dilakukan pada hal-hal yang ditetapkan oleh Allaah danrasul-Nya.

10. Membuat hukum syariat/agama

Membuat atau menetapkan syariat hukum (aturan agama) adalah hak Allaah. Manusia harus menerapkan syariat berdasarkan syariat Allaah.

Semoga bermanfaat

Baca Artikel Islam Terbaru di Sini

Tuesday, January 14, 2020

TAWAKAL

*M A R I B A R A J A .COM*
*══════ ◎•❀•◎﷽◎•❀•◎ ══════*

*BAPAK TUA DAN ANGKOT TUANYA*


✒ Ternyata pelajaran hidup itu tak selalu bersama papan tulis, buku dan pena. 
Banyak guru-guru di luar sana, bahkan di antara mereka mungkin adalah orang -orang yang tidak pernah kita sangka sebelumnya.

🚐💨 Dalam perjalanan pulang dari terminal Kampung Rambutan, menumpangi sebuah angkot tua yang sepi penumpang. Hanya dua orang dan saya adalah orang ketiga. 
Ketika hendak duduk di depan di sebelah sopir, pada saat saya menoleh untuk membuka pintu, ternyata sopirnya jauh lebih tua dari angkotnya. 
Umurnya sudah 68 tahun dan telah menjajaki kaki untuk beradu nasib di tengah kerasnya kehidupan ibukota semenjak tahun 1994 yang lalu.

👤 Beberapa saat setelah angkot tua itu keluar dari pintu tol Jatiwarna, bapak tua tiba-tiba mencairkan suasana. 
Sambil tertawa kecil ia bergumam : _“Sepi penumpangnya ya, uang tol aja udah Rp. 9.500, tapi kita kan tetap usaha ya….”_

💸 Saya paham maksudnya. Terbayang, ongkos angkot yang hanya Rp. 6.000 perorangnya harus dikurangi dulu dengan biaya tol. Sedangkan, penumpangnya tidak lebih dari hitungan jari sebelah tangan. 
Belum lagi untuk bensin dan setorannya. 
Dimana bagian buat si ”bapak”??

🔖 Tapi, bapak tua itu tak terlalu resah dengan semuanya. 
Ia yakin rezekinya telah ditetapkan oleh yang Maha Kuasa, ia hanya bisa berusaha.

✅ Inilah yang membuat saya merasa salut dengannya. 
Ia tetap bekerja meski sudah tua, disaat banyak anak-anak muda hanya menghabiskan waktu di atas kasurnya. 
Ia tetap berusaha meski hasil yang diperoleh tak semanis yang didamba.

DAN TERNYATA … …

Penasaran❓
🔍 Simak artikel selengkapnya, *klik;*

*Belajar Dari Burung*

📝 Kita perlu belajar dari makhluk Allah yang lain. Sebab, terkadang ada banyak hal yang tidak ada pada diri kita tapi ada pada mereka. 
Burung, satu di antara sekian banyak makhluk Allah yang patut kita tiru. 
Terutama dalam masalah hati. 
Sebab Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengatakan :

يَدْخُلُ الْجَنَّةَ أَقْوَامٌ أَفْئِدَتُهُمْ مِثْلُ أَفْئِدَةِ الطَّيْرِ

_“Beberapa kaum masuk surga, hati mereka seperti hati burung.”_ (HR. Muslim: 2840)

💖 Ada apa dengan burung?? 
Ternyata mereka adalah lambang sifat tawakkal. 
Hati mereka lembut dan penuh dengan keyakinan terhadap kasih sayang Allah. 
Maka manusia perlu belajar dari mereka, karena banyak yang merasa ragu dengan rezeki yang telah Allah janjikan buat mereka.

🌈 Yakin dan tawakkal, mengantarkan burung hidup bahagia. 
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : _“Andai saja kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenarnya, niscaya kalian diberi rezeki seperti rizkinya burung, pergi dengan perut kosong di pagi hari dan pulang di sore hari dengan perut terisi penuh.”_ (HR. Tirmidzi: 2433)

♻ Coba lihat, burung keluar dari sarangnya hanya berbekal tawakkal kepada Allah. 
Keyakinan yang benar-benar terhadap janji-Nya. 
Ia tidak tahu tempat apa yang akan ia tuju untuk mendapatkan rezeki. Kemana ia harus pergi dan dimana ia harus mulai. Namun, karena sifat tawakkal itulah ia mendapatkan rezeki tanpa susah payah.

👥👥 Bandingkan dengan manusia, seorang guru sudah tahu sekolah yang akan ia tuju. Seorang pedagang; pasar, petani; sawah dan ladang, nelayan; laut yang luas dan kaya, karyawan; kantor dan pabrik, dst. 
Akan tetapi, mereka masih khawatir karena kurangnya sifat tawakkal.

💡Maka oleh sebab itu, belajarlah dari burung, jadikanlah hati kita seperti hatinya burung; penuh dengan sifat tawakkal kepada Allah, kemudian berusaha dan mencari sebab-sebab rezeki. 
Dengan begitu kita tidak akan takut, sedih dan gelisah dengan apa yang telah dijanjikan Allah. 
Seperti burung dan seperti bapak tua dan angkot tuanya itu.

🔍 Artikel ini hanyalah ringkasan, baca selengkapnya... *Klik;*

*🔰Semoga bermanfaat.*

Ditulis oleh : _Zahir al-Minangkabawi_
Diterbitkan oleh : _Lajnah Dakwah Yayasan Maribaraja_

Telah diberi izin untuk reposting artikel dari maribaraja.com, bukti izin
https://drive.google.com/file/d/16OyibuWvwndnesjY_R5Orp_BcA4q6aG1/view?usp=drivesdk

*♻Silahkan dishare.*

Hikmah Berqurban