( boleh benci; tapi tetap adil dan hati-hati)
Sumber: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1590341324425496&id=100003489310997
Muhammad bin salman selaku putra mahkota yang mewakili saudi mengatakan :
" kami tidak mengenal yang nama nya WAHABI di negri ini, tapi ada suku 'alu syekh dan 'alu su'ud serta ribuan suku terkenal lain nya, namun tidak ada yang nama nya wahabi", itu ujar nya ketika ditanya.
Apalagi yang suka mengkafir kan orang, bahkan di sini ada sebuah lembaga khusus yang memerangi pemikiran-pemikiran takfir atau yang suka mengkafir kaum muslimin.
Atau kah istilah wahabi ini karena menetap kan nama dan sifat Allah yang Maha Mulia?
ISTIWA' misal nya, kita sering mendengar bahwa ciri-ciri wahabi itu mengatakan Allah di atas 'aras.
Subhanallah !!!.
Yang mengatakan Allah di atas 'aras itu Allah, bukan kita, karena tidak ada hak kita kecuali mengatakan seperti yang di kataan Allah terhadap diri Nya.
Bahkan para ulama mengatakan IJMA' ( sepakat ) bahwa Allah ber-istiwa' di atas aras, sebagaimana juga yang di nuqil kan imam abu hasan al-asy'ari dalam kitab nya.
Adapun arti istawa' dengan istila' (menguasai), itu adalah sebuah kekeliruan, apakah Allah tidak menguasai 'aras sehingga butuh untuk kembali menguasai nya ?
Bahkan Allah mengusai seluruh jagat raya ini.
Allah ber-istiwa' di atas 'aras bukan berarti Allah butuh dengan 'aras sebagaima langit dan udara di atas bumi dan langit serta udara tidak butuh kepada bumi.
Allah bersemayam di atas 'aras bukan berarti seperti kita duduk di atas kursi, karena itu adalah penyerupaan Allah dengan makhluq.
Contoh 1 :
Kita mencintai seseorang, cinta tersebut dari dalam hati.
Bukit uhud adalah bukit yang mencintai kaum muslimin, walaupun dia benda mati
Sama-sama mencintai, tetapi berbeda hakikat nya.
Contoh 2 :
Kita berbicara menggunakan lidah dan mulut, batu dan pohon kurma juga berbicara sebagaimana mereka berbicara kepada rasulullah sallallahu 'alaihi wa sallam.
Sama-sama ber-bicara tetapi berbeda hakikat nya.
Ketika Allah mengatakan dia bersemayam di atas 'aras...kita beriman.
Tanpa kita sama kan dengan makhluq, tanpa di ta'wil, sedang kan hakekat nya hanya Allah yang tau, karena Allah tidak memberi tau hakekat nya.
Sebagaimana antara satu makhluq dengan makhluq lain nya berbada, maka Allah lebih pantas untuk tidak sama.
Adapun perkataan: Allah tidak di atas tidak di bawah, tidak di depan tidak di belakang, tidak di kiri tidak di kanan, itu adalah perkataan filsafat yunani kuno sebelum muncul nya Islam.
Semoga bermamfaat, sebenar nya masih panjang, tapi takut membosan kan sahabat-sahabat fillah, barokallahu fikum.
Semoga Allah senentiasa memberi kita ilmu yang bermamfaat dan amalan yang diterima.
Khusus lk :
https://chat.whatsapp.com/H5UAOcb3EtBK737by6Kg30
Khusus pr :
https://chat.whatsapp.com/DitIPCMFHfHI06FOZzi4YL
Comments
Post a Comment
Selalu Berkomentar yang Baik sebab Semua akan dimintai Pertanggung Jawaban di Akhirat Kelak.