Showing posts with label ujian. Show all posts
Showing posts with label ujian. Show all posts

Thursday, September 26, 2024

Ujian yang Dihadapi Nabi Yusuf dengan Imra’atul Aziz


Kita akan memasuki kisah Nabi Yusuf ‘Alaihis Salam berikutnya, yang terdapat di halaman 297, yaitu ujian kedua yang dihadapi oleh Nabi Yusuf dengan Imra’atul Aziz, istri seorang pembesar Mesir.

Allah Ta’ala berfirman dalam Surah Yusuf ayat 19:

وَجَاءَتْ سَيَّارَةٌ فَأَرْسَلُوا وَارِدَهُمْ فَأَدْلَىٰ دَلْوَهُ ۖ قَالَ يَا بُشْرَىٰ هَٰذَا غُلَامٌ ۚ وَأَسَرُّوهُ بِضَاعَةً ۚ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِمَا يَعْمَلُونَ

“Kemudian datanglah serombongan musafir, mereka mengutus seorang pengambil air untuk mengambil air, maka dia menurunkan timbanya. Dia berkata, ‘Kabar gembira! Ini ada seorang anak muda!’ Mereka menyembunyikannya sebagai barang dagangan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (QS. Yusuf [12]: 19)

Kisah ini menceritakan bahwa setelah Nabi Yusuf dilemparkan ke dalam sumur oleh saudara-saudaranya, datanglah sekelompok musafir yang menemukan beliau. Mereka mengutus salah seorang dari mereka untuk mengambil air. Ketika orang tersebut menurunkan timba ke dalam sumur, dia menemukan seorang anak muda, yakni Nabi Yusuf.

Mereka kemudian menyembunyikan Nabi Yusuf sebagai barang dagangan. Di zaman dahulu, menemukan seseorang yang tidak jelas asal-usulnya sering kali berarti memperbudak dan memperjualbelikannya.

وَشَرَوْهُ بِثَمَنٍ بَخْسٍ دَرَاهِمَ مَعْدُودَةٍ وَكَانُوا فِيهِ مِنَ الزَّاهِدِينَ

“Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, yaitu beberapa dirham saja, dan mereka merasa tidak tertarik hatinya kepada Yusuf.” (QS. Yusuf[12]: 20)

Ayat ini menunjukkan bahwa orang-orang tersebut menjual Nabi Yusuf dengan harga yang sangat murah, hanya beberapa dirham saja. Mereka tidak menginginkan Nabi Yusuf karena mereka tahu bahwa ada risiko besar jika ternyata Yusuf memiliki keluarga yang mencarinya. Oleh karena itu, mereka segera menjualnya meskipun dengan harga yang murah.

Setelah Yusuf berada di Mesir, ia menghadapi ujian baru di negeri itu, tepatnya di rumah seorang pembesar Mesir. Allah Ta’ala berfirman dalam Surah Yusuf ayat 21:

وَقَالَ الَّذِي اشْتَرَاهُ مِنْ مِصْرَ لِامْرَأَتِهِ أَكْرِمِي مَثْوَاهُ عَسَىٰ أَنْ يَنْفَعَنَا أَوْ نَتَّخِذَهُ وَلَدًا ۚ وَكَذَٰلِكَ مَكَّنَّا لِيُوسُفَ فِي الْأَرْضِ وَلِنُعَلِّمَهُ مِنْ تَأْوِيلِ الْأَحَادِيثِ ۚ وَاللَّهُ غَالِبٌ عَلَىٰ أَمْرِهِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

“Dan orang yang membeli Yusuf di Mesir berkata kepada istrinya, ‘Muliakanlah dia, mungkin dia bermanfaat bagi kita atau kita angkat sebagai anak.’ Demikianlah Kami memberikan kedudukan kepada Yusuf di bumi (Mesir) agar Kami ajarkan kepadanya takbir mimpi. Allah Maha Kuasa atas urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.” (QS. Yusuf [12]: 21)

Kisah ini juga mengingatkan kita bahwa saudara-saudara Yusuf yang berjumlah sebelas orang menginginkan hal buruk terjadi pada Yusuf. Mereka iri dan berharap Yusuf mengalami kesulitan dan kehinaan. Namun, Allah Subhanahu wa Ta’ala memiliki rencana yang berbeda. Allah menginginkan sesuatu yang lain bagi Yusuf, dan kehendak-Nya yang pasti akan menang. Karena Allah menguasai segala urusan, sebelum dan sesudahnya. Makanya Allah berfirman dalam Surah Yusuf:

وَاللَّهُ غَالِبٌ عَلَىٰ أَمْرِهِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

“Allah menguasai urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.” (QS. Yusuf [12]: 21)

Dalam Surah Yusuf ayat 22, Allah Ta’ala berfirman:

وَلَمَّا بَلَغَ أَشُدَّهُ آتَيْنَاهُ حُكْمًا وَعِلْمًا ۚ وَكَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ

“Dan ketika dia (Yusuf) telah dewasa, Kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Yusuf [12]: 22)

Saat Nabi Yusuf mencapai kedewasaan, ia diberikan kekuatan baik secara fisik, mental, maupun spiritual, yang memungkinkannya memikul beban kenabian dan risalah. Allah membalas kebaikan Nabi Yusuf dengan kebaikan, sesuai dengan firman-Nya bahwa tidak ada kebaikan melainkan akan dibalas dengan kebaikan.

Kemudian, dalam ujian yang kedua ini, yang bahkan lebih berat daripada ujian saat menghadapi saudara-saudaranya, Allah Ta’ala berfirman dalam Surah Yusuf ayat 23:

وَرَاوَدَتْهُ الَّتِي هُوَ فِي بَيْتِهَا عَنْ نَفْسِهِ وَغَلَّقَتِ الْأَبْوَابَ وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ ۚ قَالَ مَعَاذَ اللَّهِ ۖ إِنَّهُ رَبِّي أَحْسَنَ مَثْوَايَ ۖ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ

“Dan perempuan yang di rumahnya Yusuf tinggal menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya). Dan dia menutup pintu-pintu seraya berkata, ‘Marilah ke sini.’ Yusuf berkata, ‘Aku berlindung kepada Allah, sesungguhnya tuanku telah memperlakukanku dengan baik. Sesungguhnya orang-orang yang zalim tidak akan beruntung.'” (QS. Yusuf [12]: 23)

Jika kita memaknai kisah ini, ada pelajaran penting yang bisa kita ambil bahwa tidak boleh menzalimi majikan. Salah satu bentuk kezaliman kepada majikan adalah bersikap kurang ajar terhadap keluarganya, terutama istri. Nabi Yusuf ‘Alaihis Salam menunjukkan adab yang sangat tinggi terhadap keluarga majikannya, menjaga kehormatan mereka dan tidak berani bertindak kurang ajar.

Nabi Yusuf berkata bahwa orang-orang yang berkhianat itu zalim, dan orang yang zalim tidak akan beruntung.

Syaikh rahimahullah menjelaskan bahwa ujian kedua yang dihadapi Nabi Yusuf ini lebih besar daripada ujian pertama bersama saudara-saudaranya. Alasannya, kesabaran yang dipersiapkan oleh Yusuf dalam menghadapi ujian ini lebih besar. Kesabaran yang dimaksud di sini adalah sabr ikhtiyar (kesabaran dengan pilihan), yang berbeda dari sabr idtirar (kesabaran karena terpaksa).

Saat menghadapi ujian pertama bersama saudara-saudaranya, Yusuf diperlakukan dengan sangat buruk: dipukul, dicaci maki, dilempar ke dalam sumur, bahkan hampir dibunuh. Kesabaran yang ditunjukkan dalam situasi itu adalah sabr idtirar, di mana seseorang tidak memiliki pilihan lain selain bersabar. Ini seperti seseorang yang tiba-tiba jatuh sakit, sementara sebelumnya ia sehat, dan ia harus bersabar dengan kondisi yang tidak diinginkan.

Kesabaran terpaksa, atau sabr idtirar, adalah ketika seseorang harus sabar karena tidak ada pilihan lain, seperti ketika diberi penyakit yang tak diinginkan, misalnya kanker. Kita tidak ingin sakit, tetapi ketika penyakit datang, kesabaran itu menjadi kesabaran terpaksa.

Namun, jika seseorang menghadapi ujian yang sebenarnya bisa dihindari, namun memilih untuk bersabar, itu disebut sabr ikhtiyar (kesabaran pilihan). Nabi Yusuf ‘Alaihis Salam menunjukkan sabr ikhtiyar saat menghadapi ujian kedua. Subhanallah, padahal banyak hal yang sebenarnya bisa dilakukannya dengan mudah, namun ia lebih memilih untuk mendahulukan kecintaan Allah Subhanahu wa Ta’ala daripada hawa nafsu.

Ini adalah contoh kisah kesucian yang luar biasa, yang Allah Subhanahu wa Ta’ala ceritakan dalam Al-Qur’an, tepatnya dalam Surah Yusuf, di mana Nabi Yusuf lebih mendahulukan cinta Allah daripada mengikuti keinginan wanita yang menggoda dirinya.

Nabi Yusuf ‘Alaihis Salam dimuliakan di rumah pembesar Mesir dan dikaruniai ketampanan yang luar biasa. Ini memudahkan baginya untuk melakukan apa yang diinginkan oleh banyak orang. Nabi Yusuf berada di bawah kekuasaan seorang wanita yang menggoda dan berusaha menundukkannya. Mereka tinggal dalam satu rumah, yang memungkinkan Yusuf untuk melakukan perbuatan tersebut tanpa diketahui oleh siapa pun.

Musibahnya bertambah ketika semua pintu rumah ditutup rapat. Situasinya sangat sunyi, tempatnya sepi. Wanita tersebut sudah merencanakan segala sesuatunya dengan cermat.

وَرَاوَدَتْهُ الَّتِي هُوَ فِي بَيْتِهَا عَنْ نَفْسِهِ وَغَلَّقَتِ الْأَبْوَابَ…

“Dan perempuan yang Yusuf berada di rumahnya, menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya. Dan dia menutup pintu-pintu rapat-rapat.” (QS. Yusuf [12]: 23)

Sumber : https://www.radiorodja.com/54400-ujian-yang-dihadapi-nabi-yusuf-dengan-imraatul-aziz/

Tags : nabi yusuf,kisah nabi yusuf as,nabi yusuf as,kisah nabi yusuf,kisah nabi,ujian,kisah nabi yusuf dan zulaikha,ujian nabi yusuf,kisah nabi yusuf alaihissalam,kisah nabi yusuf yang tampan,kisah nabi yusuf a.s yang dibuang ke sumur,kisah nabi dalam al qur'an,nabi,pengasihan nabi yusuf as,nabi yusuf dan zulaikha,ilmu pengasihan nabi yusuf as,kisah cinta nabi yusuf dan zulaikha,nabi yusuf dibuang ke sumur,kisah cinta nabi yusuf


Tuesday, July 12, 2022

UJIAN BERAT ITU BERNAMA : KEMUDAHAN


Memiliki rumah yg besar, luas, megah, mewah, indah. Seringkali menjadikan kita lalai terkadang dengan sombong memandang rendah yg masih ngontrak, rumahnya kecil, rumahnya gubuk, rumahnya biasa.

Memiliki wajah yg tampan, cantik, putih, mulus, menarik, Seringkali menjadikan kita lalai terkadang dengan sombong memandang sinis yg tidak tampan, yg tidak cantik, yg hitam, yg berjerawat, yg tidak menarik.

Memiliki pangkat, jabatan, kekuatan, kedudukan, popularitas, Seringkali menjadikan kita lalai terkadang dengan sombong memandang tak berarti yg tidak memiliki pangkat dan jabatan, yg lemah, yg jelata, yg tidak terkenal.

Memiliki ilmu yg tinggi, pengetahuan yg luas, kuliah di universitas terkenal, gelar yg berjejer, mendapat nilai terbaik. Seringkali menjadikan kita lalai terkadang dengan sombong memandang remeh yg tak memiliki ilmu, yg tak paham, yg tak mampu kuliah, yg tak memiliki gelar.

Memiliki pekerjaan yg bagus, tempat kerja yg nyaman, penghasilan besar, gaji tetap, fasilitas lengkap. Seringkali menjadikan kita lalai terkadang dengan sombong memandang sebelah mata yg kerjanya kuli, yg kerjanya kasar, penghasilan kecil, gaji tak tetap, tempatnya tidak nyaman.

Memiliki banyak amal shalih, puasa yg rutin, shalat yg tak pernah lalai, haji dan umroh berkali-kali, sedekah milyaran, Seringkali menjadikan kita lalai terkadang dengan sombong memandang rendah yg melakukan maksiat, yg tidak bisa berangkat haji dan umroh, yg sedekahnya sedikit.

Sungguh kemudahan itu juga ujian, bahkan kemudahan melakukan maksiat juga ujian, karena itu ujian terberat itu bernama kemudahan, sebab padanya banyak orang yg lalai, sombong, merehmehkan, merendahkan dan mendatangkan penyakit hati. Maka berhati-hatilah.

Habibie Quotes,

Monday, November 15, 2021

KITA SEMUA DI UJI

"Ujian itu nikmat bagi orang beriman,,,, betapa banyak kebaikan dibalik suatu ujian. 

" Bersyukurlah jika ALLAH masih memberimu ujian,,,,, itu bukti tanda cinta ALLAH kepadamu. 

" Ada yang tidak di uji dengan harta,,,,, maka bisa jadi diuji lewat pasangan. "

"Ada yang memiliki pasangan baik,,,, bisa jadi di uji lewat kenakalan anak".

" Ada yang memiliki pasangan dan anak y shalih maka bisa jadi di uji melalui mertua atau ipar yang kurang baik. 

"Ada yang memiliki keluarga serta mertua yang baik bisa jadi di uji melalui teman dan tetangga yang kurang baik. 

Dan lainnya.... 

" Tak ada kehidupan yang sempurna

" Jadi jangan merasa paling bersedih,,,, kita semua di uji. 

احسب الناس ان يتركوا ان يقولوا امنا وهم لا يفتنون

Apakah manusia mengira bahwa mereka di biarkan (saja) mengatakan kami telah beriman,,,, sedang mereka tidak di uji lagi (AL-ANKABUT;2)

Barrakallahu fiikum..

Wednesday, February 10, 2021

Sakit adalah ujian, cobaan dan takdir Allah

Hendaknya orang yang sakit memahami bahwa sakit adalah ujian dan cobaan dari Allah dan perlu benar-benar kita tanamkan dalam keyakinan kita yang sedalam-dalamya bahwa ujian dan cobaan berupa hukuman adalah tanda kasih sayang Allah. Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,

إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ، وَإِنَّ اللهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ،

فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا، وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ

“sesungguhnya pahala yang besar didapatkan melalui cobaan yang besar pula. Apabila Allah mencintai seseorang, maka Allah akan memberikan cobaan kepadanya, barangsiapa yang ridho (menerimanya) maka Allah akan meridhoinya dan barangsiapa yang murka (menerimanya) maka Allah murka kepadanya.”[HR. At-Tirmidzi no. 2396, dihasankan oleh Al-Imam Al-Albani  dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi]

Dan beliau shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,

إِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوْبَةَ فِي الدُّنْيَا

وَإِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَافِيَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Apabila Allah menginginkan kebaikan bagi seseorang hamba, maka Allah menyegerakan siksaan  baginya di dunia”[ HR. At-Tirmidziy no.2396 dari Anas bin Malik, lihat Ash-Shahiihah no.1220]

Mari renungkan hadits ini, apakah kita tidak ingin Allah menghendaki kebaikan kapada kita? Allah segerakan hukuman kita di dunia dan Allah tidak menghukum kita lagi di akhirat yang tentunya hukuman di akhirat lebih dahsyat dan berlipat-lipat ganda. Dan perlu kita sadari bahwa hukuman yang Allah turunkan merupakan akibat dosa kita sendiri, salah satu bentuk hukuman tersebut adalah Allah menurunkannya berupa penyakit.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ

وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَْ الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ

قَالُواْ إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَْ أُولَـئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ

مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:”Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun”.Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. [Al-Baqarah:155-157]

Ujian juga merupakan takdir Allah yang wajib diterima minimal dengan kesabaran, Alhamdulillah jika mampu diterima dengan ridha bahkan rasa syukur. Semua manusia pasti mempunyai ujian masing-masing. Tidak ada manusia yang tidak pernah tidak mendapat ujian dengan mengalami kesusahan dan kesedihan. Setiap ujian pasti Allah timpakan sesuai dengan kadar kemampuan hamba-Nya untuk menanggungnya karena Allah tidak membebankan hamba-Nya di luar kemampuan hamba-Nya.

Semoga bermanfaat.

Baca Juga : Artikel Terbaru Kami Disini : 

Rasulullooh Juga Berdagang

Kisah Nabi Ismail as dan Telaga Zam-Zam

Manusia - Manusia Lemah

Kisah Nabi Luth as.

Lunasi Hutang Dengan Kesederhanaan

Tiga Kamus Bahasa Tentang Pekerjaan

Perhiasan dalam Tiga Bahasa

Tiga Bahasa Untuk Warna dan Busana

Tiga Bahasa Untuk Perkakas dan Elektronik

Tiga Bahasa Bab Sekolahan

Hak Istri Dalam Rumah Tangga

Perdebatan Nabi Ibrahim dan Raja Namrud

Mendo'akan Orang Tua

Bertaubat, Setiap Dosa Akan di Ampuni

Perbanyak Doa Untuk Melunasi Hutang

Ciri Suami Pembawa Rejeki

Tiga Bahasa Tentang Organ Tubuh

Perilaku yang Sesuai Surat Yunus

Tiga Bahasa Tentang Hari dan Bulan

Cara Melindungi Akun Whatsapp

Menghidupkan Sunnah

Infak dan Sedekah

Kandungan Surat Az zumar dan Surat At taubah

Kandungan Surat An nisa dan Al maidah

Lailatul Qadar

Mengatasi Malas Menuntut Ilmu

Sholat Taubat

Sunnah yang Terlupakan

Menyembunyikan Kebaikan

Hakikat Dunia

Panduan Shalat Tahajud

Seputar Syirik

Sakit Adalah Ujian, Cobaan, dan Takdir

Islam Telah Sempurna 

Beriman Kepada Nabi Muhammad

Melihat Kebawah Dalam Urusan Dunia

Doa Memohon Anak Yang Shalih


Friday, December 18, 2020

Kadang Tidak Sesuai Dengan Keinginan

Penulis : Aris Purnomo, A.Md.AK

Bismillaah

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarokaatuh

Terkadang apa yang terjadi atau apa yang kita dapat tidak sesuai dengan keinginan, ya mungkin ini adalah ujian dari Allaah SWT supaya kita berfikir dan merenungi hikmahnya. Karena boleh jadi dengan hal tersebut Allah berkehendak untuk mengangkat derajat seseorang. Seperti sakit yang diderita oleh seorang manusia itu boleh jadi adalah penghapus dosa dan kesalahan.

Sebagai contoh sebagai berikut :

1. Misal kita tidak menyukai sebuah baju yang kita dapat atau dari pemberian orang

- Sikap buruknya : Mencela, menghina, mengejek, mengabaikannya, berprasangka buruk

- Sikap baiknya : bersukur karena masih ada yang memberi ( baik dari manusia atau Allaah ),Berbaik sangka, tetap memakainya karena setiap yang kita pakai akan dimintai pertanggung jawaban dan setiap kita menyimpan suatu pemberian dan tidak pernah dipakai maka termasuk tidak menghargai dan jika dipakai padahal si pemberi memperoleh pahala atau kebaikan nah apa kita tidak mau sipemberi memperoleh pahala? menghargai maka akan dibalas dihargai oleh orang lain juga, makanya bagi yang masih menyimpan lama pakaian, segera pakai, karena apa iya sampai mati kita tidak akan merasakan barang barang yang kita punyai ? muazir dan sayangkan

- Hikmahnya : jika barang tersebut tidak kita sukai ada beberapa cara supaya ada hikmah dan kebaikannya, seperti kita berikan kepada yang membutuhkan, istilah lainnya mensedekahkan barang tersebut, karena boleh jadi pemberian itu sebenarnya hak orang lain yang dititipkan ke kita, disimpan untuk kenang kenangan dengan tidak berniat menelantarkannya. Ingat niat mempengaruhi hasil suatu perbuatan.

2. Misal kita tidak menyukai pasangan kita

ya ini umum sepertinya terjadi di masyarakat, ya mungkin saat awalnya menjadi pasangan suami istri tidak/belum nampak keburukan masing masing.

- Sikap buruknya : Mencela, membenci,mengabaikan,menganiaya/dzolim, dan kekerasan yang lainnya

- Sikap baiknya : Bersukur masih punya pasangan / memiliki jodoh, karena maaf banyak kita jumpai pria wanita berumur belum menemukan jodohnya. Bersukur bisa menyalurkan kebutuhn biologisnya tanpa melanggar syariat Islam, walau kurang menyukai pasangan, bandingkan dengan pria single yang melapiaskan nafsu dengan wanita bukan pasangan walaupun cantik tapi berdosa zina, dan termasuk pelanggar larangan Allaah. 

- Hikmah baiknya : Ternyata itu adalah ujian yang akan mengantarkan kita ke surganya Allaah, menjadi ladang pahala dengan bersabar terhadap pasangan, Hal dasar pasangan kita adalah CIPTAAN Allaah sama dengan kita, dia punya tuhan dan Allaah

Semoga Bermanfaat

Baca Juga Artikel Terbaru Kami Disini

 

 

 

Sunday, October 4, 2020

Anak adalah Amanah Sekaligus Sebagai Perhiasan

Tidak diragukan lagi bahwa anak merupakan salah satu perhiasan dunia terindah. Seperti tercantum dalam surat AL kahfi (18 ) ; 46 yang artinya: " Harta dan anak - anak adalah perhiasan kehidupan dunia". Tapi waspadalah disisi lain anak juga merupakan sebuah ujian bagi kita didunia ini. Seperti yang tercantum dalam surat At-Taghabun (64) : 15 yang artinya : " Sesungguhnya hartamu dan anak anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan disisi Allaah lah pahala yang besar."

Jadi berhati-hatilah dan jangan sampai kita terperdaya, sebab kadang anak membuat seorang hamba menjadi angkuh dan tidak bersukur terhadap nikmat Allaah. Anak sering juga mendorong seorang ayah untuk menghalalkan cara yang haram. Contoh nya melakukan perbuatan suap menyuap untuk kelulusan sibuah hati dalam rangka memberikan masa depan yang baik. Anak kadang membuat seseorang menjadi kikir atau pelit, ketika saat ingin bersedekah setan datang menggoda " barusan anakmu minta ini dan itu loh", yang akhirnya niat sedekah pun dibatalkan, padahal yang diminta anaknya bukanlah suatu kebutuhan pokok.

Benar sabda Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, " Sesungguhnya anak bisa membuat seseorang menjadi bakhil, penakut dan bersedih" ( HR. Al Hakim dan dinilai Sahih Oleh Beliau juga Al-Albany )

Saat sang anak jatuh sakit, rasa iba membuat orang tua terdorong untuk berbuat bodoh dan melanggar syariat agama, iapun membawa anaknya untuk berobat ke dukun, padahal agama telah melarang dengan tegas akan hal ini.

Kemudian bagaimana caranya supaya kita terhindar dari godaan godaan tersebut ?,caranya adalah dengan mendahulukan kecintaan kita kepada Allah dan Rasul-Nya diatas segalanya, termasuk terhadap anak-anak, kemudian senantiasa bertakwa dan beriman dalam mengurus mereka. Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam menjelaskan bahwa diantara amalan yang bisa menghapus keburukan akibat godaan anak, adalah mengerjakan shalat, berpuasa, bersedekah dan ber amar ma'ruf nahi mungkar, Beliau juga bersabda " Gangguan yang menimpa Seseorang akibat keluarga, harta,diri,anak dan tetangganya, dapat dihapus dengan puasa,shalat,shadaqah dan amar ma'ruf nahi mungkaar". ( HR. Bukhari dan Muslim )

Semoga kita senantiasa bertaqawa dalam mensikapi anak anak kita.

Silahkan share jika bermanfaat dan dapatkan pahala jariyah


Monday, September 28, 2020

10 Renungan Bagi Yang Ditimpa Ujian/Musibah

Jangan disangka hanya si miskin yang menangis akibat ujian yang ia hadapi…, atau hanya si miskin yang merasakan ketakutan…bahkan seorang penguasa bisa jadi lebih banyak tangisannya dan lebih parah ketakutan yang menghantuinya daripada si miskin. Intinya setiap yang bernyawa pasti diuji sebelum maut menjemputnya…siapapun juga orangnya. Entah diuji dengan kesulitan atau diuji dengan kelapangan, kemudian ia akan dikembalikan kepada Allah untuk dimintai pertanggung jawaban bagaimana sikap dia dalam menghadapi ujian tersebut. Allah berfirman :

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan” (QS Al-Anbiyaa’ : 35)

Memang dunia ini adalah medan ujian…kehidupan ini ada medan perjuangan…Allah berfirman ;

تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (١) الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

“Maha suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (QS Al-Mulk : 1-2)

وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا

“Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya” (QS Huud : 7)

Jikalau orang kafir juga tidak selamat dari ujian kehidupan, maka apatah lagi seorang yang beriman kepada Allah?, pasti akan menghadapi ujian. Allah berfirman :

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لا يُفْتَنُونَ

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” (QS Al-‘Ankabuut : 2)

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأمْوَالِ وَالأنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar” (QS Al-Baqoroh : 155)

أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat” (QS Al-Baqoroh : 214)

Bahkan semakin tinggi iman seseorang maka semakin banyak ujian yang akan ia hadapi. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

أَشَدُّ النَّاسِ بَلاَءً الأَنْبِيَاءُ ، ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالْأَمْثَلُ ، يُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِيْنِهِ ، فَإِنْ كَانَ دِيْنُهُ صَلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِيْ دِيْنِهِ رِقَّةٌ اُبْتُلِيَ عَلَى حَسَبِ دِيْنِهِ، فَمَا يَبْرَحُ الْبَلاَءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِي عَلَى الْأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيْئَةٌ

“Orang yang paling berat ujiannya adalah para Nabi, kemudian yang paling sholeh dan seterusnya. Seseorang diuji berdasarkan agamanya, jika agamanya kuat maka semakin keras ujiannya, dan jika agamanya lemah maka ia diuji berdasarkan agamanya. Dan ujian senantiasa menimpa seorang hamba hingga meninggalkan sang hamba berjalan di atas bumi tanpa ada sebuah dosapun” (Dishahihkan oleh Al-Albani dalam As-Shahihah no 143)

Jika anda terkadang merasakan ujian yang terus menimpa anda maka itulah yang pernah dirasakan oleh seorang Imam besar sekelas Imam Syafii. Al-Imam Asy-Syafii rahimahullah berkata :

مِحَنُ الزَّمَانِ كَثِيْرةٌ لاَ تَنْقَضِي … وَسُرُوْرُهَا يَأْتِيْكَ كَالْأَعْيَادِ

Cobaan zaman banyak tidak habis-habisnya….

Dan kegembiraan zaman mendatangimu (sesekali) seperti sesekalinya hari raya

Bahkan terkadang ujian datang bertubi-tubi dan bertumpuk-tumpuk. Imam Syafi’i rahimahullah juga berkata :

تَأْتِي الْمَكَارِهُ حِيْنَ تَأْتِي جُمْلَةً … وَأَرَى السُّرُوْرَ يَجِيْءُ فِي الْفَلَتَاتِ

“Hal-hal yang dibenci tatkala datang bertumpuk-tumpuk…

Dan aku melihat kegembiraan datang sesekali”

Berikut ini 10 perkara yang hendaknya direnungkan oleh anda jika anda ditimpa musibah atau ujian :

*Pertama* : Yakinlah bahwa selain andapun juga diuji. Ada yang diuji dengan kemiskinan…, ada yang diuji dengan harta, jabatan, dan kekuasaan…ada yang diuji dengan istri yang berakhlak buruk…, ada wanita yang diuji dengan suami bejat…, ada wanita yang diuji dengan mertua jahat…, ada yang diuji dengan ibunya…, dan terlalu banyak model ujian yang menimpa manusia. Maka anda sebagaimana manusia-manusia yang lain yang juga ditimpa musibah/ujian yang beraneka ragam

*Kedua* : Sabarlah dengan ujian yang sedang anda hadapi…, Alhamdulillah anda masih bisa memikulnya. Bisa jadi jika anda diuji dengan ujian yang lain maka anda tidak akan mampu menghadapinya. Yakinlah bahwa tidaklah Allah menguji kecuali dengan ujian yang mampu dihadapi oleh seorang hamba

*Ketiga* : Terkadang syaitan membisikkan kepada anda bahwa ujian yang anda hadapi sangatlah berat dan tidak mungkin untuk anda pikul…maka ingatlah bahwa saat ini masih terlalu banyak orang yang diuji dengan ujian yang jauh lebih berat dengan ujian yang sedang anda hadapi

*Keempat* : Bukankah ujian jika dihadapi dengan kesabaran maka akan menghapus dosa-dosa dan meninggikan derajat??

*Kelima* : Bahkan bisa jadi Allah menghendaki anda untuk meraih sebuah tempat yang tinggi di surga yang tidak mungkin anda peroleh dengan hanya sekedar amalan-amalan sholeh anda. Amalan sholeh anda tidak cukup untuk menaikan anda ke tempat tinggi tersebut. Anda tidak akan mampu untuk sampai ke tempat tinggi tersebut kecuali dengan menjalani ujian-ujian yang tidak henti-hentinya untuk mengangkat derajat anda

*Keenam* : Ingatlah… dengan ujian terkadang kita baru sadar bahwasanya kita ini sangatlah lemah dan selalu butuh kepada Allah Yang Maha Kuasa. Terkadang kita baru mengenal yang namanya khusyu’ dalam sholat…kita baru bisa merasakan kerendahan yang disertai deraian air mata…kita baru bisa merasakan nikmatnya ibadah…tatkala ujian datang…tatkala musibah menerpa.

*Ketujuh* : Ingatlah…dengan ujian atau musibah yang menimpa kita terkadang menghilangkan sifat ujub pada diri kita. Karena tatkala kita rajin beribadah dan selalu mendapatkan kenikmatan terkadang timbul ujub dalam diri kita dengan merasa bahwa diri kita hebat selalu beruntung. Jangan sampai kita salah persepsi dengan menganggap tanda kecintaan Allah kepada seorang hamba adalah tidak ditimpanya sang hamba dengan musibah. Bahkan perkaranya justru sebaliknya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

إِنَّ اللهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ

“Jika Allah mencintai sebuah kaum maka Allah akan menguji mereka” (Dishahihkan oleh Al-Albani dalam As-Shahihah no 146)

*Kedelapan* : Berhusnudzonlah kepada Allah, yakinlah bahwa dibalik ujian dan musibah yang menimpamu ada kebaikan dan hikmah. Justru jika ujian tersebut tidak datang dan jika musibah tersebut tidak menimpamu maka akan lebih buruk kondisimu. Allah berfirman :

وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ

“Dan boleh jadi kalian membeci sesuatu padahal ia amat baik bagi kalian” (QS Al-Baqoroh : 216)

*Kesembilan* : Bahkan bisa jadi musibah atau ujian yang kita benci tersebut bahkan mendatangkan banyak kebaikan. Allah berfirman:

فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلُ اللهُ فِيْهِ خَيْرًا كَثِيْرًا

“Maka mungkin kalian membenci sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak” (QS An-Nisaa : 19)

*Kesepuluh* : Ingatlah bahwasanya tidak ada istrirahat total…kegembiraaan total…kecuali di akhirat kerak. Selama anda masih hidup di dunia maka siap-siaplah dengan ujian yang menghadang. Bersabarlah…tegarlah…demi meraih ketentaraman dan kebahagiaan abadi kelak di surga. Ada orang awam yang berkata, “Kalau mau hidup di dunia harus siap diuji, kalau tidak mau diuji ya…jangan hidup di dunia !!!”

Kota Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, 30-03-1433 H / 22 Februari 2011 M

Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja



Hikmah Berqurban