Skip to main content

Kisah Kelahiran Nabi Muhammad Sallallaahualaihi Wassalam

 
 
Setelah Nabi Muhammad kahir oleh ibunya beliua diserakan kepada Halimah Sa’diah untuk disusukan. Pada saat itu bangsa Arab mempunyai kebiasaan untuk menyusukan anak-anak mereka kepada perempuan yang ada di desa. Tujuannya adalah agar anak-anak tersebut dapat tumbuh dan berkembang dilingkungan pedesaan yang memiliki udara yang masih bersih. Nabi Muhammad SAW tinggal bersama ibu susuannya yaitu Halimah selama empat tahun di dusun Bani Sa’ad. Ketika Nabi Muhammad SAW berumur enam tahun Nabi Muhammad SAW telah kembali pulang ke rumah ibundanya. Oleh beliau setiap tahunnya diajak pergi ke Madinah untuk berziarah ke makam ayahnya sekaligus berkunjung ke rumah sanak saudaranya. Dalam perjalanan pulang di suatu tempat Bernama Abwa yaitu sebuah desa yang terletak antara Mekkah dan Madinah ibunda dari Nabi Muhammad SAW jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia disana. Sejak saat itu Nabi Muhammad SAW menjadi yatim piatu yang kemudian diasuh oleh sang kakek yaitu Abdul Muthalib. Kakek Nabi Muhammad SAW adalah salah satu orang terkenal di kota Mekkah dan beliau sangat menyayangi cucunya. Bahkan nama Muhammad adalah pemberian dari Abdul Muthalib yang memiliki arti orang yang terpuji. Kemudian tidak lama akhirnya kakek Nabi Muhammad SAW akhirnya meninggal dunia. Dan selanjutnya Nabi Muhammad SAW diasuh oleh pamannya yaitu Abu Thalib.
 
Sumber video :  https://www.youtube.com/watch?v=LZ9LnIV99gE

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك...

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an...

Lailatul Qodar

Pengertian Lailatul qodar adalah malam kemuliaan yang hanya terdapat pada bulan ramadhan. Keutamaan Lailatul qodar , Allaah telah menerangkan dalam QS. Al-Qadr ayat 1-5 yang artinya : "Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam Qadr. Dan tahukah kamu apa malam kemuliaan itu?. Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar." Waktu / malam Lailatul Qadr berada diantara sepuluh malam terakhir pada bulan ramadhan, dan lebih khusua lagi pada malam-malam yang ganjil. Rasulullaah bersabda, yang artinya : " Carilah Lailatul Qadr pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan." ( HR. Bukhari dan Muslim) Oleh sebab itu pada malam-malam itu kita di anjurkan untuk memperbanyak amal soleh. Tanda-tanda Lailatul Qadr : 1. Pada malam lailatul qadr terasa sejuk, tidak panas, dan tidak dingin. Riwayat dari Jabir bi...