Showing posts with label hadist palsu. Show all posts
Showing posts with label hadist palsu. Show all posts

Tuesday, February 25, 2020

MENGISI BULAN RAJAB DENGAN AMAL SHALEH BUKAN AMAL SALAH

Sesungguhnya bulan Rajab, bulan yang saat ini sedang kita jalani, adalah termasuk salah satu dari empat bulan haram. 
Bulan haram adalah bulan Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, Muharam, dan Rajab.

Jadi ada bulan haram dalam kalender Islam. 
Dinamakan bulan haram karena bulan-bulan ini memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki bulan-bulan lainnya. Allah ﷻ berfirman,

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram.” 

(QS: At-Taubah | Ayat: 36).

Wajib bagi setiap Muslim mengisi bulan-bulan ini dengan amalan yang dituntunkan oleh syariat. Dan amalan yang yang jelas sumbernya dari as-sunnah. Tidak boleh melebihi batasan itu. 

Tidak boleh seseorang mengkhususkan ibadah tertentu pada bulan-bulan ini kecuali memiliki dasar syariatnya.

Orang-orang musyrik pada masa jahiliyah juga mengagungkan bulan Rajab. Mereka mengistimewakannya dengan berpuasa di dalamnya. 

Ibnu Taimiyah mengatakan, 

“Tentang puasa di bulan Rajab dan keistimewaannya, hadits-haditsnya lemah bahkan palsu. Tidak bersumber dari para ulama…” 

kemudian beliau melanjutkan 

“Terdapat riwayat shahih dari Umar bin al-Khattab radhiallahu ‘anhu bahwasanya beliau memukul tangan orang agar mereka meletakkan tangan-tangan mereka pada makanan di bulan Rajab (agar tidak berpuasa penuh). 

Ia berkata, ‘Jangan kalian serupakan bulan ini dengan Ramadhan’. Ia juga berkata, ‘Dulu bulan Rajab diagungkan orang-orang jahiliyah. Ketika Islam datang, kebiasaan itu ditinggalkan’.

▪Di bulan Rajab, sebagian orang melakukan amalan shalat tertentu. 

Dengan tata cara yang berbeda dengan shalat biasa. 
Mereka namakan shalat itu dengan shalat Ragha'ib.

Mereka melaksanakannya pada awal malam Jumat. Antara Maghrib dan Isya. 
Ini adalah amalan yang diada-adakan. 
Para ulama sepakan akan kebid’ahannya. 

Amalan ini tidak dikenal kecuali pada abad keempat hijriyah. 
Tidak ada sebelumnya bahkan tidak ada yang berbicara tentangnya sebelum itu.

Imam an-Nawawi rahimahullah pernah ditanya tentang shalat Ragha'ib. Apakah Sunnah ataukah bid’ah. 
Beliau mengatakan, 

“Itu adalah amalan bid’ah yang perlu dikritisi. Perlu disikapi dengan meninggalkannya, menjelaskan kekeliruannya, dan memperingatkan orang yang mengerjakannya.

Janganlah kita terpedaya karena amalan ini banyak dilakukan di negeri-negeri (umat Islam). Jangan juga terpedaya karena amalan ini disebutkan dalam kita Quwwatil Qulub, Ihya Ulumuddin, dan selainnya.  Karena sesungguhnya shalat ini adalah bid’ah yang tercela. Nabi ﷺ bersabda,

مَنْ أَحْدَثَ دِيننا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa membuat suatu yang baru dalam agama kami sesuatu yang bukan berasal darinya, maka ia tertolak.”

Di dalam ash-Shahih beliau ﷺ bersabda,

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut tertolak.”

Dalam Shahih Muslim dan selainnya, Nabi ﷺ bersabda,

كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ

“Setiap bid’ah adalah kesesatan.”

Kita telah diperintahkan oleh Allah ﷻ, ketika kita berselisih tentang suatu permasalahan, hendaknya kita mengembalikan kepada Al-qur'an dan sunnah Rasulullah ﷺ. 
Dia ﷻ berfirman,

فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ

“Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.” (QS: An-Nisaa | Ayat: 59).

Allah ﷻ tidak memerintahkan kita mengikuti kebiasaan jahiliyah dan tidak juga bersama orang-orang yang keliru”. 

Demikian kata Imam an-Nawawi rahimahullah.

Dan dapat kita jumpai banyak perkataan para ulama tentang permasalahan ini.

▪ Di bulan Rajab juga, ada sebagian kaum Muslimin yang mengkhususkannya dengan datang ke kota Madinah.

Mereka namakan amalan ini dengan Rajabiyah. 
Mereka berpendapat ini bagian dari sunnah Nabi ﷺ. 
Ziarah yang dinamakan dengan ziarah Rajabiyah ini, sama sekali tidak memiliki dasar.

Tidak diragukan lagi, memang Masjid Nabawi termasuk masjid yang sangat dianjurkan untuk dikunjungi. 
Setiap waktu dan masa. 
Namun pengkhususan bulan tertentu atau hari tertentu untuk melakukan suatu amalan, ini juga butuh dalil yang khusus pula. 

Dan tidak ada dalil shahih yang mengkhususkan bulan Rajab untuk melakukan amalan tersebut. 

Dengan demikian, menjadikan aktivitas ini sebagai ibadah kepada Allah di bulan Rajab adalah sesuatu yang diada-adakan dalam agama. Tidak ada dalilnya dari syariat.

▪ Pada malan 27 Rajab, sebagian orang merayakan suatu peristiwa. 
Mereka yakin hari itu adalah hari Isra’ dan Mi’raj Nabi ﷺ. 
Mereka mengisinya dengan dendangan nasyid dan kasidah yang dibacakan puji-pujian kepada Nabi ﷺ. 

Aktivitas ini tidaklah dikenal pada tiga generasi utama umat ini.

Ibnu Taimiyah mengatakan, 

“Tidak diketahui dari seorang pun umat Islam yang menjadikan malam Isra’ lebih utama dari malam-malam selainnya. Para sahabat tidak mengenalnya, demikian juga orang-orang yang mengikut mereka dengan baik.

Mereka meniatkan dan mengkhususkan malam Isra’ karena suatu alasan yang tidak mereka sebutkan. Hari Isra’ Mi’raj sendiri tidak diketahui kapan pastinya. Tidak ada dalil yang tegas yang menyebutkan bulannya dan rinciannya. Tidak pula disyariatkan di malam itu bagi kaum Muslimin untuk melakukan amalan tertentu”.

Ketahuilah, hakikat mengikuti Nabi ﷺ adalah dengan berpegang teguh pada sunnahnya. Mengamalkan apa yang beliau amalkan. 
Dan tidak mengamalkan yang tidak beliau amalkan. 

Barangsiapa yang menambahi atau menguranginya, sebatas itu pulalah ia meneladani Nabi ﷺ. 

Namun menambahkan sesuatu amalan yang tidak beliau lakukan lebih rusak daripada mengurangi. Karena ia telah melampaui atau mendahului Allah dan Rasul-Nya ﷺ. 
Allah ﷻ berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS: Al-Hujuraat | Ayat: 1).



🖊  Tim KtobahJumat.com

Oleh : Mutiara Risalah Islam

MENYIKAPI BROADCAST DUSTA DAN BATHIL TENTANG KEUTAMAAN PUASA DAN AMALAN KHUSUS DI BULAN RAJAB


Pertanyaan : 

Assalamu'alaikum ustadz Wasitho, عَفْوًا Ana mau tanya, ada/ga dalil2 tentang keutamaan bulan Rajab. Soalnya Ana sering dapet BC atau SMS seperti ini. 

Tanggal 11 mei 2013 kita telah masuk awal bulan RAJAB :

1. Barangsiapa puasa 1 hari di awal Rajab akan dilebur dosany selama 3 tahun. 

2. Barangsiapa puasa tgl 2 bulan Rajab akan dilebur dosanya selama 2 tahun.

3. Barangsiapa puasa tgl 3 Rajab, maka akan dlebur dosanya selama 1 tahun.

4. Barangsiapa yang berpuasa 5 hari maka doa'nya akan diQobulkan ALLAH TA'ALAA

5. Barangsiapa yang berpuasa 7 hari maka akan ditutup 7 Pintu Neraka

6. Barangsiapa yang berpuasa 8 hari maka dibukakan 8 Pintu Surga

7. Barangsiapa yang berpuasa 15 hari maka diampuni dosa2 yang lalu & mengganti Kejahatan'e dengan Kebaikan disisi ALLAH TA'ALAA

8. Barangsiapa yang berpuasa tgl 27 Rajab maka Pahalanya seperti 5 Tahun berpuasa

9. Ar-Rojabu syahrullah, fil jannah (di dlm Surga) terdapat bengawan yang manisnya melebihi madu, dinginnya melebihi es & putihnya melebihi susu, bengawan itu hanya diperuntukkan bagi orang2 yang puasa dan banyak membaca sholawat di bulan Rajab, dan yang puasa di hari Kamis, Jum'at, & Sabtu berturut2 di bulan Rajab, maka pahalanya (seperti) ibadah 700 (tujuh ratus) tahun.

# BACAAN2 DI BULAN RAJAB #

> Membaca : RobbighfirLi Warhamni Watub Alayya (70x tiap Pagi & Sore)

> tgl 1 s/d 10 Rajab
Membaca : SubhaanaLLahiL HayyiL Qoyyum (100x)

> tgl 11 s/d 20 Rajab
Membaca : SubhaanaLLahiL Ahadish'Shomad (100x)

> tgl 21 s/d 30 Rajab
Membaca : SubhaanaLLahir Rouuf (100x)

> Membaca Surat AL-IkhLas (11x)

Sabda RASULULLAH SAW :
"pada Malam MI'RAJ, Saya (SAW) melihat Sungai yang Air' lebih Manis dari Madu, lebih Sejuk dari Air Batu, lebih Harum dari Minyak Wangi & Saya (SAW) berkata kepada JIBRIL AS"

Wahai JIBRIL, untuk Siapakah Sungai ini..? maka JIBRIL AS menjawab : Sungai ini adalah untuk Umat-Mu yang ber'Shalawat kepada-Mu di'Bulan RAJAB.

> NAWAITU SHAUMA RAJAB SUNATALILLAHI TA'ALAA
(Saya Niat Puasa Sunnah Rajab karena ALLAH TA'ALAA) sebarkan, 
(Barangsiapa yang menyampaikan kebaikan, baginya pahala serupa,tanpa mengurangi ibadah orang yang mengerjakannya) Amin yarobbalamin.

» Barangsiapa mengingatkan orang lain tentang ini, maka seakan-akan ia beribadah selama 80 tahun.

Jawaban Oleh Ustadz Muhammad Wasitho, MA :
(Disusun Di BBG Majlis Hadits: Tanya Jawab Masalah 342)

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ 
Bismillah. 
BC/SMS tersebut TIDAK BENAR, karena TIDAK ADA SATU PUN DALIL SHOHIH yang menerangkan tentang keutamaan puasa dan amalan khusus pada bulan Rajab. 

Demikian pula, TIDAK ADA HADITS SHOHIH dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang menerangkan bacaan2 do'a dan dzikir tertentu dengan bilangan dan waktu tertentu yang dikhususkan pada bulan Rajab.

Hadits2 tentang keutamaan puasa dan amalan tertentu pada bulan Rajab derajatnya berkisar antara DHO'IF (lemah), BATHIL, PALSU, dan TIDAK ADA SUMBERNYA yang jelas dan bisa dipercaya akan kebenarannya. 

» Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata : “Adapun puasa Rajab secara khusus, maka seluruh haditsnya DHO'IF (lemah), bahkan PALSU, tidak ada seorang ulama pun yang berpegang dengannya. Dan hadits2 Dho'if tersebut tidak termasuk kategori lemah yang boleh diriwayatkan dalam Fadho'iL A'maaL (keutamaan amalan2), bahkan seluruhnya adalah HADITS PALSU yang DUSTA.”. (Lihat Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyah, XXV/290).

» Imam Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah rahimahullah berkata : “Dan semua hadits tentang (keutamaan) puasa Rajab dan sholat pada sebagian malamnya adalah DUSTA yang diada-adakan.” 
(Lihat Al-Manaaru Al-Muniif, hal. 96).

(*) Oleh karena itu, DILARANG KERAS mempercayainya, menyebarluaskannya kepada kaum Muslimin melalui berbagai media, atau bahkan mengamalkannya dengan harapan memperoleh pahala dan keutamaan2 yang disebutkan di dalam Broadcast atau SMS Dusta dan Bathil tersebut.

Barangsiapa ikut serta dalam menyebarluaskannya melalui BC/SMS sesudah ia mengetahui dengan jelas akan kedustaan dan kebatilannya, berarti ia telah berbuat dosa besar dan terkena ancaman keras dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana di dalam sabda beliau berikut :

مَنْ كَذَبَ عَلَىَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ­ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ

"Barangsiapa berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaknya ia menyiapkan tempat duduknya di dalam Neraka." (SHOHIH. Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'an­hu).

Wallahu a'lam bish-showab. Wabillahi at-Taufiq. 
(Jumat, 10 Mei 2013)

Sunday, February 23, 2020

BULAN RAJAB


Bulan Rajab adalah salah satu dari empat bulan haram, yang disebutkan dalam surat At Taubah ayat 36. Allah Ta’ala berfirman yang artinya;

“Sesungguhnya jumlah bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan dalam kitab Allah pada hari Allah menciptakan langit dan bumi, diantaranya adalah empat bulan haram. Maka janganlah kalian menzalimi diri kalian sendiri pada bulan bulan tersebut.”

Allah melarang berbuat zalim di bulan-bulan tersebut bukan berarti diperbolehkan perbuatan zalim di bulan-bulan lainnya. Namun karena perbuatan zalim di bulan itu DI LIPAT GANDAKAN DOSANYA.

🌴🌴🌴
Sama halnya dengan tanah haram Makkah dan Madinah. Perbuatan dosa yang dilakukan di sana lebih besar dosanya dibandingkan di negeri lainnya. Ini menunjukkan bahwa bulan-bulan haram adalah bulan bulan yang mulia.

Kaidah yang perlu kita ketahui bersama adalah bahwa AMALAN BILA BERTEPATAN DENGAN WAKTU YANG MULIA MAKA IA AKAN DI LIPAT GANDAKAN PAHALANYA. Maka sangat dianjurkan untuk banyak beramal shalih di bulan-bulan tersebut karena keutamaannya yang agung, seperti sholat, sedekah, puasa dan amalan shalih lainnya.

🌴🌴🌴
Namun yang perlu diperhatikan adalah bahwa mengkhususkan puasa dan amalan tertentu pada bulan Rajab tanpa bulan lainnya adalah perlu ditinjau kembali karena para ulama ahli hadits seperti Al Hafidz ibnu Rajab, dan Al Hafidz ibnu Hajar menjelaskan bahwa HADITS-HADIST TENTANG AMALAN TERTENTU PADA BULAN RAJAB SECARA KHUSUS ADALAH LEMAH DAN PALSU.

Dalam kitab Tabyinul ‘ajab hal. 2, Al Hafidz ibnu hajar rahimahullah berkata, “Tidak ada satupun hadits shahih yang bisa dijadikan hujjah mengenai keutamaan bulan Rajab, tidak juga puasa padanya atau puasa pada sebagiannya, dan sholat pada malam tertentu padanya. Diantara ulama yang mendahuluiku kepada kepastian ini adalah Abu Isma’il Al Harowi Al Hafidz.”

🌴🌴🌴
Dalam kitab tersebut, Al Hafidz ibnu Hajar membagi hadits hadits seputar bulan rojab menjadi dua bagian:

Pertama, adalah hadits hadits yang lemah. Dan yang kedua adalah hadits-hadits yang palsu.

🌴🌴🌴
Diantara hadits hadits yang lemah yang disebutkan oleh beliau adalah hadits:

“Sesungguhnya di dalam surga ada sebuah sungai yang bernama Rajab, airnya lebih putih dari susu, dan lebih manis dari madu. Siapa yang berpuasa sehari di bualan rajab, maka Allah akan memberinya minum dari sungai tersebut.”
(Diriwayatkan oleh Al baihaqi dalam fadlail Al Auqot).

Ibnul Jauzi berkata, “Dalam sanadnya ada perawi-perawi yang majhul.”

Sementara imam Adz Dzahabi dalam kitab Mizanul i’tidal menyatakan bahwa hadits tersebut adalah batil.

Diantara hadits yang palsu seputar Rajab yang disebutkan oleh Al Hafidz ibnu Hajar adalah hadits tentang keutamaan berpuasa di bulan Rajab sehari, dua hari, tiga hari sampai lima belas hari bahkan sampai dua puluh hari.

Beliau mengatakan bahwa hadits tersebut adalah palsu, karena di dalam sanadnya terdapat Abu Bakar An naqqosy, ia seorang pemalsu hadits. (tabyinul ‘ajab hal. 9).

Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

=======🌴🌴🌴🌴🌴=======

Hikmah Berqurban