Skip to main content

KEUTAMAAN MENEBARKAN SUNNAH ROSULULLOH SHOLLALLOHU ALAIHI WA SALLAM

 

قال الشيخ العلامة ابن عثيمين رحمه الله :

{ كلما سمحت الفرصة لنشر السنة فانشرها يكن لك أجرها وأجر من عمل بها إلى يوم القيامة }

شرح رياض الصالحين [٢١٥/٤]

Syaikh Al-'Allamah Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin rohimahulloh pernah berkata :

"Setiap kali ada kemurahan hati dan kesempatan/peluang emas untuk menyebarkan As-Sunnah, maka sebarkanlah !

Niscaya kamu akan mendapatkan pahalanya, dan pahala orang-orang yang mengamalkannya (yakni yang mengikuti ajakanmu), sampai hari kiamat !"

( Syarh Riyadhis Sholihin (4/215), karya Syaikh Al-Utsaimin rohimahulloh)

Catatan :

1. Yang dimaksud dengan Sunnah Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam itu adalah : "Segala sesuatu yang bersumber/berasal dari Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam, baik yang berupa ucapan beliau, perbuatan beliau, maupun taqrir (penetapan/persetujuan) beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam, yang ditujukan sebagai syariat bagi kaum Muslimin semuanya."

(Muqoddimah Kitab Al-Haditsu Hujjatun bi Nafsihi fil ‘Aqa-idi wal Ahkaam hal. 13).

2. Yang dimaksud dengan "menyebarkan As-Sunnah", yaitu : mengajarkan dan menyampaikannya di tengah umat manusia, serta menganjurkan mereka agar mengikuti As-Sunnah tersebut dan melarang dari menyelisihinya.

Ini semua tentunya setelah kita mempelajari dan memahami Sunnah Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam tersebut serta mengamalkannya. 

Inilah yang disebut juga dengan "menghidupkan" Sunnah Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam."

3. Lalu apa keutamaan menyebarkan atau menghidupkan Sunnah Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam tersebut ?

Untuk mengetahui jawabannya, mari kita perhatikan hadits Nabi shollallohu alaihi wa sallam berikut ini :Dari Amr bin ‘Auf bin Zaid Al-Muzani rodhiyallohu ‘anhu, Rosululloh  shollallohu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda :

مَنْ أَحْيَا سُنَّةً مِنْ سُنَّتِى فَعَمِلَ بِهَا النَّاسُ كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا لاَ يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا

“Barangsiapa yang menghidupkan satu sunnah dari sunnah-sunnahku, kemudian diamalkan oleh manusia, maka dia akan mendapatkan (pahala) seperti pahala orang-orang yang mengamalkannya, dengan tidak mengurangi pahala mereka sedikit pun.“

(HR Ibnu Majah no. 209, di dalam sanadnya ada kelemahan, akan tetapi hadits ini dikuatkan dengan riwayat-riwayat lain yang semakna, oleh karena itu Syaikh Al-Albani rohimahulloh menshohihkannya dalam kitab Shohih Ibnu Majah no. 173).

Hadits yang mulia ini menunjukkan keutamaan yang sangat besar bagi orang yang menghidupkan sunnah Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam, lebih-lebih lagi sunnah yang telah ditinggalkan/dilupakan oleh kebanyakan orang. 

Oleh karena itu, Al-Imam Ibnu Majah rohimahulloh mencantumkan hadits ini dalam kitab Sunan Ibnu Majah pada Bab: “(Keutamaan) orang yang menghidupkan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah ditinggalkan (manusia)." (lihat : Sunan Ibnu Majah, 1/75).

4. Jadi, orang yang menghidupkan dan menyebarkan Sunnah Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam akan mendapatkan dua keutamaan (pahala) sekaligus, yaitu : 

a. keutamaan mengamalkan As-Sunnah itu sendiri

b. keutamaan menghidupkannya di tengah-tengah manusia yang telah melupakannya.

Syaikh Muhammad bih Sholih Al-‘Utsaimin rohimahulloh pernah berkata : 

“Sesungguhnya Sunnah Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam itu, jika semakin dilupakan orang, maka (keutamaan) mengamalkannya pun semakin kuat (besar), karena (orang yang mengamalkannya) akan mendapatkan keutamaan mengamalkan (sunnah itu sendiri) dan (keutamaan) menyebarkan (menghidupkan) sunnah di kalangan manusia."

(lihat kitab : Manaasik Al-Hajji wal ‘Umroh hal. 92).

Demikianlah ...., semoga kita termasuk orang-orang yang diberi kemampuan dan kemudahan oleh Alloh ta'ala untuk senantiasa menghidupkan dan menebarkan Sunnah beliau shollallohu alaihi wa sallam, meskipun kebanyakan orang telah melupakan atau meninggalkannya.

Dan semoga pula, tulisan yang sedikit ini bermanfaat sebagai nasehat untuk kita semuanya....

Allohu yubaarik fiikum....

Surabaya, Kamis pagi yg sejuk, 20 Rojab 1442 H / 4 Maret 2021 M

Akhukum fillah, Abu Abdirrohman Yoyok WN Sby

Silahkan joint pada channel telegram kami :

https://t.me/fawaidabuabdirrahman

Atau, untuk materi dakwah BIMBINGAN MERAWAT JENASAH SESUAI SUNNAH, silahkan joint di telegram kami :

https://t.me/merawatjenazah

Semoga Bermanfaat,

Baca Juga Artikel Kami Lainnya di :

https://griyakajiansunnah.blogspot.com

www.tujuanmu.com

Channel Youtube :

https://www.youtube.com/channel/UCpChB_DRySoQ-yaw21oyBWg

Play List Kajian Sunnah :

https://www.youtube.com/playlist?list=PLIJQYJ-Cz_XkX6L_nhAGqOAX9FX9MDKQQ

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك...

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an...

Lailatul Qodar

Pengertian Lailatul qodar adalah malam kemuliaan yang hanya terdapat pada bulan ramadhan. Keutamaan Lailatul qodar , Allaah telah menerangkan dalam QS. Al-Qadr ayat 1-5 yang artinya : "Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam Qadr. Dan tahukah kamu apa malam kemuliaan itu?. Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar." Waktu / malam Lailatul Qadr berada diantara sepuluh malam terakhir pada bulan ramadhan, dan lebih khusua lagi pada malam-malam yang ganjil. Rasulullaah bersabda, yang artinya : " Carilah Lailatul Qadr pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan." ( HR. Bukhari dan Muslim) Oleh sebab itu pada malam-malam itu kita di anjurkan untuk memperbanyak amal soleh. Tanda-tanda Lailatul Qadr : 1. Pada malam lailatul qadr terasa sejuk, tidak panas, dan tidak dingin. Riwayat dari Jabir bi...