Skip to main content

I'tikaf

Menurut bahasa i'tikaf artinya menetapi sesuatu dan mengikat diri kepadanya. Sedangkan menurut istilah adalah menetapi masjid dan berdiam diri didalamnya dengan niat mendekatkan diri kepada Allaah SWT.

I'tikaf disyariatkan karena memiliki manfaat untuk mengikatkan hati supaya senantiasa mengingat Allaah, menyendiri dengan-Nya, menghentikan segala kesibukan yang berhubungan dengan mahluk serta memfokuskan diri untuk beribadah kepada Allaah SWT. 

Kemudian i'tikaf juga bermanfaat untuk membina jiwa dan melatihnya dalam mengerjakan ketaatan kepada Allaah SWT.

Untuk i'tikaf sendiri hukumnya sunnah, Allaah berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 125, yang artinya :

" Bersihkan rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang rukuk dan yang sujud."

Dari Aisyah RA berkata :

" Bahwa Nabi SAW biasa beri'tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan hingga beliau wafat." (Muttafaq Alaih)

Waktu i'tikaf tidak dibatasi pada waktu tertentu. Kapan saja seseorang menetap dimasjid dengan niat i'tikaf, baik lama maupun sebentar maka itu sudah disebut I'tikaf. Sedangkan i'tikaf paling utama adalah pada saat 10 terakhir bulan ramadhan, sebagaimana yang disebutkan hadist Aisyah diatas bahwa Nabi SAW biasa beri'tikaf pada 10 terakhir bulan Ramadhan hibgga beliau wafat.

Adapun waktu masuk pada tempat i'tikafnya yaitu sebelum matahari terbenam pada tanggal 20 Ramadhan. Sedangkan waktu keluarnya yaitu setelah matahari terbenam pada akhir Ramadhan.

Syarat - syarat I'tikaf, yaitu :

1. Dia muslim tamyiz dan berakal

2. Niat

3. Di Masjid yang didalamnya didirikan shalat jumat

4. Suci dari hadast besar

Sunnah-sunnah I'tikaf adalah untuk menyibukkan dirinya dengan amal ketaatan kepada Allaah SWT seperti shalat, membaca Al Qur'an, doa, taubat istighfar, d amala-amalan ketaatan lainnya yang dapat mendekatkan diri kepada Allaah SWT. 

Pembatal-pembatal i'tikaf :

1. Keluar dari masjid dengan sengaja tanpa ada keperluan yang mendesak.

2. Bersetubuh

3. Hilang akal

4. Haid dan nifas

5. Murtad

Semoga bermanfaat

Baca juga artikel terbaru kami klik disini

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك...

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an...

Lailatul Qodar

Pengertian Lailatul qodar adalah malam kemuliaan yang hanya terdapat pada bulan ramadhan. Keutamaan Lailatul qodar , Allaah telah menerangkan dalam QS. Al-Qadr ayat 1-5 yang artinya : "Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam Qadr. Dan tahukah kamu apa malam kemuliaan itu?. Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar." Waktu / malam Lailatul Qadr berada diantara sepuluh malam terakhir pada bulan ramadhan, dan lebih khusua lagi pada malam-malam yang ganjil. Rasulullaah bersabda, yang artinya : " Carilah Lailatul Qadr pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan." ( HR. Bukhari dan Muslim) Oleh sebab itu pada malam-malam itu kita di anjurkan untuk memperbanyak amal soleh. Tanda-tanda Lailatul Qadr : 1. Pada malam lailatul qadr terasa sejuk, tidak panas, dan tidak dingin. Riwayat dari Jabir bi...