Telegram :
https://t.me/menebar_cahayasunnah
Ketika pada da’i menasihati dan melarang amalan-amalan bid’ah, maka sama sekali bukan berarti memvonis pelakunya penghuni neraka.
📌 Ini adalah kesalahpahaman yang menjalar di tengah masyarakat. Yang kesalahpahaman ini juga dijadikan senjata untuk menentang dakwah Sunnah dan melarang orang membahas masalah bid’ah. Oleh karena ini mari kita luruskan duduk perkaranya.
Rasulullah ﷺ teladan dalam mengingkari bid’ah.
Orang yang mencontohkan dan memberi kita teladan untuk menjauhi bid’ah serta melarang bid’ah adalah Rasulullah ﷺ. Beliau ﷺ bersabda,
مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
“Barang siapa membuat suatu perkara baru dalam urusan kami ini (urusan agama) yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak”.
📘 (HR. Bukhari No. 2697 dan Muslim No. 1718).
Rasulullah ﷺ juga bersabda,
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barang siapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak”.
📘 (HR. Muslim No. 1718).
Bahkan tidak hanya sekali-dua kali Beliau ﷺ bicara masalah bid’ah. Rasulullah ﷺ setiap memulai khutbah . Beliau ﷺ mengucap
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
“Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad ﷺ. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan”.
📘 (HR. Muslim No. 867).
Tidak hanya itu, di akhir-akhir hidup Beliau ﷺ, Beliau ﷺ masih mewanti-wanti masalah bid’ah.
Al Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ’anhu mengatakan:
صلَّى بنا رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ ذاتَ يَومٍ، ثُمَّ أقبَلَ علينا، فوَعَظَنا مَوعِظةً بَليغةً ذَرَفَتْ منها العُيونُ، ووَجِلَتْ منها القُلوبُ، فقال قائلٌ: يا رسولَ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ، كأنَّ هذه مَوعِظةُ مُودِّعٍ، فماذا تَعهَدُ إلينا؟
"Rasulullah ﷺ shalat bersama kami suatu hari. Setelah shalat Beliau ﷺ menghadap kami kemudian memberikan nasihat yang mendalam yang membuat air mata berlinang dan hati bergetar. Maka ada yang berkata:
"Wahai Rasulullah ﷺ, seakan-akan ini adalah nasihat orang yang akan berpisah, apa yang engkau pesankan kepada kami?”
Maka Rasulullah ﷺ pun bersabda,
أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِى فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
“Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertaqwa kepada Allah ﷻ, tetap mendengar dan ta’at kepada pemimpin walaupun yang memimpin kalian adalah seorang budak dari Habasyah. Karena barang siapa di antara kalian yang hidup sepeninggalku nanti, dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian untuk berpegang pada Sunnah-ku dan Sunnah Khulafaur Rasyidin yang mereka itu telah diberi petunjuk. Berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah ia dengan gigi geraham kalian. Jauhilah dengan perkara (agama) yang diada-adakan karena setiap perkara (agama) yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah kesesatan”.
📘 (HR. At Tirmidzi No. 2676. Ia berkata: “hadits ini hasan shahih”).
✍ Ustadz Yulian Purnama, حفظه الله تعالى.
Comments
Post a Comment
Selalu Berkomentar yang Baik sebab Semua akan dimintai Pertanggung Jawaban di Akhirat Kelak.