Skip to main content

Seputar Kebiasaan Sholat di Masyarakat Kita

Apakah hal-hal berikut yang dilakukan setelah salam ada dasarnya?

a. Mengusap muka.

b. Mengucapkan “alhamdulillah”.

c. Berjabat tangan.

d. Doa berjamaah dipimpin imam.

e. Zikir dengan alat berupa tasbih.

Jawaban:

a. Sepengetahuan kami, mengusap wajah setelah shalat tidak ada dasarnya dari al-Quran dan as-Sunnah, sehingga tidak disunnahkan (tidak dituntunkan dalam Islam).

b. Menucapkan “alhamdulillah” setelah salam pun sama dengan masalah mengusap wajah (tidak ada dasarnya dari al-Quran dan as-Sunnah).

c. Bersalaman langsung seusai shalat juga tidak ada dasarnya dalam agama Islam. Bersalaman disunnahkan ketika berjumpa dengan sesama muslim setelah terpisah. Tidak pernah pula diketahui dari Rasulullah, para sahabatnya, dan para salafus shalih tentang bersalam-salaman seusai shalat. Seandainya mereka melakukan hal itu, pasti hal itu akan sampai kepada kita.

Banyak di antara ulama yang menyatakan itu adalah bid’ah yang mungkar, seperti al-Iz Ibnu Abdus Salam, al-Laknawi, al-Albani, dan Abdullah al-Jibrin. Akan tetapi apabila seorang bersalaman dengan yang ada di sampingnya usai shalat lantaran baru berjumpa dengan saudaranya yang telah terpisah maka hal ini disunnahkan, karena dia bersalaman bukan semata-mata karena usai shalat, tetapi karena berjumpa dengan saudaranya.

d. Zikir berjamaah sudah dibahas secara lengkap dalam majalah ini (Al-Furqon) edisi 1 tahun ke-3.

Adapun berzikir menggunakan alat tasbih (berupa biji-bijian), maka hal ini menyelisihi sunnah Rasul karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertasbih dengan ujung jari-jarinya, dan beliau memerintahkan hal itu dalam sabdanya (yang artinya),

“Hitunglah (tasbih kalian) dengan ujung jari-jemari, karena dia akan dijadikan (oleh Allah) dapat berbicara (di hari Kiamat).”

Syekh Ibnu Baz berlata, “Bertasbih dengan alat lebih utama untuk ditinggalkan, dan sebagian ulama memakruhkannya. Yang afdhal (lebih utama) adalah menggunakan jari-jemari, sebagaimana dilakukan Nabi.” (Fatawa Bin Baz: 1/76)

Syekh al-Albani berkata, “Seandainya bertasbih (dengan alat) mafsadatnya hanya satu saja –yaitu menghilangkan/menghapus sunnah yang seharusnya (bertasbih) dengan jari-jemari dan ini disepakati sebagai hal yang afdhal (lebih utama)– maka cukuplah dengan alasan itu (untuk melarang bertasbih dengan alat seperti biji-bijian).”

Majalah Al-Furqon, edisi 10, tahun ke-6, 1428 H/2007 M.

(Dengan pengubahan aksara dan tata bahasa seperlunya oleh www.konsultasisyariah.com)

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك...

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an...

Lailatul Qodar

Pengertian Lailatul qodar adalah malam kemuliaan yang hanya terdapat pada bulan ramadhan. Keutamaan Lailatul qodar , Allaah telah menerangkan dalam QS. Al-Qadr ayat 1-5 yang artinya : "Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam Qadr. Dan tahukah kamu apa malam kemuliaan itu?. Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar." Waktu / malam Lailatul Qadr berada diantara sepuluh malam terakhir pada bulan ramadhan, dan lebih khusua lagi pada malam-malam yang ganjil. Rasulullaah bersabda, yang artinya : " Carilah Lailatul Qadr pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan." ( HR. Bukhari dan Muslim) Oleh sebab itu pada malam-malam itu kita di anjurkan untuk memperbanyak amal soleh. Tanda-tanda Lailatul Qadr : 1. Pada malam lailatul qadr terasa sejuk, tidak panas, dan tidak dingin. Riwayat dari Jabir bi...