Skip to main content

Infak dan Sedekah

Kata infak memiliki makna yang luas, mencakup semua jenis pembelanjaan harta kekayaan.

Firman Allaah dalam QS. Al-Furqan ayat 67 yang artinya :

" Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih)orang-orang yang apabila menginfakkan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak pula kikir, diantara keduanya secara wajar."

Kta sedekah tidak hanya terbatas pada memberikan sejumlah harta kepada orang lain, akan tetapi mencakup seluruh bentuk amal kebajikan.

Dari jabir r.a berkata, Rasulullaah SAW bersabda, yang artinya :

"Setiap kebaikan adalah ibadah"

Seorang muslim dianjurkan untuk memperbanyak sedekah dan infak pada berbagai jenis jalan kebaikan serta membiasakan diri untuk memberi dan tidak pelit/kikir. Hal yang demikian akan mendatangkan banyak pahala dari Allaah SWT.

Allaah berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 245, yang artinya :

" Barangsiapa meminjami Allaah dengan pinjaman yang baik (menginfakan hartanya dijalan Allaah), maka Allaah akan melipat gandakan ganti kepadanya dengan banyak."

Allaah juga berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 261 yang artinya :

" Perumpamaan orang-orang yang menginfakan hartanya dijalan Allaah seperti sebutir biji yang menumbuhkan 7 tangkai, pada setiap tangkaiada seratus biji. Allaah melipat gandakan bagi siapa yang dikehendaki. Dan Allaah Maha Luas, Maha Mengetahui."

Rasulullaah SAW yang artinya :

" Pada setiap pagi hari selalu ada 2 malaikat yang turun. Salah satu dari mereka berdoa, ya Allaah berikanlah pahala kepada orang yang berinfak, sedangkan yang lain berdoa, ya Allaah, berikanlah kebinasaan kepada orang yang menahan hartanya." (Muttafaq Alaih)

Sedekah dan infak dianjurkan pada setiap waktu. Namun pada keadaan - keadaan tertentu kita dianjurkan untuk lebih memperbanyak lagi, antara lain :

1. Diwaktu-waktu yang utama, seperti bulan Ramadhan

2. Ditempat-tempat yang utama, seperti mekkah dan madinah

3. Di waktu - waktu yang sangat dibutuhkan seperti pada saat ada bencana kelaparan dan lain - lain. Seperti firman Allaah dalam QS. Al-Balad ayat 14 yang artinya :

" Atau memberi pada hari kelaparan."

4. Kepada kerabat yang membutuhkan sebelum kepada orang lain.

Rasulullaah bersabda, yang artinya :

" Sedekah kepada orang yang miskin mendapat pahala sedekah saja, sedangkan sedekah kepada orang yang mempunyai kekerabatan mendapat dua pahal, yaitu pahala sedekah dan silaturahmi."(HR. Tirmidzi)

Adab-adab bersedekah :

1. Ikhlas karena Allaah

Karena Allaah tidak menerima amalan dari seseorang kecuali yang ikhlas karena-Nya.

2. Tidak menyebut-nyebut pemberiannya dan menyakiti orang yang menerimanya.

Seperti firman Allaah dalam QS. Al-Baqarah ayat 264 yang artinya :

" Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia."

3. Bersedekah dengan sembunyi - sembunyi, karena yang demikian itu menjauhkan pelakunya dari sifat riya', kecuali jika menampakannya ada mashlahat seperti agar dicontoh / memotivasi orang lain.

Seperti firman Allaah dalam QS. Al-Baqarah ayat 271 yang artinya :

" Jika kamu menampakkan sedekah-sedekahmu, maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang Fakir, maka iti lebih baik."

4. Dianjurkan untuk bersedekah dengan harta yang terbaik dan yang dicintai.

Allaah berfirman dalam QS. Ali-Imran ayat 92 yang artinya :

" Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai."

Semoga bermanfaat

Baca juga : Kajian terbaru Kami

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك...

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an...

Lailatul Qodar

Pengertian Lailatul qodar adalah malam kemuliaan yang hanya terdapat pada bulan ramadhan. Keutamaan Lailatul qodar , Allaah telah menerangkan dalam QS. Al-Qadr ayat 1-5 yang artinya : "Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam Qadr. Dan tahukah kamu apa malam kemuliaan itu?. Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar." Waktu / malam Lailatul Qadr berada diantara sepuluh malam terakhir pada bulan ramadhan, dan lebih khusua lagi pada malam-malam yang ganjil. Rasulullaah bersabda, yang artinya : " Carilah Lailatul Qadr pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan." ( HR. Bukhari dan Muslim) Oleh sebab itu pada malam-malam itu kita di anjurkan untuk memperbanyak amal soleh. Tanda-tanda Lailatul Qadr : 1. Pada malam lailatul qadr terasa sejuk, tidak panas, dan tidak dingin. Riwayat dari Jabir bi...