Skip to main content

TUJUAN DICIPTAKANNYA JIN DAN MANUSIA

Bismillaah

Allahﷻ berfirman: 

وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Artinya : "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku."

(QS. Adz-Dzariyat : 56)

 Definisi Ibadah: 

Secara bahasa artinya:

Perendahan diri dan ketundukan.

Secara syariat artinya :

Suatu nama yang mencakup segala sesuatu yang Allah cintai dan ridhai berupa ucapan dan perbuatan yang nampak maupun yang tersembunyi.

Makna Ayat: 

Allahﷻ mengabarkan bahwa Dia tidaklah menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepada-Nya.  Ayat ini menjelaskan tentang hikmah diciptakannya jin dan manusia. Allah tidak menginginkan apapun dari mereka sebagaimana apa yang diinginkan seorang tuan dari budaknya berupa bantuan dari mereka dengan rezeki dan makanan.

Allah hanyalah menghendaki kemaslahatan untuk mereka.

Ayat ini menunjukkan wajibnya bertauhid yaitu mengesakan Allah dengan ibadah , karena tidaklah Dia menciptakan jin dan manusia kecuali untuk tujuan tersebut.

Faidah Ayat: 

 1. Kewajiban menunggalkan Allah dalam beribadah kepada-Nya, bagi seluruh makhluk, jin dan manusia.

 2. Penjelasan tentang hikmah dari penciptaan jin dan manusia.

 3. Bahwasanya Al-Kholiq (sang pencipta) Dia-lah yang berhak untuk di ibadahi bukan selain-Nya yang tidak bisa menciptakan. Di sini terdapat bantahan terhadap penyembah berhala dan selainnya.

 4. Penjelasan bahwasanya Allahﷻ tidak butuh kepada makhluk۔Nya, (bahkan sebaliknya) makhluklah yang butuh kepada-Nya, karena Allah adalah pencipta sedangkan mereka adalah yang dicipta.

 5. Penetapan adanya hikmah dalam setiap perbuatan Allahﷻ.

 sumber : 

Mulakhash Kitab Tauhid karya Syaikh Shalih Al- Fauzan hafidzohulloh

[Abu Ibrohim waffaqohulloh/ 13 Rajab 1442]

Artikel Lainnya : Klik Disini

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.