Kalau di komplek anda, rumah anda paling gede sendiri, anda berani? Jelas berani bukan?
Kalau di desa anda, anda sendiri saja yang punya mobil, anda berani? Jelas berani bukan?
Kalau anda keluar rumah pakai model baju mahal terbaru yang cuma anda yang punya, jelas berani bukan?
Kalau anda tampil dengan rambut style kekinian sehingga jadi trend-setter di kantor anda, jelas berani bukan?
Tapi...
Kalau anda sendiri yang shalat lima waktu full di masjid, sedangkan orang di sekitar anda tidak ada yang demikian, beranikah?
Kalau istri anda sendiri yang berjilbab lebar syar'i, sedangkan di lingkungan anda tidak ada yang demikian, beranikah?
Kalau anda sendiri yang memanjangkan jenggot, sedangkan di kampung anda tidak ada yang berjenggot, beranikah?
Kalau anda sendiri yang tidak ikut tahlilan-yasinan, sedangkan di komplek anda semua ikut tahlilan, beranikah?
Untuk renungan kita bersama, terkadang kita berani beda sendiri, berani bersikap, berani mengambil resiko, dalam hal DUNIAWI. Namun, dalam hal UKHRAWI justru kita takut, malu, melempem.
Padahal telah dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa orang yang berpegang pada ajaran agama dengan benar itu akan menjadi asing di tengah umat Islam sendiri, yang menuntut kita untuk BERANI BEDA. Beliau bersabda,
بدأ الإسلام غريباً وسيعود غريباً كما بدأ فطوبى للغرباء
“Islam muncul dalam keadaan asing dan akan kembali asing, maka beruntunglah orang-orang yang asing” (HR. Muslim)
Dalam riwayat lain, para sahabat bertanya: "siapa orang-orang yang asing itu?".
Nabi menjawab:
الذين يصلحون إذا فسد الناس
*”Yaitu orang-orang yang mengadakan perbaikan di tengah manusia ketika mayoritas mereka telah rusak”.*
Jadi, berani beda?
📝 Catatan :
Bukan berarti kita berusaha membedakan diri dari masyarakat dalam segala hal. Namun yang dimaksud adalah dalam hal-hal yang wajib dalam akidah dan ibadah, yang mayoritas masyarakat tidak menjalankannya, maka kita harus berani beda.
Sedangkan dalam perkara-perkara yang mubah atau dianjurkan, boleh kita tunda demi berbaur dengan masyarakat atau untuk mengambil hati mereka untuk mendakwahkan mereka
Simak: https://muslim.or.id/28386-fikih-dakwah-menunda-hal-yang-dianjurkan-demi-mengikat-hati-masyarakat.html
Kunjungi web: https://kangaswad.wordpress.com
Join channel TG
https://telegram.me/fawaid_kangaswad https://telegram.me/silsilahsahihah
Dengarkan tausiyah-tausiyah singkat di https://soundcloud.com/yulian-purnama
Comments
Post a Comment
Selalu Berkomentar yang Baik sebab Semua akan dimintai Pertanggung Jawaban di Akhirat Kelak.