Skip to main content

TAKUT BERLEBIHAN PADA VIRUS


Tak perlu takut berlebihan, karena segala sesuatunya sudah ditentukan takdir.
Ada ungkapan bijak Hani' bin Masud as Syaibani pada peristiwa Perang Zill Qaar melawan Persia :

إن الحذر لا ينجي من القدر

"Sesungguhnya waspada tidak dapat menyelamatkan seseorang dari ketentuan takdir".

Ada virus tak ada virus, ada penyakit tak ada penyakit, toh semua orang kan mati jua.
Ada yang sakit menahun tak mati-mati, ada pula yang sehat walafiat tiba-tiba mati.

Kematian itu adalah keniscayaan, jika dirimu tidak mati hari ini, maka esok, atau lusa, bulan depan ataupun tahun depan. Memang sebab kematian beragam, tapi ujungnya tetap sama, yaitu peristiwa lepas ruh dari jasad kasar manusia.

Orang mukmin tidak begitu takut dengan kematian, sebab bagi mereka kematian adalah awal kehidupan hakiki menikmati keabadian berjumpa Allah, Nabi terkasih dan rombongan para sahabat dari golongan shiddiqin, syuhada dan sholihin.

Bagi mereka dunia adalah penjara yang kenikmatannya selalu bercampur penderitaan, akhirat jualah tujuan dan cita-cita mereka.

Ketakutan mereka paling mendasar bukanlah kepada  serangan virus penyakit yang membawa aroma kematian raga, namun yang paling mereka khawatirkan adalah virus syubhat dan syahwat dunia yang meluluh lantahkan pondasi dan bangunan agama.

Orang mukmin meyakini bahwa Allah senantiasa menjaga mereka selama mereka menjaga perintah Allah.
Allah kan selalu mengingat mereka manakala mereka selalu mengingatNya pula.

Kalau ternyata segala sebab telah ditempuh, namun akhirnya terkena musibah jua, mereka yakin dibalik musibah itu tersimpan sejuta hikmah dan kebaikan.

Daripada sibuk memikirkan virus ciptaanNya, alangkah lebih arifnya bila kita sibuk menyerahkan diri dan berlindung pasrah kepadaNya.


Kuala lumpur, 3 Jumadal Akhir 1441/27 Jan 2020

✍🏻 Abu Fairuz

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك...

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an...

Lailatul Qodar

Pengertian Lailatul qodar adalah malam kemuliaan yang hanya terdapat pada bulan ramadhan. Keutamaan Lailatul qodar , Allaah telah menerangkan dalam QS. Al-Qadr ayat 1-5 yang artinya : "Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam Qadr. Dan tahukah kamu apa malam kemuliaan itu?. Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar." Waktu / malam Lailatul Qadr berada diantara sepuluh malam terakhir pada bulan ramadhan, dan lebih khusua lagi pada malam-malam yang ganjil. Rasulullaah bersabda, yang artinya : " Carilah Lailatul Qadr pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan." ( HR. Bukhari dan Muslim) Oleh sebab itu pada malam-malam itu kita di anjurkan untuk memperbanyak amal soleh. Tanda-tanda Lailatul Qadr : 1. Pada malam lailatul qadr terasa sejuk, tidak panas, dan tidak dingin. Riwayat dari Jabir bi...