Assalamualaikum ustadz wa ustadzah saya ingin bertanya apakah hujum sholat tapi kita belum mandi biasa
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
Apabila seorang muslim dalam keadaan berhadats kecil maka ia perlu untuk berwudhu supaya hadats kecilnya terangkat. Diantara dalilnya adalah,"
عَنْ هَمَّامِ بْنِ مُنَبِّهٍ، أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ، يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لاَ تُقْبَلُ صَلاَةُ مَنْ أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ» قَالَ رَجُلٌ مِنْ حَضْرَمَوْتَ: مَا الحَدَثُ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ؟، قَالَ: فُسَاءٌ أَوْ ضُرَاطٌ
Dari Hammam bin Munabbih, dia mendengar Abu Hurairah berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda," “Tidak diterima shalatnya orang yang berhadats hingga ia berwudhu.”
Seseorang dari Hadhramaut bertanya, "Wahai Abu Hurairah, apa yang dimaksud dengan berhadats?” Beliau menjawab, "Yakni keluar angin atau kentut.” riwayat ini dikeluarkan oleh Al-Bukhari 135
Apabila seseorang berhadats besar kemudan ia ingin melaksanakan shalat maka shalatnya tidak diterima hingga ia melakukan mandi besar. Ini Berdasarkan firman Allah Ta’ala:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَى حَتَّى تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّى تَغْتَسِلُوا (سورة النساء : 4)
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi.” (QS. An-Nisaa: 43)
Dan sabda Nabi sallallahu alaihi wa sallam:
لَا تُقْبَلُ صَلَاةٌ بِغَيْرِ طُهُورٍ (رواه مسلم، رقم 224)
“Tidak diterima shalat tanpa bersuci.” )HR. Muslim, no. 224)
Masalah ini telah menjadi kesepakan dikalangan para ulama.
Nawawi rahimahullah, “Umat Islam ijmak akan haramnya shalat bagi orang yang hadats. Mereka juga sepakat tidak sah, baik ia tahu hadatsnya atau tidak tahu atau lupa. Akan tetapi kalau shalat dalam kondisi tidak tahu atau lupa, dia tidak berdosa. Kalau dia mengetahui dengan hadats dan pengharaman shalat dengan adanya hadats, maka dia telah melanggar kemaksiatan besar dan dia tidak dihukumi kafir menurut kami kecuali kalau dia menghalalkan hal itu.
Abu Hanifah mengatakan, “Dihukumi kafir karena dia telah menghinanya. Dalil kami bahwa itu kemaksiatan seperti zina dan semisalnya. Hal itu kalau dia tidak mendatangkan pengganti dan tidak terpaksa shalat dalam kondisi hadats.” (Majmu, (2/78).
Dengan begitu bila seseprang dalam keadaan suci dari hadats kecil dan hadats besar maka dia tidak perlu mandi besar. Dia juga tidak perlu mandi biasa kecuali bila ada najis yang menempel di badan yang perlu dibersihkan dengan cara mandi biasa. Wallahu ta'ala a'lam
http://www.salamdakwah.com/pertanyaan/10202-sholat-tapi-belum-mandi-biasa
Comments
Post a Comment
Selalu Berkomentar yang Baik sebab Semua akan dimintai Pertanggung Jawaban di Akhirat Kelak.