Skip to main content

Anak adalah Amanah Sekaligus Sebagai Perhiasan

Tidak diragukan lagi bahwa anak merupakan salah satu perhiasan dunia terindah. Seperti tercantum dalam surat AL kahfi (18 ) ; 46 yang artinya: " Harta dan anak - anak adalah perhiasan kehidupan dunia". Tapi waspadalah disisi lain anak juga merupakan sebuah ujian bagi kita didunia ini. Seperti yang tercantum dalam surat At-Taghabun (64) : 15 yang artinya : " Sesungguhnya hartamu dan anak anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan disisi Allaah lah pahala yang besar."

Jadi berhati-hatilah dan jangan sampai kita terperdaya, sebab kadang anak membuat seorang hamba menjadi angkuh dan tidak bersukur terhadap nikmat Allaah. Anak sering juga mendorong seorang ayah untuk menghalalkan cara yang haram. Contoh nya melakukan perbuatan suap menyuap untuk kelulusan sibuah hati dalam rangka memberikan masa depan yang baik. Anak kadang membuat seseorang menjadi kikir atau pelit, ketika saat ingin bersedekah setan datang menggoda " barusan anakmu minta ini dan itu loh", yang akhirnya niat sedekah pun dibatalkan, padahal yang diminta anaknya bukanlah suatu kebutuhan pokok.

Benar sabda Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, " Sesungguhnya anak bisa membuat seseorang menjadi bakhil, penakut dan bersedih" ( HR. Al Hakim dan dinilai Sahih Oleh Beliau juga Al-Albany )

Saat sang anak jatuh sakit, rasa iba membuat orang tua terdorong untuk berbuat bodoh dan melanggar syariat agama, iapun membawa anaknya untuk berobat ke dukun, padahal agama telah melarang dengan tegas akan hal ini.

Kemudian bagaimana caranya supaya kita terhindar dari godaan godaan tersebut ?,caranya adalah dengan mendahulukan kecintaan kita kepada Allah dan Rasul-Nya diatas segalanya, termasuk terhadap anak-anak, kemudian senantiasa bertakwa dan beriman dalam mengurus mereka. Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam menjelaskan bahwa diantara amalan yang bisa menghapus keburukan akibat godaan anak, adalah mengerjakan shalat, berpuasa, bersedekah dan ber amar ma'ruf nahi mungkar, Beliau juga bersabda " Gangguan yang menimpa Seseorang akibat keluarga, harta,diri,anak dan tetangganya, dapat dihapus dengan puasa,shalat,shadaqah dan amar ma'ruf nahi mungkaar". ( HR. Bukhari dan Muslim )

Semoga kita senantiasa bertaqawa dalam mensikapi anak anak kita.

Silahkan share jika bermanfaat dan dapatkan pahala jariyah


Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.