Skip to main content

Cara Membersihkan Najis

 Berikut ini akan kita infokan bagaimana cara menghilangkan najis :

1. Najis Mughallazhah ( Berat )

Seperti najis jilatan anjing dan babi, cara menyucikannya harus dengan menghilangkan benda najisnya terlebih dahulu lalu membasuhnya dengan air sebanyak 7 basuhan/bilasan dan salah satunya harus dicampur dengan tanah yang suci.

2. Najis Mukhaffafah ( Ringan )

Yaitu cukup dengan memercikkan air pada tempat yang terkena najis

3. Najis Mutasassithah ( Sedang )

Yaitu dengan cara dibasuh sekali,dengan syarat sifat sifat nasjisnya seperti bau,warna dan rasanya itu hilang sempurna. tetapi jika dibasuh/bilas sebanyak 3 kali itu lebih baik. Apabila najis hukmiyah cara menghilangkannya cukup dengan alirkan air saja pada lokasi najis nya.

4. Najis Yang Dimaafkan ( Ma'fu )

artinya najis yang tidak perlu dibasuh/dicuci. seperti najis bangkai hewan yang tidak mengalirkan darahnya, darah atau nanah yang jumlahnya sedikit, debu dan air lorong lorong yang memercik sedikit yang sukar kita menghindarinya. 

Adapun tikus atau cicak yang jatuh kedalam minyak atau makanan yang beku dan ia mati didalamnya, maka minyak atau makanan yang terkena tikus/cicak saja yang  wajib dibuang, sedangkan yang lain boleh dipakai / dimakan lagi. bila minyak yang dihinggapinya itu cair, maka semua minyak atau makanan itu semua bagiannya hitungannya najis, sebab yang demikian tidak bisa dibedakan bagian mana yang terkena najis dan bagian yang tidak terkena najisnya.

5. Istinja

Yaitu segala yang keluar dari qubul dan dubur seperti kencing dan berak wajib disucikan dengan air bersih

6. Adab Buang Air

Adab Buang Air yaitu sebagai berikut :

- Jangan ditempat terbuka

- Jangan ditempat yang mengganggu orang lain

- Jangan bercakap cakap kecuali dalam keadaan terpaksa

- Kalau terpaksa ditempat terbuka, hendaknya jangan menghadap kiblat

- Jangan membawa dan membaca Al-Qur'an


Semoga bermanfaat, silahkan share untuk menebar manfaat

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك...

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an...

Lailatul Qodar

Pengertian Lailatul qodar adalah malam kemuliaan yang hanya terdapat pada bulan ramadhan. Keutamaan Lailatul qodar , Allaah telah menerangkan dalam QS. Al-Qadr ayat 1-5 yang artinya : "Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam Qadr. Dan tahukah kamu apa malam kemuliaan itu?. Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar." Waktu / malam Lailatul Qadr berada diantara sepuluh malam terakhir pada bulan ramadhan, dan lebih khusua lagi pada malam-malam yang ganjil. Rasulullaah bersabda, yang artinya : " Carilah Lailatul Qadr pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan." ( HR. Bukhari dan Muslim) Oleh sebab itu pada malam-malam itu kita di anjurkan untuk memperbanyak amal soleh. Tanda-tanda Lailatul Qadr : 1. Pada malam lailatul qadr terasa sejuk, tidak panas, dan tidak dingin. Riwayat dari Jabir bi...