Showing posts with label Asyura. Show all posts
Showing posts with label Asyura. Show all posts

Thursday, August 4, 2022

Hadits Maudhu' Tentang Menkhususkan Hari Asyura

Hadits Maudhu' (Palsu)⠀

Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan:

“Jika Allah dan Rasul-Nya menetapkan suatu amalan dengan maksud umum dan mutlak, maka itu tidak menunjukkan mesti dikhususkan dengan cara dan aturan tertentu.”⠀

(Majmu’ Al Fatawa, 20: 196).⠀

Ketika Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajak untuk menyantuni anak yatim secara mutlak, maka jangan dikhususkan pada moment tertentu seperti pada hari Asyura.⠀

Hadits yang membicarakan masalah ini adalah HADITS YANG MAUDHU',⠀

Sehingga mengkhususkan menyantuni dan mengasihi anak yatim pada hari Asyura dengan dalil ini tidaklah tepat.

Jika Ikhwan dan Akhwat telah berniat untuk menyantuni Anak yatim pada hari Asyura, maka santunilah, karna tidaklah terlarang menyantuni anak yatim pada hari asyuro.

Yang terlarang ialah mengkhususkan hari asyuro untuk menyantuni anak karna berharap akan keutamaan tertentu,

Bahagiakanlah anak yatim setiap saat, tidak perlu mengkhususkan waktu tertentu. Senangkan dan hilangkan kesusahan mereka agar mendapat keutamaan dekat dengan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam di surga kelak.

Dari Sahl bin Sa’ad radhiallahu ‘anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini”, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya, 

(HR. al-Bukhari no. 4998 dan 5659)

Allahu'alam


Tuesday, August 2, 2022

Hari Asyura Kemenangan Musa dan Ditenggelamkan Firaun


Kemenangan Musa dan Ditenggelamkan Firaun

عن ابن عباس رضي الله عنه قال ،

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَدِمَ الْمَدِينَةَ فَوَجَدَ الْيَهُودَ صِيَامًا يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَا هَذَا الْيَوْمُ الَّذِى تَصُومُونَهُ ». فَقَالُوا هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ أَنْجَى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى وَقَوْمَهُ وَغَرَّقَ فِرْعَوْنَ وَقَوْمَهُ فَصَامَهُ مُوسَى شُكْرًا فَنَحْنُ نَصُومُهُ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « فَنَحْنُ أَحَقُّ وَأَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ ». فَصَامَهُ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma, beliau berkata,“Ketika tiba di Madinah, Rasulullah shalallahu ’alaihi wa sallam mendapati orang-orang Yahudi melakukan puasa ’Asyura. Kemudian Rasulullah shalallahu ’alaihi wa sallam bertanya, ”Hari yang kalian bepuasa ini adalah hari apa?” Orang-orang Yahudi tersebut menjawab, ”Ini adalah hari yang sangat mulia. Ini adalah hari di mana Allah menyelamatkan Musa dan kaumnya. Ketika itu pula Fir’aun dan kaumnya ditenggelamkan. Musa berpuasa pada hari ini dalam rangka bersyukur, maka kami pun mengikuti beliau berpuasa pada hari ini”. Rasulullah shalallahu ’alaihi wa sallam lantas berkata, ”Kita seharusnya lebih berhak dan lebih utama mengikuti Musa daripada kalian.” Lalu setelah itu Rasulullah shalallahu ’alaihi wa sallam memerintahkan kaum muslimin untuk berpuasa.” (HR. Muslim no. 1130)

Pelajaran yang terdapat didalam hadist :

1- Di antara keutamaan hari Asyura adalah hari tersebut bani Israil pengikut Nabi Musa ‘alaihis salam diselamatkan oleh Allah dari kejahatan Fir’aun. Saat itu Fir’aun yang dikenal keji ditenggelamkan.

2- Adapun Nabi Musa ‘alaihis salam dan pengikutnya yang setia diberi keselamatan oleh Allah.

3- Apakah berarti puasa Asyura meniru-niru Yahudi?. Nabi shalallahu ’alaihi wa sallam biasa melakukan puasa ’Asyura di Makkah sebagaimana dilakukan pula oleh orang-orang Quraisy. Kemudian Nabi shalallahu ’alaihi wa sallam tiba di Madinah dan menemukan orang Yahudi melakukan puasa ‘Asyura, lalu beliau shalallahu ’alaihi wa sallam pun ikut melakukannya. Namun beliau melakukan puasa ini berdasarkan wahyu, berita mutawatir, atau dari ijtihad beliau, dan bukan semata-mata berita salah seorang dari mereka (orang Yahudi). Wallahu a’lam.” (Syarh Shahih Muslim, 8: 12).

Tema hadist yang berkaitan dengan Al quran : 

- Kisah tenggelamnya Fir’aun dan pengikutnya disebutkan dalam ayat,

وَإِذْ فَرَقْنَا بِكُمُ الْبَحْرَ فَأَنْجَيْنَاكُمْ وَأَغْرَقْنَا آَلَ فِرْعَوْنَ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ

“Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan” (QS. Al Baqarah: 50).

Sunday, January 2, 2022

Surah asy-Syura : 30

TADDABBUR AYAT AL-QURAN

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ 

"Dan apa sahaja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebahagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)"

📚 Surah asy-Syura : 30

Berkata Imam Ibnu Katsir rahimahullah tentang tafsir ayat ini: “Musibah-musibah apa sahaja yang menimpa kamu wahai anak Adam, itu hanyalah kerana keburukan-keburukan yang telah kamu lakukan. 'Dan Allah memaafkan sebahagian besar’, dari kesalahan-kesalahan, sehingga Dia tidak membalas kesalahan-kesalahan kamu, bahkan Dia memaafkannya”.

Setiap peristiwa yang berlaku *pasti ada hikmahnya. Allah swt adalah al-Hakim, Yang Maha Bijaksana. Segala perbuatanNya pasti mengandungi hikmah, baik kita ketahui secara jelas atau samar-samar atau langsung tidak ketahui. Seperti halnya dalam masalah musibah yang diturunkan ada manusia, Allah swt dan NabiNya memberitakan di antara himah-hikmah perbuatanNya itu ialah:

1. Sebagai balasan kesalahan (kemaksiatan) manusia. Rasulullah saw bersabda:

اَلْمَصَائِبُ وَالْأَمْرَاضُ وَالْأَحْزَانُ فِي الدُّنْيَا جَزَاءٌ 

"Musibah, penyakit-penyakit, kesusahan-kesusahan di dunia merupakan balasan" (HR Abu Nuaim. Sahih) 

#Dalam hadis yang lain banginda saw bersabda: 

لاَ يُصِيْبُ رَجُلاً خَدْشُ عُوْدٍ وَلاَ عَثْرَةُ قَدَمٍ وَلاَ اِخْتِلاَجُ عِرْقٍ إِلاَّ بِذَنْبٍ وَمَا يَعْفُو اللهُ أَكْثَرُ

"Tidaklah sepotong kayu melukai seseorang, tergelincirnya telapak kaki, dan terseliuhnya urat, kecuali dengan sebab dosa. Dan apa yang Allah maafkan lebih banyak" (HR Ibnu Jarir) 

2. Sebagai siksa terhadap sebahagian manusia dan keutamaan/rahmat bagi sebahagian yang lain.

Daripada Sayidina ‘Aisyah r.ha, berkata: “Aku bertanya kepada Rasulullah saw tentang wabah tha’un (suatu jenis penyakit menular yang mematikan). Baginda memberitahukan kepadaku, bahawa itu merupakan seksaan yang Allah kirimkan kepada orang-orang yang Dia kehendaki. Dan Allah menjadikannya sebagai rahmat bagi orang-orang yang beriman. Tidak ada seorangpun yang tertimpa penyakit tha’un, lalu ia tinggal di kotanya dengan sabar, mengharapkan pahala Allah serta ia mengetahui bahwa ia tidak tertimpa sesuatu kecuali apa yang telah Allah tulis (takdirkan) baginya, kecuali orang itu akan mendapatkan seumpama pahala syahid” (HR al-Bukhari)

3. Sebagai penebus/penghapus dosa

Daripada Sayidina Abu Sa’id al-Khudri r.a dan Sayidina Abu Hurairah r.a, Nabi saw bersabda: “Tidaklah seorang muslim ditimpa sesuatu seperti kelelahan, penyakit (yang tetap), kekhuwatiran (terhadap sesuatu yang kemungkinan akan menyakitinya), kesedihan, gangguan, dan dukacita kerana suatu kejadian, hinggakan duri yang menusuknya, kecuali Allah akan menggugurkan dosa-dosanya dengan sebab itu” (HR al-Bukhari dan Muslim)

Setiap kejadian, peristiwa, nikmat dan juga kecelakaan yang menimpa manusia pasti ada hikmah disebaliknya. Maka terimalah ketentuan Allah dengan sabar dan redha disamping berdoa, berikhtiar dan bertawakkal kepadaNya. Moga ada kebaikan kepada kita daripada musibah yang diturunkan itu. Aamiiin 

Hikmah Berqurban