Showing posts with label HR tirmidzi. Show all posts
Showing posts with label HR tirmidzi. Show all posts

Wednesday, October 7, 2020

Adab Memberi Nasehat

 Hadist Of this day,

Adapaun adab memberikan nasehat kepada saudara kita atau orang lain adalah dengan menggunakan kata -kata yang baik.

Kita perhatikan bagaimana perintah Allah Ta'ala perintah nabi Musa dan Nabi Harun ketika akan memberi nasehat kepada fir'aun, dan Allaah berfirman :

"Hendaknya kalian berdua ucapkan perkataan yang lemah lembut, mudah mudahan ia akan ingat atau takut kepada Allah" ( QS. Thaha : 44 )

Kemudian dari Abdulah Bin Mas'ud radhiallahu'anhu, Nabi Shallallahualaihi wasallam bersabda :

" Seorang mukmin bukanlah orang yang suka mencela, suka melaknat, suka bicara kotor, dan suka bicara jorok" ( HR. Tirmidzi, No 1977, disahihkan Al Albani dalam silsilah ash shahihah )


Semoga bermanfaat

Silahkan share untuk menebar manfaat

Tuesday, September 29, 2020

RAJIN IBADAH TAPI MASUK NERAKA

 RAJIN IBADAH TAPI MASUK NERAKA

Apakah mungkin orang yang rajin Sholat. Bukan cuma sholat Wajib dan sholat sunat rawatib. Tapi juga sholat Duha, Sholat Tahajjud, Sholat Safar, dsb. Rajin puasa. Bukan cuma Ramadhan, tapi Syawal, puasa tengah bulan, Senin-Kamis, bahkan Puasa Daud (sehari puasa sehari buka). Kemudian rajin bayar zakat dan sedekah.
Tapi di hari kiamat, ternyata pahalanya diambil Alloh dan diberikan kepada orang-orang yang dia zalimi. Orang-orang yang dia katai. Orang-orang yang dia hina.
Saat pahalanya habis dan dosanya masih banyak karena dia menghina orang setiap hari. Memfitnah orang setiap hari, dsb, maka dosa orang-orang yang dia zalimi ditimpakan kepadanya
Akhirnya walaupun amal ibadahnya banyak, bukannya masuk surga, malah masuk neraka. semoga kita terhindar dari hal seperti ini
Kelak akan menimpa umatku penyakit umat-umat terdahulu yaitu penyakit sombong, kufur nikmat dan lupa daratan dalam memperoleh kenikmatan. Mereka berlomba mengumpulkan harta dan bermegah-megahan dengan harta. Mereka terjerumus dalam jurang kesenangan dunia, saling bermusuhan dan saling iri, dengki, dan dendam sehingga mereka melakukan kezaliman (melampaui batas). (HR. Al Hakim)
Kebanyakan hal yang memasukkan manusia ke dalam surga adalah taqwa kepada Alloh dan ahlak yang baik, dan kebanyakan hal yang memasukkan manusia ke dalam neraka adalah mulut dan kemaluan”. (HR Tirmidzi).
Orang yang menutupi aib orang lain di dunia, niscaya Alloh akan menutup aibnya kelak di hari kiamat.” (HR Muslim). Rosululloh Shalallohu 'alaihi wasallam bersabda: “Sibuk mencari keburukan atau aib orang lain adalah salah satu dari 6 perkara yang bisa merusak amal kebaikan, 5 perkara lainnya adalah keras hati, terlalu cinta dunia, sedikit mempunyai rasa malu, panjang khayalan dan kedzaliman yang tidak pernah berhenti”. (HR Ad-Dailami).
Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang mudah bersumpah lagi hina. Yang banyak mencela, serta penyebar fitnah”. (Al Qalam (68): 10-11) Rosululloh shalallohu 'alaihi wasallam bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang suka menghambur fitnah. (HR Hudzaifah)
Jadi ada baiknya kita tidak terlalu mengurusi amal ibadah orang lain. Tapi fokus pada diri kita. Dakwah dilakukan dengan cara yang baik dan hikmah.

Silahkan Share untuk memberi manfaat jariyah.

Tuesday, February 25, 2020

TETAPLAH MENJAGA AKHLAK SAAT BERBEDA PENDAPAT

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,

أَكْمَلُ المُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” 
(HR. Tirmidzi no. 1162. Dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 284.)

====

Syeikh Binbaz -rahimahullah- mengatakan :

"Apabila dalil telah tegak dalam suatu masalah, maka wajib hukumnya mengambil PENDAPAT YANG SESUAI DENGAN DALIL tersebut
Baik dalil dari Kitabullah ataupun dari sunah Rasul -Shallallahu 'alaihi wa sallam-, meskipun pendapat itu menyelisihi imam besar, bahkan walaupun menyelisihi sebagian sahabat.

Karena Allah berfirman, 

(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً)

“Wahai orang-orang yang beriman! Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul, serta ulil amri diantara kalian. Jika kalian berselisih dalam suatu hal, maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul-Nya. Jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir.Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” 
(QS. An Nisa: 59).

Allah Subhanahu wa Ta'ala TIDAK mengatakan:

"kembalikanlah kepada orang ini dan orang itu".

Akan tetapi, sudah seharusnya ada langkah memastikan kabar yang sampai kepada kita, serta menghormati dan menjaga adab terhadap  para ulama.

Jika seseorang menemukan pendapat yang lemah dari salah satu imam, atau ulama, atau ahli hadits yang tepercaya; (harusnya dia ingat bahwa) hal itu tidak menurunkan kedudukan mereka.

▶ Harusnya dia menghormati para ulama, menjaga adab terhadap mereka dan mengatakan perkataan yang baik, serta tidak mencela dan merendahkan mereka.

Tapi seharusnya dia menjelaskan yang benar beserta dalilnya, sekaligus mendoakan kebaikan untuk ulama tersebut, juga mendoakan agar dirahmati dan diampuni.

▶ Beginilah harusnya akhlak seorang ulama terhadap ulama lainnya, (yaitu) menghormati para ulama karena kedudukan mereka, dan mengerti akan keagungan, keutamaan, dan kemuliaan mereka".

📚 [Majmu' Fatawa Ibnu Baz 26/305].



🖊  Ustadz Musyaffa' ad Dariny Lc, M.A.
Dewan Pembina Yayasan Risalah Islam

Oleh : Mutiara Risalah Islam

Hikmah Berqurban