Showing posts with label siksaan. Show all posts
Showing posts with label siksaan. Show all posts

Wednesday, December 22, 2021

Mewaspadai Siksa Kubur


Ditulis Oleh:

Ustadz Abu Bakar Al Banjary

Di antara aqidah ahlussunah yang sudah di sepakati adalah menyakini adanya nikmat dan siksa kubur.

Ibnu Katsir –rahimahullah- mengatakan :

“Ayat ini adalah pokok aqidah terbesar yang menjadi dalil bagi Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengenai adanya adzab (siksa) kubur yaitu firman Allah Ta’ala :

النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا

“Kepada mereka( Fir'aun dan bala tentaranya) dinampakkan neraka pada pagi dan petang.” 

(Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7/146)

Ibnul Qoyyim –rahimahullah- menafsirkan ayat di atas:

“Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang”, ini adalah siksaan di alam barzakh (di alam kubur).

 Sedangkan ayat (yang artinya), “dan pada hari terjadinya Kiamat” adalah ketika kiamat kubro (kiamat besar). 

(At Tafsir Al Qoyyim, hal. 358)

ADAPUN HAL HAL YANG BISA MENYEBABKAN SESEORANG  TERTIMPA ADZAB KUBUR ADALAH SEBAGAI BERIKUT:

1. KEKAFIRAN DAN KESYIRIKAN.

ٱلنَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا ۖ وَيَوْمَ تَقُومُ ٱلسَّاعَةُ أَدْخِلُوٓا۟ ءَالَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ ٱلْعَذَابِ

Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras".

(QS. Ghafir : 45_46)

Asy Syaukani –rahimahullah- mengatakan :

“Yang dimaksud dengan potongan dalam ayat tersebut adalah siksaan di alam barzakh (alam kubur). ” 

(Fathul Qodir, 4/705)

2. KEMUNAFIKAN

وَمِمَّنْ حَوْلَكُم مِّنَ ٱلْأَعْرَابِ مُنَٰفِقُونَ ۖ وَمِنْ أَهْلِ ٱلْمَدِينَةِ ۖ مَرَدُوا۟ عَلَى ٱلنِّفَاقِ لَا تَعْلَمُهُمْ ۖ نَحْنُ نَعْلَمُهُمْ ۚ سَنُعَذِّبُهُم مَّرَّتَيْنِ ثُمَّ يُرَدُّونَ إِلَىٰ عَذَابٍ عَظِيمٍ

Di antara orang-orang Arab Badwi yang di sekelilingmu itu, ada orang-orang munafik; dan (juga) di antara penduduk Madinah.

 Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Kamu (Muhammad) tidak mengetahui mereka, (tetapi) Kamilah yang mengetahui mereka.

 Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar.

(QS.at Taubah: 101)

Berkata Ibnu Katsir :

Ibnu Abbas mengatakan bahwa hal tersebut merupakan azab pertama, yaitu ketika mereka dikeluarkan dari dalam masjid, sedangkan azab yang kedua ialah *siksa kubur* . 

Hal yang sama telah diriwayatkan oleh As-Sauri, dari As-Saddi, dari Abu Malik.

3. TIDAK MENJAGA DIRI DARI AIR KENCING DAN MENGADU DOMBA

Hadits Abdullah bin ’Abbâs Radhiyallahu anhuma, dia berkata:

 مَرَّ النَّبِيُّ  صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ قَبْرَيْنِ فَقَالَ إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لَا يَسْتَتِرُ مِنْ الْبَوْلِ وَأَمَّا الْآخَرُ فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ ثُمَّ أَخَذَ جَرِيدَةً رَطْبَةً فَشَقَّهَا نِصْفَيْنِ فَغَرَزَ فِي كُلِّ قَبْرٍ وَاحِدَةً قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ لِمَ فَعَلْتَ هَذَا قَالَ لَعَلَّهُ يُخَفِّفُ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا 

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati dua kuburan, lalu Beliau bersabda:

 “Sesungguhnya keduanya ini disiksa, dan tidaklah keduanya disiksa dalam perkara yang berat (untuk ditinggalkan). Yang pertama, dia dahulu tidak menutupi dari buang air kecil.

Adapun yang lain, dia dahulu berjalan melakukan namimah (adu domba)”. Kemudian Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengambil sebuah pelepah kurma yang basah, lalu membaginya menjadi dua, kemudian Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menancapkan satu pelepah pada setiap kubur itu. 

Para sahabat bertanya: “Wahai Rasûlullâh, kenapa anda melakukannya”. 

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Semoga Allâh meringankan siksa keduanya selama (pelepah kurma ini) belum kering”. 

[HR. Bukhari, no. 218; Muslim, no. 292]

4.GHIBAH

Dari Anas bin Malik , dia berkata: Rasulullah shilla alaihi wasallam bersabda:

لَمَّا عَرَجَ بِي رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ مَرَرْتُ بِقَوْمٍ لَهُمْ أَظْفَارٌ مِنْ نُحَاسٍ يَخْمُشُونَ وُجُوهَهُمْ وَصُدُورَهُمْ، فَقُلْتُ: مَنْ هَؤُلَاءِ يَا جِبْرِيلُ؟ قَالَ: هَؤُلَاءِ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ لُحُومَ النَّاسِ وَيَقَعُونَ فِي أَعْرَاضِهِمْ

“Tatkala Rabbku memi’rajkanku (menaikkan ke langit), aku melewati beberapa kaum yang memiliki kuku dari tembaga, dalam keadaan mereka mencabik-cabik wajah dan dada mereka dengan kukunya. 

Maka aku bertanya: ‘Siapakah mereka ini wahai Jibril?’

 Dia menjawab: ‘Mereka adalah orang-orang yang memakan daging (suka mengghibah) dan menjatuhkan kehormatan manusia’.” 

(HR. Ahmad, dishahihkan Al-Albani t dalam Ash-Shahihah no. 533. 

5. NIYAHAH (meratapi jenazah)

Dari Ibnu Umar Radhiyallahu Anhu, dari Nabi shollallohu alaihi wasallam, beliau bersabda:

إِنَّ الْمَيِّتَ يُعَذَّبُ بِبُكَاءِ أَهْلِهِ عَلَيْهِ

“Sesungguhnya mayit itu akan diazab karena ratapan keluarganya.”

 (Muttafaqun ‘alaih)

Jumhur ulama berpendapat, hadits ini dibawa kepada pemahaman bahwa mayit yang ditimpa azab karena ratapan keluarganya adalah orang yang berwasiat supaya diratapi, atau dia tidak berwasiat untuk tidak diratapi padahal dia tahu bahwa kebiasaan mereka adalah meratapi orang mati. 

Demikian beberapa sebab yang akan mengakibatkan siksa kubur.

Semoga Alloh memudahkan kita untuk bisa meninggalkan perkara tersebut.

Amiin..

Akhukum Fillah

Abu bakar Al banjary

Thursday, March 12, 2020

BERHARAP DAN TAKUT HANYA PADAMU


Apakah kita menyembah Allah dengan perasaan takut akan siksaanNya dan pengharapan pahalaNya ❓

Ya, Kita beribadah kepada Allah dengan penuh rasa takut dan mengharap pahala dari Allah.

Sebagaimana Firman-Nya : 

وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا

"Dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak diterima) dan harapan (dikabulkan)" *[QS. Al ‘Araf : 56]*

Ayat ini menerangkan perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk berdo'a dengan perasaan harap dan takut. Yaitu harapan agar do'anya diterima dan takut jika do'anya tertolak. Demikian pula dalam ibadah yang lainnya.

Dan sabda Rasulullah :

أَسْأَلُ الله الْجَنَّةَ وَأَعُوْذُ بِهِ مِنَ النَّارِ

"Aku meminta kepada Allah syurga dan aku berlindung kepada Allah dari neraka" *[Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud]*

Hadits ini menjelaskan bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam juga mengharapkan syurga dan takut dari api neraka.

Hadits ini membantah sebagian orang Sufi yang menyatakan bahwa mereka beribadah tidak mengharap syurga dan tidak takut neraka.

Kesimpulannya :

Bahwa ibadah kepada Allah butuh perasaan takut dan harap. Seorang Muslim berada di atas dua perasaan ini ketika ia beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Takut dan harap ibarat dua sayap burung dimana burung tak akan mampu terbang kecuali dengan kedua sayapnya. 
Demikian pula ibadah tak akan sempurna kecuali disertai perasaan takut dan harap.

📚 *( Diambil dari kitab Khudz Aqidataka dan  diterjemahkan serta di jelaskan oleh Ustadz Bambang Abu Ubaidillah )*


✍ *Ustadz Bambang Abu Ubaidillah Hafizhahullah*

_______________________

Hikmah Berqurban