Showing posts with label Sabar. Show all posts
Showing posts with label Sabar. Show all posts

Wednesday, April 27, 2022

Sikap Jika di Dzolimi

 

Semoga Bermanfaat, Silahkan Share jika dirasa bermanfaat semoga mendapatkan pahala jariyahnya.

Masukan dan Saran Serta Kritik Membangun sangat diharapkan ke email : tujuanmucom@gmail.com

Simak Juga Artikel Kami Lainnya di Channel Youtube :

https://www.youtube.com/c/TopChannelOne

Play List Kajian Sunnah di Youtube :

https://www.youtube.com/playlist?list=PLIJQYJ-Cz_XkX6L_nhAGqOAX9FX9MDKQQ

Blog Sederhana :

https://griyakajiansunnah.blogspot.com

Facebook :  https://facebook.com/pribadi.tenang

Twitter     :  tujuanmucom

Tag / Label :

Kajian Islam, Kajian Islam Terbaru,Update Kajian,Update sunnah, info Islam,Info Kajian Islam, News Islam, Berita Islam, Manhaj Salaf, Tauhid, ,Al Qur’an, Allah di atas Arsy', Ilmu Agama, Islam News, Dakwah salaf

Supported By : www.tujuanmu.com

Sunday, April 24, 2022

Sabar Hindarilah Pertengkaran

 

Semoga Bermanfaat, Silahkan Share jika dirasa bermanfaat semoga mendapatkan pahala jariyahnya.

Masukan dan Saran Serta Kritik Membangun sangat diharapkan ke email : tujuanmucom@gmail.com

Simak Juga Artikel Kami Lainnya di Channel Youtube :

https://www.youtube.com/c/TopChannelOne

Play List Kajian Sunnah di Youtube :

https://www.youtube.com/playlist?list=PLIJQYJ-Cz_XkX6L_nhAGqOAX9FX9MDKQQ

Blog Sederhana :

https://griyakajiansunnah.blogspot.com

Tag / Label :

Kajian Sunnah, Kajian Islam, Kajian Islam Terbaru,Update Kajian,Update sunnah, info Islam,Info Kajian Islam, News Islam, Berita Islam, Manhaj Salaf, Tauhid, ,Al Qur’an, Allah di atas Arsy', Ilmu Agama, Islam News

Supported By : www.tujuanmu.com

Thursday, February 10, 2022

BERSABARLAH DALAM KEKURANGAN, JANGAN SUKA MEMINTA-MINTA !

https://t.me/fawaidabuabdirrahman

Dalam sebuah hadits yang shohih, Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda :

مَا يَكُوْنُ عِنْدِي مِنْ خَيْرٍ لاَ أَدَّخِرُهُ عَنْكُمْ، وَإِنَّهُ مَنْ يَسْتَعِفَّ يُعِفَّهُ اللهُ وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبّرِْهُ اللهُ وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللهُ، وَلَنْ تُعْطَوْا عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ

“Kebaikan (yakni harta) yang ada padaku, tidak ada yang aku simpan dari kalian (yakni tidak ada yang aku sembunyikan dari kalian)

Sesungguhnya siapa yang menahan diri dari meminta-minta, Alloh subhanahu wa ta’ala akan memelihara dan menjaganya.

Siapa yang menyabarkan dirinya dari meminta-minta, Alloh subhanahu wa ta’ala akan menjadikannya sabar.

Siapa yang merasa cukup dengan Alloh subhanahu wa ta’ala dari meminta kepada selain-Nya, Allah subhanahu wa ta’ala akan memberikan kecukupan kepadanya.

Tidaklah kalian diberi suatu pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.” 

(HR. Al-Bukhori no. 6470 dan Muslim no. 1053)

Al-Imam An-Nawawi rohimahulloh berkata :

"Dalam hadits ini ada anjuran untuk bersikap ta’affuf (yakni sikap pandai menjaga kehormatan diri dan juga pandai menahan diri dari meminta-minta), qana’ah (merasa cukup dengan apa yang ada) dan bersabar atas kesempitan hidup dan kesulitan (yakni hal yang tidak disukai) lainnya di dunia ini.”

( Syarah Shohih Muslim, 7/145)

Catatan :

1. Ya, sepantasnya bagi seorang Muslim itu adalah menjaga kehormatan dirinya dari suka meminta-minta kepada orang lain.

Mengapa begitu ?

Ya, karena hukum asal meminta-minta itu adalah sesuatu yang HARAM, kecuali jika dalam kondisi tertentu ketika seseorang dalam keadaan terpaksa/dhorurat.

Al-Imam Ibnu Al-Qotthon rohimahulloh telah menukilkan adanya IJMA' (kesepakatan para ulama’) tentang hukum haramnya meminta minta, sebagaimana yang disebutkan dalam kitab beliau,  Al-Iqna' (2/397).

2. Apa dalilnya ?

Hadits tersebut di atas dan penjelasan Al-Imam An-Nawawi rohimahulloh di atas, adalah dalil yang sangat jelas tentang hal itu !

Tetapi disini akan kita sebutkan kembali dalil-dalil lainnya, untuk lebih menguatkannya.

عن عبد الله بن عمر رضي الله عنه قال: قال النبي صلى الله عليه و سلم ( ما يزال الرجل يسأل الناس حتى يأتي يوم القيامة ليس في وجهه مزعة لحم )

Dari Abdullah bin Umar rodhiyallohu anhuma dia berkata, Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda : 

“Seseorang itu terus-menerus meminta-minta kepada orang lain, hingga dia datang nanti pada hari kiamat, dalam keadaan di wajahnya tidak ada sepotong dagingpun.”  

(HR Al- Bukhori no.1474 dan Muslim no.1040)

Dijelaskan oleh para ulama, maknanya adalah : "Hal itu sebagai hukuman untuknya, sebagai tanda dan bukti bahwa dia adalah pelaku dosa yang besar (dengan perbuatannya suka meminta-minta itu)."

Dalil lainnya.....

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ سَأَلَ النَّاسَ أَمْوَالَهُمْ تَكَثُّرًا فَإِنَّمَا يَسْأَلُ جَمْرًا فَلْيَسْتَقِلَّ أَوْ لِيَسْتَكْثِرْ ».رواه مسلم

Dari Abu hurairoh rodhiyallohu anhu, dia berkata bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam telah bersabda : 

“Barang siapa yang meminta-minta (harta) kepada orang lain untuk  memperbanyaknya (harta tersebut), maka sesungguhnya dia hanya meminta bara (api neraka). Maka silahkan saja dia meminta sedikit ataupun banyak."  (HR Muslim no. 1041)

Yakni : dia akan di azab/di siksa dengan bara api neraka tersebut, tergantung banyak atau sediknya dia meminta-minta harta tersebut dari orang lain.

Dan masih banyak dalil lainnya yang semakna dengan hadits-hadits tersebut.

3. Bolehkah meminta-minta jika dalam kondisi terpaksa ?

Jawabannya, Insya Alloh boleh, jika kondisinya memaksanya untuk melakukan hal itu.

Dalilnya adalah hadits yang mulia berikut ini....

عَنْ قَبِيصَةَ بْنِ مُخَارِقٍ الْهِلاَلِىِّ قَالَ تَحَمَّلْتُ حَمَالَةً فَأَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَسْأَلُهُ فِيهَا فَقَالَ « أَقِمْ حَتَّى تَأْتِيَنَا الصَّدَقَةُ فَنَأْمُرَ لَكَ بِهَا ». قَالَ ثُمَّ قَالَ « يَا قَبِيصَةُ إِنَّ الْمَسْأَلَةَ لاَ تَحِلُّ إِلاَّ لأَحَدِ ثَلاَثَةٍ رَجُلٍ تَحَمَّلَ حَمَالَةً فَحَلَّتْ لَهُ الْمَسْأَلَةُ حَتَّى يُصِيبَهَا ثُمَّ يُمْسِكُ وَرَجُلٍ أَصَابَتْهُ جَائِحَةٌ اجْتَاحَتْ مَالَهُ فَحَلَّتْ لَهُ الْمَسْأَلَةُ حَتَّى يُصِيبَ قِوَامًا مِنْ عَيْشٍ – أَوْ قَالَ سِدَادًا مِنْ عَيْشٍ – وَرَجُلٍ أَصَابَتْهُ فَاقَةٌ حَتَّى يَقُومَ ثَلاَثَةٌ مِنْ ذَوِى الْحِجَا مِنْ قَوْمِهِ لَقَدْ أَصَابَتْ فُلاَنًا فَاقَةٌ فَحَلَّتْ لَهُ الْمَسْأَلَةُ حَتَّى يُصِيبَ قِوَامًا مِنْ عَيْشٍ – أَوْ قَالَ سِدَادًا مِنْ عَيْشٍ – فَمَا سِوَاهُنَّ مِنَ الْمَسْأَلَةِ يَا قَبِيصَةُ سُحْتًا يَأْكُلُهَا صَاحِبُهَا سُحْتًا »

Dari Qobiishoh bin Mukhoriq Al-Hilaly rodhiyallohu anhu, dia berkata : 

"Aku berusaha untuk meleraikan (yakni mendamaikan ) dua kubu yang sedang bertengkar/berperang.

Lalu akupun mendatangi Rasulullah, aku meminta (harta) kepada beliau karena perkara tersebut. Maka beliau bersabda :

“Tinggallah (disini sejenak), sampai datang harta sedekah (zakat), untuk kami berikan padamu." 

Kemudian Rasulullah bersabda : “Wahai Qobiishoh sesungguhnya meminta-minta itu TIDAKLAH DIHALALKAN, kecuali untuk salah satu dari tiga golongan berikut ini, (yaitu) : 

1. Seseorang yang habis hartanya untuk mendamaikan dua kubu (yang sedang bertempur, hingga habis harta bendanya untuk keperluan itu), maka halal baginya untuk meminta-minta, sampai dia mendapatkan kecukupan untuk hidup. Setelah itu, hendaknya dia menahan diri (tidak meminta-minta lagi)

2. Dan seseorang yang tertimpa suatu bencana kemudian habis hartanya, maka halal baginya untuk meminta-minta sampai dia mendapatkan kecukupan untuk hidup.

3. Dan seseorang yang tertimpa kemiskinan, sampai bersaksi tiga orang yang berakal dari kaumnya (tentang kemiskinan yang dialami seseorang tersebut). Maka halal baginya untuk meminta-minta, sampai dia mendapatkan kecukupan untuk hidup.

Adapun meminta-minta dari yang (disebabkan oleh) selain itu, wahai Qobishoh, maka itu adalah HARAM. Orang yang memakannya adalah memakan harta yang harom."

(HR Imam Muslim, no.1044)

Demikianlah keadaan dhorurat yang memaksa dan membolehkan seseorang untuk meminta-minta harta kepada orang lain, yang hukum asalnya tidak boleh.

Adapun meminta-minta karena selain tiga perkara tersebut, adalah tidak boleh.

Oleh karena itulah, sepantasnya seorang muslim itu jangan menjadi orang yang suka meminta-minta . Kecuali jika dia mengalami keadaan darurat, hingga dia terpaksa harus meminta-minta seperti keadaan tersebut di atas. 

Wallohu a'lamu bis showwab.

Ingatlah, Nabi shollallohu alaihi wa sallam pernah bersabda :

من سأل من غير فقر فكأنما يأكل الجمر 

“Barangsiapa meminta-minta tanpa adanya kemiskinan (yakni dia tidak mengalami kemiskinan yang sangat), maka seakan-akan dia memakan bara api neraka."

(HR Imam Ahmad bin Hanbal dalam Al-Musnad, dan di shohihkan oleh Syaikh Al-Allamah Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i rohimahulloh ( Ash-Shohiihul-Musnad (1/235), no.288)

Demikianlah, semoga uraian yang ringkas ini bisa menjadi nasehat yang bermanfaat bagi kita semuanya.....

Wednesday, February 9, 2022

Sabar Tidak Ada Batasnya


Oleh Ustadz Ammi Nur Baits

https://t.me/KonsultasiSyariah/

https://konsultasisyariah.com/

Hakikatnya, kesabaran itu tidak memiliki batas sebagaimana ganjaran yang Allah sediakan bagi mereka yang bersabar pun tidak memiliki batas.

Allah berfirman,

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10)

Ibnu Al-Jauzi mengatakan dalam Tashil li Ulumi At-Tanzil, “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. 

Ayat ini dapat ditafsirkan dengan dua makna. Pertama, orang yang sabar akan mendapatkan balasan pahala atas kesabarannya dan Allah tidak menghisab amalannya. Mereka inilah yang dijanjikan masuk surga tanpa hisab. Kedua, balasan orang yang melakukan kesabaran itu tidak terbatas, lebih banyak dari apa yang diperhitungkan dan lebih besar daripada apa yang ditakar di mizan pahala, inilah pendapat mayoritas ulama.

Sabar adalah amalan yang agung, sampai-sampai Allah katakan bahwasanya Dia bersama orang yang sabar.

وَاصْبِرُوا إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

“Dan bersabarlah! Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfal:46)

Dari ayat ini dapat kita katakan, ketika kita memilih untuk tidak bersabar berarti kita telah memilih untuk melepaskan kebersamaan Allah berupa rahmat dan perlindungan-Nya.

Dengan kesabaran pun Allah akan mengangkat seseorang menjadi pemimpin umat, panutan, dan kedudukan yang mulia. Allah berfirman,

وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِئَايَاتِنَا يُوقِنُونَ

“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.” (QS. As-Sajdah: 24)

Demikian besar rahmat dan ganjaran yang Allah berikan bagi orang-orang yang bersabar. Pahala dan keutamaan yang begitu besar ini; ma’iyah (kebersamaan) dari Allah, pahala tanpa batas, kedudukan yang mulia, semestinya menjadikan seseorang berkeinginan kuat dan terpacu untuk mewujudkan hakikat kesabaran itu sendiri, yakni kesabaran yang tiada batas.

Allahu a’lam

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasi Syariah)

Sumber: https://konsultasisyariah.com/10371-batas-kesabaran.html

Saturday, January 1, 2022

Tiga Kunci Kebahagiaan


https://t.me/menebar_cahayasunnah

Tiga buah kunci atau pertanda kebahagiaan, yaitu: bersyukur ketika mendapatkan nikmat, bersabar ketika tertimpa cobaan (musibah), dan beristighfar apabila terjerumus dalam maksiat.

Tanda Pertama: Syukur

Hakikat syukur adalah ekspresi dan tanggapan atas nikmat yang diberikan Allah kepada seorang hamba. Ia terdiri dari tiga bagian; pengakuan di dalam hati bahwa segala nikmat berasal dari Allah, memuji Allah dengan lisan, dan menggunakan nikmat hanya untuk ketaatan kepada-Nya.

Seorang hamba yang bersyukur menyadari bahwa apa yang dimilikinya berupa kebaikan apa pun bentuknya adalah pemberian dari Allah. Oleh sebab itu, dia pun berusaha memanfaatkan nikmat itu dengan sebaik-baiknya. Sebab, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

“Dua buah nikmat yang kebanyakan orang tertipu dan merugi karena keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari)

Apabila seorang hamba bersyukur maka Allah akan menambahkan nikmat kepadanya. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), 

“Apabila kalian bersyukur pasti Aku akan tambahkan nikmat-Ku kepada kalian. Akan tetapi jika kalian kufur/ingkar, maka sesungguhnya azab-Ku sangatlah keras.” (QS. Ibrahim: 7)

Tanda Kedua: Sabar

Sabar menurut para ulama tidak hanya terbatas pada saat tertimpa musibah. Sebab sabar itu ada tiga macam; 

1) sabar ketika menjalankan ketaatan, 

2) sabar ketika menjauhi maksiat, dan 

3) sabar ketika menghadapi takdir yang terasa menyakitkan (musibah). 

Sabar jenis ketiga inilah yang lebih populer dan dikenal di tengah masyarakat.

Sabar dalam menghadapi musibah dilandasi oleh keimanan terhadap takdir. 

Sebab segala sesuatu yang terjadi di alam dunia ini telah ditakdirkan oleh Allah. Sementara Allah adalah Dzat Yang Maha Bijaksana dan tidak pernah menzalimi hamba-hamba-Nya. Banyak sekali hikmah yang tersimpan di balik musibah, diantaranya adalah terhapusnya dosa-dosa dan menyadarkan umat manusia agar mau bertaubat kepada Allah ta’ala.

Sabar adalah salah satu kunci keberuntungan. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), 

“Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada di dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal salih, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati dalam kesabaran.” (QS. Al-‘Ashr: 1-3)

Tanda Ketiga: Istighfar

Manusia adalah tempatnya salah dan dosa. Dan sebaik-baik manusia yang berdosa adalah yang terus bertaubat kepada Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saja -manusia yang terbaik dan teladan umat manusia- beristighfar kepada Allah setiap harinya sampai tujuh puluh atau bahkan seratus kali. Hal itu menunjukkan betapa beliau sangat merendah dan merasa penuh dengan kekurangan dalam mengabdi kepada Rabbnya.

Demikianlah keadaan seorang hamba, tatkala dia mengenal hak-hak dan kemuliaan Rabbnya serta menyadari betapa banyak  cacat dan kekurangan yang ada pada amal-amalnya. Tidak sebagaimana keadaan manusia yang sombong dengan kekuatan dan kemampuan dirinya. Menganggap dirinya telah melakukan yang terbaik, namun sebenarnya amalnya itu sia-sia.

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), 

“Maukah aku kabarkan kepada kalian orang-orang yang paling merugi amalnya, yaitu orang-orang yang sia-sia usahanya di dalam kehidupan dunia, sementara mereka menyangka bahwa dirinya telah berbuat kebaikan dengan sebaik-baiknya.” (QS. Al-Kahfi: 103-104)

Muroja'ah Ilmu Agama

Berpegang Teguh Dengan Al Quran Dan Sunnah.

Wednesday, October 27, 2021

Tidak semua komentar buruk harus di respon‼️


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=344644987453449&id=100057238526354

Jika kamu telah bersikap baik atau jika kamu telah memposting sesuatu yg baik dan benar, namun tetap saja ada yang berbicara/komentar buruk, menghujat, tidak jelas dan nyinyir, Maka jangan di balas, diamkan saja, atau jika perlu langsung DIBLOKIR saja.

Sebab biasanya orang yang melempar batu ke dalam sumur, Dia akan menunggu reaksi balasan suara dari benturan batu itu dengan air.

Begitu pula lah orang yang mencela atau yang mengomentari jelek kepada kita, dia akan menunggu respon kita agar membalasnya, dan jika kita tanggapi maka kita juga akan tersulut emosi dan kerepotan sendiri karena memang itulah yang ia harapkan dan tunggu dari anda,

Maka kuncinya adalah biarkan saja dia, tak usah di pedulikan, tetaplah diam jangan di balas, biar dia sadar bahwa ternyata hati anda sangatlah dalam dan tidak mudah terpengaruh, sehingga ketika seseorang melempar keburukan, hinaan dan cacian ia akan tenggelam sendiri, dengan demikian si tukang pencela itu akan diam sendiri, lelah sendiri, pergi sendiri dan semua kata-kata buruknya akan kembali padanya sendiri.

Syeikh Abdurrahman Assi'dy rahimahullah berkata,

"Di antara sesuatu yang bermanfaat adalah pengetahuanmu bahwa gangguan manusia kepadamu terutama dengan kata-kata buruknya; tidak akan membahayakanmu. Justru itu membahayakan mereka.

Kecuali jika kamu menyibukkan diri dengannya dan membiarkan gangguan itu menguasai emosimu, maka ketika itulah dia jadi membahayakanmu sebagaimana dia telah membahayakan mereka.

Jika kamu tidak mempedulikannya, maka ia tidak akan membahayakanmu sama sekali”. (al-Wasaailul Mufiidah lil Hayaatis Sa’iidah)

Begitulah hendaknya sikap kita ketika menghadapi orang mencaci atau menghina kita.

Karena jika batu engkau lawan dengan batu, maka yang akan terjadi benturan keras dan mengakibatkan perpecahan.

Jika api engkau lawan dengan api, maka yang terjadi kebakaran besar dan akan mengakibatkan semakin panas.

Untuk itu lawanlah batu (hinaan) dengan air yang penuh kelembutan dan ketenangan, maka batu akan kalah, ia akan terkikis dan tenggelam.

Begitu juga lawanlah api (emosi) dengan air yang penuh kesejukan, maka api akan padam, ia menjadi asap dan debu.

☕ Silahkan disebarkan, mudah2an anda mendapatkan bagian dari pahalanya ☕

Thursday, January 28, 2021

Sabar Membawa Nikmat dan Meningkatkan Derajat


Sabar adalah bukti dalamnya ilmu dan kokohnya keyakinan. Mukmin yang sabar menggenggam energi besar untuk meraih sukses. Baginya pahala yang tak terbatas. Sungguh siapa yang sabar dia pasti berhasil.

Sabar itu bukan hanya diam.

Kalau sabar dari syahwat yang diharamkan, maka ini dinamakan ‘iffah (menjaga kehormatan),

Kalau sabar dari hal yang memancing kemalasan disebut kais (rajin)

Kalau sabar dari hal yang memancing kemarahan, maka ini dinamakan hilm (bijaksana),

Kalau sabar dari hal yang memancing kebakhilan, maka ini dinamakan jawwad (dermawan),

وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ

 “Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar”. (QS. Ali ‘Imron [3] : 146)”.

Jumat berkah semoga kita semua menjadi hamba yang bersabar..

Semoga bermanfaat.

Baca Juga : Artikel Terbaru Kami Disini : 

Rasulullooh Juga Berdagang

Kisah Nabi Ismail as dan Telaga Zam-Zam

Kisah Nabi Luth as.

Lunasi Hutang Dengan Kesederhanaan

Tiga Kamus Bahasa Tentang Pekerjaan

Perhiasan dalam Tiga Bahasa

Tiga Bahasa Untuk Warna dan Busana

Tiga Bahasa Untuk Perkakas dan Elektronik

Tiga Bahasa Bab Sekolahan

Hak Istri Dalam Rumah Tangga

Perdebatan Nabi Ibrahim dan Raja Namrud

Mendo'akan Orang Tua

Bertaubat, Setiap Dosa Akan di Ampuni

Perbanyak Doa Untuk Melunasi Hutang

Ciri Suami Pembawa Rejeki

Tiga Bahasa Tentang Organ Tubuh

Perilaku yang Sesuai Surat Yunus

Tiga Bahasa Tentang Hari dan Bulan

Cara Melindungi Akun Whatsapp

Menghidupkan Sunnah

Infak dan Sedekah

Kandungan Surat Az zumar dan Surat At taubah

Kandungan Surat An nisa dan Al maidah

Lailatul Qadar

Mengatasi Malas Menuntut Ilmu

Sholat Taubat

Menyembunyikan Kebaikan

Seputar Syirik

Beriman Kepada Nabi Muhammad

Melihat Kebawah Dalam Urusan Dunia

#griyakajiansunnah




Tuesday, January 5, 2021

Menjadi Pribadi Pemaaf


Memaafkan orang lain itu tidaklah merendahkan martabat dan harga diri seseorang, justru sifat pemaaf itu akan menjadikan dirinya lebih mulia.

Penuhi jiwa dengan kasih sayang dan ampunan, niscaya kamu akan mendapat kasih sayang dan ampunan yang lebih utama yang diberikan oleh Allah kepadamu.

Abdullah bin Amru radhiyallahu ‘anhu pernah menuturkan bahwa :

“Seorang laki-laki datang kepada Nabi seraya menanyakan : “Wahai Rasulullah, berapa kali kami harus memaafkan kesalahan pelayan kami?” Mendengar hal itu, beliau diam saja. Laki-laki itu mengulangi pertanyaannya, namun beliau tetap diam. Ketika pertanyaan diulangi untuk ketiga kalinya, barulah beliau menjawab :

اُعْفُوْا عَنْهُ فِي كُلِّ يَوْمٍ سَبْعيْنَ مَرَّةً

“Maafkanlah dia (meskipun hingga) tujuh puluh kali setiap harinya.” (HR. Abu Dawud no. 1564)

Semoga Bermanfaat

Baca Juga : Artikel Terbaru Kami Disini






Wednesday, September 23, 2020

AKIBAT TIDAK BERSABAR

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata :

" أكثرُ أسقام البدن والقلب، إنما تنشأ عن عدم الصبر، فما حُفِظَت صِحَةُ القلوب والأبدان والأرواح بمثل الصبر ..".

"Kebanyakan penyakit badan dan hati itu muncul dari tidak ada kesabaran, 

Tidaklah ada perkara yang lebih bisa menjaga kesehatan hati, badan dan ruh yang semisal dengan kesabaran."

Sebarkan untuk mendapat Faidah dan Niatkan Ibadah

          

Hikmah Berqurban