https://t.me/menebar_cahayasunnah
Tiga buah kunci atau pertanda kebahagiaan, yaitu: bersyukur ketika mendapatkan nikmat, bersabar ketika tertimpa cobaan (musibah), dan beristighfar apabila terjerumus dalam maksiat.
Tanda Pertama: Syukur
Hakikat syukur adalah ekspresi dan tanggapan atas nikmat yang diberikan Allah kepada seorang hamba. Ia terdiri dari tiga bagian; pengakuan di dalam hati bahwa segala nikmat berasal dari Allah, memuji Allah dengan lisan, dan menggunakan nikmat hanya untuk ketaatan kepada-Nya.
Seorang hamba yang bersyukur menyadari bahwa apa yang dimilikinya berupa kebaikan apa pun bentuknya adalah pemberian dari Allah. Oleh sebab itu, dia pun berusaha memanfaatkan nikmat itu dengan sebaik-baiknya. Sebab, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Dua buah nikmat yang kebanyakan orang tertipu dan merugi karena keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari)
Apabila seorang hamba bersyukur maka Allah akan menambahkan nikmat kepadanya. Allah ta’ala berfirman (yang artinya),
“Apabila kalian bersyukur pasti Aku akan tambahkan nikmat-Ku kepada kalian. Akan tetapi jika kalian kufur/ingkar, maka sesungguhnya azab-Ku sangatlah keras.” (QS. Ibrahim: 7)
Tanda Kedua: Sabar
Sabar menurut para ulama tidak hanya terbatas pada saat tertimpa musibah. Sebab sabar itu ada tiga macam;
1) sabar ketika menjalankan ketaatan,
2) sabar ketika menjauhi maksiat, dan
3) sabar ketika menghadapi takdir yang terasa menyakitkan (musibah).
Sabar jenis ketiga inilah yang lebih populer dan dikenal di tengah masyarakat.
Sabar dalam menghadapi musibah dilandasi oleh keimanan terhadap takdir.
Sebab segala sesuatu yang terjadi di alam dunia ini telah ditakdirkan oleh Allah. Sementara Allah adalah Dzat Yang Maha Bijaksana dan tidak pernah menzalimi hamba-hamba-Nya. Banyak sekali hikmah yang tersimpan di balik musibah, diantaranya adalah terhapusnya dosa-dosa dan menyadarkan umat manusia agar mau bertaubat kepada Allah ta’ala.
Sabar adalah salah satu kunci keberuntungan. Allah ta’ala berfirman (yang artinya),
“Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada di dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal salih, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati dalam kesabaran.” (QS. Al-‘Ashr: 1-3)
Tanda Ketiga: Istighfar
Manusia adalah tempatnya salah dan dosa. Dan sebaik-baik manusia yang berdosa adalah yang terus bertaubat kepada Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saja -manusia yang terbaik dan teladan umat manusia- beristighfar kepada Allah setiap harinya sampai tujuh puluh atau bahkan seratus kali. Hal itu menunjukkan betapa beliau sangat merendah dan merasa penuh dengan kekurangan dalam mengabdi kepada Rabbnya.
Demikianlah keadaan seorang hamba, tatkala dia mengenal hak-hak dan kemuliaan Rabbnya serta menyadari betapa banyak cacat dan kekurangan yang ada pada amal-amalnya. Tidak sebagaimana keadaan manusia yang sombong dengan kekuatan dan kemampuan dirinya. Menganggap dirinya telah melakukan yang terbaik, namun sebenarnya amalnya itu sia-sia.
Allah ta’ala berfirman (yang artinya),
“Maukah aku kabarkan kepada kalian orang-orang yang paling merugi amalnya, yaitu orang-orang yang sia-sia usahanya di dalam kehidupan dunia, sementara mereka menyangka bahwa dirinya telah berbuat kebaikan dengan sebaik-baiknya.” (QS. Al-Kahfi: 103-104)
Muroja'ah Ilmu Agama
Berpegang Teguh Dengan Al Quran Dan Sunnah.
Comments
Post a Comment
Selalu Berkomentar yang Baik sebab Semua akan dimintai Pertanggung Jawaban di Akhirat Kelak.