Skip to main content

Butuh 30 Tahun Untuk Tahu

BismillaahPenyakit ini sangat menyakitkan dan menjadi penyebab yang sangat tidak mengenakan. Namun ia sangat samar dan terselubung bagi pelakunya. Kisah di bawah ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. 

As-Sariy as-Saqothi rahimahullah menuturkan: “Tersamarkan ‘suatu penyakit’ dariku selama 30 tahun. Penjelasannya, beberapa kami dahulu terbiasa bersegera menuju salat jumat. Bahkan ada tempat spesial yang dikenal milik kami. Hampir tidak pernah kami bergeser darinya. Pada suatu jumat seorang tetangga kami wafat dan aku berniat ikut mengantarkan jenazahnya. Aku pun pergi mengantarnya hingga terlewat waktu biasa (aku pergi salat jumat). Seusai itu aku pergi menuju salat jumat. Namun saat kian dekat dengan masjid aku berkata dalam hati, “Sekarang orang² akan melihatmu datang terlambat dari waktu biasanya.” Ternyata situasi tersebut terasa berat bagi hati ini. Aku pun berkata kepada diriku, “Ternyata aku lihat kamu telah berbuat RIYA’ sejak 30 tahun lalu tanpa aku sadari.” Akhirnya aku tinggalkan tempat spesial itu. Selanjutnya aku salat di lokasi² berbeda agar tidak ditandai area ini atau itu sebagai milikku.” (Hayatus-Salaf baina al-Qoul wa al-'Amal, Ahmad bin Nashir at-Thayyar, hal. 780)

Jadi, selama 30 tahun tersebut beliau bersegera ke masjid karena ingin dilihat orang lain. Maka itu saat terlambat ia malu dari pandangan orang lain. Benar² samar dan terselubung. Dari kisah ini kita bisa memantau hasrat hati kita saat menuju ke masjid atau mengerjakan ibadah lainnya, apakah karena ingin dilihat orang lain atau karena Allah semata. Semoga Allah terus membimbing hati kita agar benar² beribadah tulus dan ikhlas karena Allah serta sesuai petunjuk Nabi-Nya shallallahu alaihi wa sallam.

Artikel Lainnya Klik Disini

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك...

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an...

Lailatul Qodar

Pengertian Lailatul qodar adalah malam kemuliaan yang hanya terdapat pada bulan ramadhan. Keutamaan Lailatul qodar , Allaah telah menerangkan dalam QS. Al-Qadr ayat 1-5 yang artinya : "Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam Qadr. Dan tahukah kamu apa malam kemuliaan itu?. Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar." Waktu / malam Lailatul Qadr berada diantara sepuluh malam terakhir pada bulan ramadhan, dan lebih khusua lagi pada malam-malam yang ganjil. Rasulullaah bersabda, yang artinya : " Carilah Lailatul Qadr pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan." ( HR. Bukhari dan Muslim) Oleh sebab itu pada malam-malam itu kita di anjurkan untuk memperbanyak amal soleh. Tanda-tanda Lailatul Qadr : 1. Pada malam lailatul qadr terasa sejuk, tidak panas, dan tidak dingin. Riwayat dari Jabir bi...