Skip to main content

Posts

Showing posts with the label hal bermanfaat

Jangan Sibukkan Dirimu Dalam Hal Yang Tak Bermanfaat

By : Isruwanti Ummu Nashifa  Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَالَا يَعْنِيْهِ “Di antara kebaikan Islamnya seseorang adalah dia meninggalkan sesuatu yang bukan urusannya.” (HR. At-Tirmidzi 9/196, Ibnu Majah 3976 Hadits ini dinilai hasan oleh an-Nawawi dan Ibnu ‘Abdil Barr. Namun, hadits ini dinilai shahih oleh al-Albani). Islam mengatur dengan indah bagaimana seorang mukmin berakhlak terhadap dirinya dan sesama muslim lainnya. Termasuk di sini bagaimana ia lebih memperhatikan kehidupan akhiratnya daripada terlalu sibuk dengan urusan orang lain. Peduli pada kebutuhan saudaranya sangat bagus, bahkan diperintahkan syariat. Akan tetapi, terlalu campur tangan, bahkan menyibukkan lisannya, hatinya, dan aktivitas lain yang tak terlalu penting dan mendesak dengan orang lain akan membuatnya melupakan kewajibannya pada Allah ‘Azza wa Jalla. Seperti dalam hal berbicara, dia perlu berpikir apakah perkataannya mengandung maslahat atau ju

Mengalah Dalam Debat yang Tidak Bermanfaat

dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK 15 Maret 2018  Maksud “mengalah” pada judul adalah segera meninggalkan debat kusir tersebut. Dunia internet dan media sosial merupakan sarana yang mudah untuk berdebat. Perlu diketahui bahwa berdebat khususnya debat kusir sangat merugikan apabila kita lakukan. Terutama di media sosial, walaupun kita sudah berniat berdiskusi dengan baik akan tetapi diskusi di internet dan media sosial tetap sangat sulit dilakukan. Mengalah dari debat kusir, karena “kita tidak akan bisa menang debat melawan orang yang bodoh dan tidak beradab“. Mengalah dalam debat, sebagaimana sebuah ungkapan: وما جادلني جاهلٌ إلا وغلبني “Tidaklah aku mendebat orang bodoh, pasti aku akan kalah” Berdebat (apalagi di media sosial) menimbulkan banyak kerugian: Pertama, Membuang-buang waktu yang berharga Waktu kita akan habis untuk berdebat kusir yang terkadang tidak ada ujungnya. Kedua, Mengeraskan hati karena sering sakit hati dan berniat membalas. Padahal tujuan dakwah adalah menasihati d