Skip to main content

Tidak semua komentar buruk harus di respon‼️


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=344644987453449&id=100057238526354

Jika kamu telah bersikap baik atau jika kamu telah memposting sesuatu yg baik dan benar, namun tetap saja ada yang berbicara/komentar buruk, menghujat, tidak jelas dan nyinyir, Maka jangan di balas, diamkan saja, atau jika perlu langsung DIBLOKIR saja.

Sebab biasanya orang yang melempar batu ke dalam sumur, Dia akan menunggu reaksi balasan suara dari benturan batu itu dengan air.

Begitu pula lah orang yang mencela atau yang mengomentari jelek kepada kita, dia akan menunggu respon kita agar membalasnya, dan jika kita tanggapi maka kita juga akan tersulut emosi dan kerepotan sendiri karena memang itulah yang ia harapkan dan tunggu dari anda,

Maka kuncinya adalah biarkan saja dia, tak usah di pedulikan, tetaplah diam jangan di balas, biar dia sadar bahwa ternyata hati anda sangatlah dalam dan tidak mudah terpengaruh, sehingga ketika seseorang melempar keburukan, hinaan dan cacian ia akan tenggelam sendiri, dengan demikian si tukang pencela itu akan diam sendiri, lelah sendiri, pergi sendiri dan semua kata-kata buruknya akan kembali padanya sendiri.

Syeikh Abdurrahman Assi'dy rahimahullah berkata,

"Di antara sesuatu yang bermanfaat adalah pengetahuanmu bahwa gangguan manusia kepadamu terutama dengan kata-kata buruknya; tidak akan membahayakanmu. Justru itu membahayakan mereka.

Kecuali jika kamu menyibukkan diri dengannya dan membiarkan gangguan itu menguasai emosimu, maka ketika itulah dia jadi membahayakanmu sebagaimana dia telah membahayakan mereka.

Jika kamu tidak mempedulikannya, maka ia tidak akan membahayakanmu sama sekali”. (al-Wasaailul Mufiidah lil Hayaatis Sa’iidah)

Begitulah hendaknya sikap kita ketika menghadapi orang mencaci atau menghina kita.

Karena jika batu engkau lawan dengan batu, maka yang akan terjadi benturan keras dan mengakibatkan perpecahan.

Jika api engkau lawan dengan api, maka yang terjadi kebakaran besar dan akan mengakibatkan semakin panas.

Untuk itu lawanlah batu (hinaan) dengan air yang penuh kelembutan dan ketenangan, maka batu akan kalah, ia akan terkikis dan tenggelam.

Begitu juga lawanlah api (emosi) dengan air yang penuh kesejukan, maka api akan padam, ia menjadi asap dan debu.

☕ Silahkan disebarkan, mudah2an anda mendapatkan bagian dari pahalanya ☕

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.