Skip to main content

Sholat Id

Shalat id ada dua :

1. Shalat idul fitri

2. Shalat idul adha

Hukum shalat id adalah fardhu kifayah, yaitu jika telah dilakukan oleh sebagian maka gugurlah dosa dari sebagian yang lain, dan jika semuanya meninggalkannya maka mereka berdosa, karena shalatnid adalah termasuk syiar islam yang tampak.

Allaah berfirman dalam QS. Al-Ma'un ayat 3 yang artinya :

" Maka laksanakan shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allaah."

Dalam shalat id nabi juga memerintahkan kaum wanita keluar menghadiri dan menyaksikan shalat.

Dari ummu Athiyyah r.a berkata :

" Kami diperintahkan mengajak keluar gadis-gadis dan wanita-wanita haid pada kedua hari raya untuk menyaksikan kebaikan dan doa kaum muslimin, sementara wanita-wanita haid menjauh dari tempat shalat."( Muttafaq Alaih )

Batasan yang boleh dan yang dilarang dalam suasana kegembiraan berhari raya, adalah dalam islam hari raya itu mengumpulkan antara ibadah dan kegembiran, memakan makanan yang baik dan halal. Bukan sekedar ibadah dan sekedar kebiasaan, akan tetapi mengumpulkan dua kebaikan yaitu kebaikan dunia dan akhirat.

Oleh karena itu dalam berhari raya seseorang tidak boleh melampaui batas. Tidak boleh dalam kegembiraan itu mengandung sesuatu yang mungkar seperti ikhtilath (bercampur antara lelaki dan wanita yang bukan mahramnya), mendengarkan musik, meninggalkan kewajiban shalat dan lainnya.

Waktu pelaksanaan shalat id seperti waktu shalat dhuha yaitu setelah terbitnya matahari seukuran tinggi tombak (kurang lebih 15 menit setelah matahri terbit) sampai menjelang shalat dzuhur.

Shalat idul adha disunnahkan untuk dilaksanakan pada awal waktunya supaya manusia dapat segera menyembelih hewan-hewan kurban mereka. Adapun shalat idul fitri disunnahkan untuk di akhirkan supaya dapat memberikan kesempatan mereka untuk mengeluarkan zakat fithri.

Tata cara shalat id

Baik shalat idul fithri maupun idul adha tidak di syariatkan azan dan iqamah. Shalat ini terdiri dari dua raka at yang dilaksanakan sebelum khutbah.

Pasa rakaat pertama disunnahkan bertakbir 7 kali setelah takbiratul ihram dan doa istiftaf. Sedang pada raka at kedua bertakbir sebanyak 5 kali. Pada raka at pertama disunnahkan membaca surat Al-A'la setelah membaca Al-Fatihah, sedang pada raka at kedua mbaca suray Al-Ghasyiyah.

Tempat shalat id

Shalat id sunnahnya dilakukan di lapangan.

Dari Abu Said Al-Khudri r.a berkata, yang artinya :

" Rasulullaah SAW keluar pada idul fithri dan adha ke mushala(tempat lapang). " (Muttafaq Alaih)

Semoga bermanfaat

Baca juga : Kajian Terbaru disini

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.